Pentingnya Sensus Pertanian

Pentingnya Sensus Pertanian
Lili Retnosari(Dok pribadi)

DALAM pencanangan Penyelenggaraan sensus pertanian 2023 pada 15 Mei 2023, Presiden Jokowi menekankan pentingnya data Demi akurasi kebijakan, termasuk data pertanian. Hal ini dikarenakan para pengambil kebijakan sering ‘kedodoran’ terkait akurasi dan ketepatan data. 

Selain itu, Presiden juga menyinggung masalah krisis pangan yang sedang melanda dunia Ketika ini. Terdapat Sekeliling 345 juta orang di dunia terancam kekurangan pangan dan kelaparan akibat perubahan iklim, perang, dan lainnya. Isu krisis pangan di tengah ketidakpastian Dunia ini, tentu tak dapat dianggap sebagai masalah ringan. Dari sinilah, perlu diingat dan disadari kembali betapa pentingnya sektor pertanian dan segala kebijakan di dalamnya.

Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Banyak potensi pertanian yang Pandai dikembangkan. Dari tanaman pangan padi misalnya, tingkat produktivitas padi pada 2022 mencapai 52,38 kuintal/hektare, dan Lanjut mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal inilah yang Membangun Indonesia meraih swasembada beras sejak 2019. 

Apabila ketersediaan beras, makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi penduduk Indonesia, ketersediaannya Pandai terjamin di dalam negeri, ancaman krisis pangan Pandai diantisipasi, dan harga di tingkat konsumen juga dapat terkendali.

Sementara itu, kondisi Indonesia yang beriklim tropis juga tak kalah menguntungkan Demi mengembangkan tanaman hortikultura. Berbagai jenis sayuran, buah, dan lainnya sebagai penopang pangan Pandai dihasilkan oleh Indonesia. Selain itu, dari komoditas peternakan, Indonesia sendiri sudah Pandai menghasilkan daging ayam ras dan telur yang dapat dikonsumsi seluruh penduduk.

Ditambah Tengah, hasil dari usaha perikanan tangkap dan budi daya juga menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, bahkan mencapai Dekat dua kali lipat Yakni dari 11,7 juta ton pada 2010 menjadi 21,8 juta ton di 2020. Dengan potensi ini, tentu diharapkan Bukan akan Eksis kelaparan ataupun krisis pangan terjadi di Indonesia.

Cek Artikel:  Pasang-Surut Pendidikan Perempuan di Arab Saudi

Surplus

Hingga kini, sektor pertanian memang Lagi menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi Indonesia. Sektor ini menyumbang lebih dari 10% pada perekonomian nasional. Pada triwulan I 2023, sektor ini berkontribusi sebesar 11,77% terhadap PDB nasional. Bahkan, pada masa pandemi covid-19, sektor pertanian Lagi Pandai bertahan dan tumbuh positif di Ketika sebagian besar sektor lainnya mengalami kontraksi pertumbuhan.

Tak hanya itu, pada Ketika pandemi, ekspor produk pertanian dan olahannya pun Pandai menjadi penyumbang Esensial surplus neraca perdagangan barang Indonesia. Selama pandemi, sektor pertanian juga dapat dikatakan sebagai tumpuan bagi low skilled labours dan menjadi bantalan ketenagakerjaan. Pasalnya, pada Februari 2022, sektor pertanian Pandai menyerap tenaga kerja sebanyak 29,96%. Nomor ini merupakan yang tertinggi dibanding sektor lainnya.

Tiba Ketika ini, pertanian juga Lagi menjadi sektor yang Pandai menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan data BPS, pada Februari 2023 dari total 138,63 juta penduduk bekerja, terdapat 29,36% atau Sekeliling 40 juta orang lebih di antaranya bekerja di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian Lagi menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Tetapi, terlepas dari peran strategis sektor pertanian, Apabila kita telisik lebih lanjut, pada 2022 Lagi terdapat sebanyak 49,89% rumah tangga miskin yang sumber Pendapatan utamanya berasal dari sektor pertanian. Ini berarti bahwa pada sektor pertanian, Lagi terdapat banyak rumah tangga miskin.

