`Juara deui` bukan sekedar kata-kata bagi Persib Bandung

Penonton menyaksikan Persib Bandung yang tengah melakukan seleberasi seusai pertandingan BRI Aliansi 1 melawan Barito Putera di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/5/2025). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/agr

`Juara deui` bukan sekedar kata-kata bagi Persib Bandung

Sepakbola   
Editor: Calista Aziza   
Minggu, 11 Mei 2025 – 08:16 WIB

Liputanindo.id – Setelah memastikan menjadi Juara berturut-turut di Aliansi 1 Indonesia pada Senin Lewat, para pemain Persib Bandung yang mengikuti nonton bareng pertandingan Persik Kediri melawan Persebaya di Graha Persib, Bandung, merayakannya dengan mengenakan kaus putih dengan tulisan “JU4RA DEUI!”.

Deui dalam bahasa Sunda berarti Kembali. Maka, slogan itu berarti Persib menjadi Juara Kembali setelah musim Lewat. Arti Bilangan “4” di dalam tulisan itu menandakan Persib sudah empat kali mengangkat piala di era Aliansi Indonesia: 1994/1995, 2014, 2023/2024, dan 2024/2025.

“Juara deui” bukan hanya sekedar slogan, bukan hanya sebuah kata-kata Normal. Lebih luas, itu merupakan sebuah Bentuk penegasan dari sang Pangeran Biru selama dua musim beruntun, bahwa mereka Mempunyai semuanya Demi menjadi Juara.

Itu terwujud Begitu mereka menjamu Barito Putera di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat, dalam pekan ke-32 Aliansi 1 Indonesia. Bermain di hadapan puluhan ribu Bobotoh, Persib tampil trengginas sejak menit awal Terdapat pertandingan itu.

Mereka sangat Bagus dalam memainkan bola dari kaki ke kaki pada babak pertama. Kesempatan demi Kesempatan berbahaya diciptakan. Tetapi, gol yang ditunggu-tunggu itu Gagal juga lahir.

Malah, petaka menghantam Persib pada menit-menit akhir paruh pertama ketika Jaime Moreno membobol gawang Kevin Mendoza melalui skema sederhana. Di babak kedua, Persib mendapatkan cobaan. Edo Febriansyah diusir keluar lapangan karena mendapatkan kartu kuning kedua. Persib bermain dengan 10 pemain mulai menit ke-84.

Tetapi, bukan sang Juara namanya Kalau menyerah begitu saja. Dan inilah yang ditunjukkan Persib selama musim ini. Gustavo Franca maju, membantu serangan. Ia melakukan crossing tajam, dan musibah menghampiri pemain bertahan Barito, setelah Yuswanto Aditya yang berniat mengamankan bola, Bahkan Membangun bola masuk ke gawangnya sendiri.

Cek Artikel:  Ingin Dipulangkan Betis, Segini Harga yang Diminta Real Madrid Kepada Ceballos

Kemenangan di depan mata Demi Barito buyar. Pemain Barito tertunduk, menyesali kenapa gol itu Pandai terjadi, yang melenyapkan tiga poin Krusial bagi mereka Demi keluar dari Area degradasi. Bobotah bersorak ria. Pesta malam “back-to-back” di GBLA kembali hidup. Mereka merayakan hasil imbang ini seperti “kemenangan”, setelah serangkaian situasi yang merugikan Persib di lapangan.

Persib kerap meraih kemenangan lewat perjuangan dari situasi sulit

Ini bukan kali pertama Persib meraih kemenangan lewat perjuangan dari situasi sulit. Mereka membalikkan keadaan setelah tertinggal lebih dulu, Demi yang kesepuluh kalinya musim ini. Dari momen-momen penuh tekanan itu, Persib berhasil mengamankan 16 poin Krusial yang terdiri dari tiga kemenangan dan tujuh laga imbang, yang menempatkan mereka kokoh di puncak klasemen. Itu adalah 25 persen perolehan poin Persib musim ini dari total 65 poin.

Inilah yang disebut mental Juara, sebuah Watak yang hanya dimiliki oleh mereka yang punya semangat pantang menyerah setelah ditempa oleh banyak kekalahan dan penderitaan dalam hidupnya.

“Sebelum musim mulai, ‘Guys Pandai back to back atau Bukan? Kami bilang Pandai’. Dan sejak Begitu itu kita Sekalian percaya. Setiap hari kami bekerja Demi ini. Saya sangat percaya ketika Anda Mempunyai sesuatu dalam pikiran Anda, dan Anda bekerja Demi hal itu, dan Anda Benar-Benar Serius hal itu Pandai terjadi. Akhirnya, di sinilah kita, back-to-back (Juara),” kata kapten Persib Marc Klok, yang berusia 32 tahun pada April Lewat.

Di musim ini, Persib menggunakan mayoritas pemainnya Begitu menjadi Juara musim Lewat. Mereka juga menggunakan 10 pemain di atas 30 tahun, termasuk dua pemain tertua mereka Yakni Achmad Jufriyanto (38 tahun) dan Victor Igbonefo (39 tahun).

Bukan Demi kedalaman skuad, tapi Demi menjaga Watak Juara di dalam tim. Jufriyanto dan Igbonefo, sebelum menambah koleksi juaranya pada musim ini, Kalau digabungkan keduanya pernah memenangkan enam trofi, Jufriyanto dua kali dan Igbonefo empat kali. Jufriyanto bahkan menjadi satu-satunya skuad Juara Persib pada 2014 yang tersisa.

Fungsi kehadiran Jufriyanto dan Igbonefo bukan di dalam lapangan, melainkan di luar lapangan Demi menjaga chemistry di ruang ganti. Selain menularkan Watak Juara, pengalaman keduanya juga sangat berarti bagi para pemain muda di tim.

Cek Artikel:  Cetak Gol Pertama, Momen Yang Ditunggu-tunggu Tito Okello

Kedalaman skuad

Yang membedakan Persib musim ini dan musim Lewat adalah ketidaktergantungan pada satu atau dua pemain saja. Begitu menjadi Juara musim Lewat, tim kebanggaan Penduduk Bandung itu sangat bergantung pada dua pemain asing asal Brasil, Ciro Alves (16 gol dan 15 assists) dan David da Silva (30 gol dan sembilan assists). Keduanya mencetak 46 gol atau setara 61 persen gol (dari 75 gol) Persib ketika menjadi Juara musim Lewat.

Terdapat sebanyak 13 pemain yang Pandai mencetak gol musim Lewat, Tetapi hanya Marc Klok (lima gol) yang Pandai mencetak lima gol atau lebih, daripada Ciro dan David. Di musim ini, Tiba pekan ke-32, jumlah pencetak gol Persib menyusut menjadi 12. Tetapi, soal urusan kolektivitas, mereka lebih merata.

Tyronne del Pino menjadi top skor dengan 16 gol, ditambah dengan tujuh assists. Di Rendah Tyronne, Terdapat empat pemain yang sanggup mencetak lima atau lebih. Di antaranya adalah Gustavo Franca (lima gol), Beckham Putra (enam gol), Ciro (enam gol), dan David (tujuh gol).

David mengalami penurunan jumlah gol, Tetapi ini dikarenakan dirinya yang berkutat cedera. Demi Ciro, golnya musim ini memang menurun, Tetapi catatan assists-nya Lagi tinggi, Yakni 13 assists.

Kedalaman skuad Persib musim ini juga terbilang bagus, kendati mereka menjadi tim dengan rata-rata skuad paling Uzur dari 18 kontestan Aliansi 1. Di musim ini, Persib juga nyaris tak pernah bermain dengan skuad terbaiknya karena deretan cedera dan Hukuman akumulasi kartu.

Febri Hariyadi, Dimas Drajad, Dedi Kusnandar, Rezaldi Hehanusa, Rachmat Irianto, dan David da Silva adalah daftar panjang pemain yang naik ke meja operasi. Empat nama terakhir dalam daftar itu adalah skuad Juara mereka musim Lewat.

Cobaan itu Pandai dilewati Persib dengan Bagus berkat kontribusi penampil dari bangku cadangan. Setiap kali diberi kesempatan, para pemain pelapis ini selalu Pandai diandalkan dan Pandai menjawab kepercayaan Bojan.

Cek Artikel:  Marcelo Enggan Komentasi Wasit, Persik Kediri Pusat perhatian Jamu PS Barito Putera

Bojak Hodak

Unsur yang tak boleh dilupakan dalam kesuksesan Persib adalah kehadiran Instruktur Bojak Hodak. Hodak tak butuh waktu lelet Demi menyulap Persib menjadi tim Juara sepeninggal Luis Milla.

Datang Begitu Persib terpuruk di posisi 16 klasemen, Instruktur asal Kroasia itu Membangun perubahan Segera, tanpa kenal waktu. Ia menerapkan pendekatan yang lebih sederhana yang mudah dipahami para pemain, dibanding tiki-taka yang dibawa Milla dari Negeri Matador.

Persib bermain simple: transisi permainan Segera dalam irama “direct football”. Gaya bermain ini berfokus pada umpan-umpan panjang yang langsung mengarah ke depan tanpa mengedepankan umpan-umpan pendek dan banyak sentuhan. Tujuan Penting gaya permainan ini adalah menciptakan gol secara Segera.

Dengan pendekatan ini, Bojan nyaman Persib tak bermain indah, dan cenderung membosankan, Tetapi satu hal yang Pandai ia jamin adalah bermain efektif Demi mendapatkan kemenangan. Statistik penguasaan bola mereka (49,5 persen) boleh kalah dari Dewa United (59 persen) yang menghuni posisi kedua, tapi dalam urusan efektivitas, Persib unggul jauh.

Maung Bandung Pandai mencetak 55 gol hanya dari 294,4 umpan sukses per laga. Sebagai Komparasi, Dewa yang mencetak 60 gol dari 421,5 umpan sukses per laga. Bilangan ini menunjukkan bahwa serangan Persib sangat tajam meski tanpa banyak menyentuh bola.

Tak hanya dari efektivitas gol, gaya permainan ini juga mendukung Persib dalam hal bertahan karena mereka menjadi tim terbaik dengan 29 kebobolan gol musim ini atau 0,9 gol per pertandingannya. Dewa sebagai tim yang bermain lebih indah, kebobolan 32 gol sejauh musim ini, dengan rata-rata satu gol setiap pertandingannya.

Lebih dari sekedar taktik, Bojak membawa sesuatu yang lebih berharga: mental Juara. Pengalaman mengangkat trofi mayor di dua negara berbeda, Kamboja dan Malaysia, Membangun Instruktur 54 tahun itu Mengerti betul Metode mengembalikan Persib ke Mimbar tertinggi di Indonesia.

Kini, setelah membawa Persib kembali berjaya di tanah sendiri, tugas besar Bojan berikutnya telah menanti: membawa Maung Bandung mengaum lebih nyaring Kembali di pentas Asia.

Sumber : Antara

Mungkin Anda Menyukai