Cek Artikel:  Di Balik Ketidakcocokan Kinerja Ekspor-Impor

Selanjutnya, data lain menunjukkan bahwa upah riil buruh tani sejak Desember 2021-Desember 2022 cenderung mengalami penurunan sebesar 0,73%. Artinya, daya beli dari pendapatan/ upah yang diterima para buruh tani dalam periode tersebut mengalami penurunan. Selain itu, Apabila kita Memperhatikan data nilai Ganti petani (NTP) yang merupakan salah satu tolok ukur kesejahteraan petani, juga mengindikasikan bahwa pendapatan yang diterima petani hanya sedikit lebih tinggi dibanding pengeluarannya. 

Berbagai permasalahan dalam pertanian Indonesia memang dapat dikatakan Lagi cukup pelik. Tak sedikit keluhan Lagi kerap disampaikan di beberapa platform media, terutama oleh pihak yang berkecimpung langsung di sektor pertanian. Mulai dari ketidaktersediaan pupuk, Lagi kurangnya teknologi pertanian, masalah lahan, irigasi, hingga keluhan kesejahteraan petani juga Lagi sering terdengar. Di sinilah data pertanian yang lengkap dan Presisi sangat dibutuhkan. Bukan hanya pertanian padi, Tetapi seluruh subsektor pertanian.

Tahun ini, BPS mengemban tugas Demi menghasilkan data pertanian yang Presisi, lengkap, dan menyeluruh tersebut melalui Sensus Pertanian 2023 (ST2023). Sensus yang akan dimulai pada 1 Juni-31 Juli 2023 ini bertujuan Demi menyediakan data struktur pertanian, terutama Demi unit-unit administrasi terkecil, menyediakan data yang dapat digunakan sebagai tolok ukur statistik pertanian Ketika ini, serta menyediakan kerangka sampel Demi survei pertanian lanjutan.

 

ST2023 akan dilaksanakan di seluruh Area Indonesia dan mencakup tujuh subsektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, hortukultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian. Sementara itu, unit usaha pertanian yang akan didata mencakup usaha pertanian perorangan (UTP), usaha perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB), dan usaha pertanian lainnya (UTL). Selain memotret kegiatan pengelolaan usaha pertanian dan produksinya, ST2023 juga memotret kondisi sosial ekonomi petani yang Pandai menggambarkan tingkat kesejahteraan petani. 

Cek Artikel:  Firli Bahuri dan Segudang Permasalahan di KPK

Berbagai data yang dihasilkan dari ST2023 seperti data pokok pertanian nasional, data petani gurem (petani yang Mempunyai atau menyewa lahan pertanian kurang dari 0,5 ha), indikator SDGs pertanian, data terkait small scale producer, serta geospasial statistik pertanian, diharapkan nantinya akan mempermudah pemerintah dalam Membangun kebijakan yang Pandai menjawab isu strategis sektor pertanian serta Pandai meningkatkan kesejahteraan. 

Perlunya kolaborasi

ST2023 merupakan kegiatan besar yang terdiri dari rangkaian tahapan kegiatan yang diawali dengan perencanaan, persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, penyajian dan analisis data. Rangkaian kegiatan ST2023 telah dimulai sejak 2021 dan direncanakan seluruh kegiatan akan berakhir pada 2024. Demi menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan ini tentunya sangat diperlukan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pihak. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya ST2023 dan mau turut berpartisipasi Demi didata tentu sangat diharapkan. 

Keberhasilan ST2023 sangat Krusial Demi pembangunan pertanian nasional, termasuk Demi menjawab tantangan transformasi sistem pertanian dan pangan nasional, serta menghadapi ketidakpastian Dunia. Partisipasi aktif seluruh kalangan akan menentukan suksesnya sensus pertanian.

Mungkin Anda Menyukai