Sama-Sama Berburu Romeo Lavia

Sama-Sama Berburu Romeo Lavia
Suryopratomo, Pemerhati Sepak Bola(MI/Ebet)

WAKTU berlibur usai sudah. Musim kompetisi pun pekan ini mulai bergulir Kembali. Kagak tanggung-tanggung, pembukaan Aliansi Istimewa langsung mempertemukan dua raksasa sepak bola Inggris, Chelsea melawan Liverpool, di Stamford Bridge, besok malam

Di detik-detik terakhir menjelang dimulainya kembali persaingan menuju tangga Pemenang, perebutan pemain Lagi Lalu terjadi. Yang menarik, perebutan pemain terjadi menjelang pertemuan Chelsea dan Liverpool. Kedua klub berusaha mendapatkan gelandang muda asal Belgia, Romeo Lavia.

Gelandang berusia 19 tahun itu memang Mempunyai Bakat yang menonjol. Liverpool yang sudah mendapatkan dua gelandang baru, Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai, berharap mendapatkan pemain baru ketiga. Salah satu yang diincar Instruktur Juergen Klopp ialah Lavia.

Klopp bersedia membayar 46 juta pound sterling Demi pemain masa depan timnya. Tetapi, Southampton Kagak mau melepas Lavia kalau Kagak mendapat imbalan 50 juta pound sterling. Di tengah tawar-menawar yang sedang terjadi, Chelsea mengajukan tawaran yang lebih berani, 48 juta pound sterling Demi Lavia.

Chelsea yang sedang membangun sebuah tim baru di Rendah kepemimpinan Mauricio Pochettino membutuhkan gelandang pendamping bagi pemain muda terbaik dunia, Enzo Fernandez. Moises Caicedo, pemain Brighton & Hove Albion, adalah salah satu yang diincar. Tetapi, tawaran 80 juta pound sterling yang disampaikan the Blues ditolak oleh Brighton yang mematok harga minimal 100 juta pound sterling Demi gelandang asal Ekuador tersebut.

Lavia menjadi pilihan kedua bagi Pochettino yang diharapkan Dapat Membangun lapangan tengah Chelsea menjadi lebih solid. Setelah ditinggal N’Golo Kante, Mateo Kovacic, dan Jorginho, praktis tinggal dua gelandang lelet yang tersisa di Chelsea, yakni Fernandez dan Conor Gallagher.

Cek Artikel:  Idul Fitri Buat Menanamkan Pendidikan Watak Anak Didik

Meski membutuhkan pemain yang Dapat Membangun semakin solid tim asuhannya, Klopp Kagak mau terjebak ke dalam perburuan pemain yang menghabiskan energinya. “Sekalian sudah Jernih sekarang. Sekalian itu akhirnya akan terjadi. Pemain baru Niscaya akan datang dan kami harus Mempunyai tim yang Bagus,” tegas Instruktur asal Jerman itu.

Pertandingan besok malam merupakan ujian sesungguhnya dari persiapan yang sudah ia lakukan. Itu termasuk melakukan tur ke Singapura Demi pertandingan uji coba melawan Leicester City dan Bayern Muenchen.

Klopp Menonton persoalan yang Lagi harus dibenahi Malah terletak di barisan belakang. Demi dikalahkan Bayern Muenchen 3-4 awal Agustus Lewat, ia Menonton duet center-back Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate Lagi salah pengertian dalam mengantisipasi umpan terobosan yang masuk di antara mereka berdua.

Padahal, barisan belakang the Reds nyaris Kagak berubah dalam beberapa musim terakhir ini. Trent Alexander-Arnold bermain sebagai bek kanan, sementara Andrew Robertson bermain di bek kiri.

Di lapangan tengah, perginya kapten kesebelasan Jordan Henderson dan Fabinho ke Aliansi Arab Saudi Dapat ditutup gelandang asal Argentina, Mac Allister, yang lebih taktis dalam bermain. Pemain muda Curtis Jones Bisa menjadi pemain jangkar menggantikan Fabinho.

Barisan depan Liverpool bahkan lebih tajam dengan kembalinya Luis Diaz sebagai penyerang sayap kiri. The Reds kembali Mempunyai dua pemain sayap yang tajam dengan Mohammed Salah yang bermain dari sayap kanan.

Satu persoalan yang belum Dapat diselesaikan Klopp ialah ujung tombak. Darwin Nunez yang diharapkan menjadi mesin gol belum setajam seperti ketika bermain Demi Benfica. Penyerang asal Belanda Cody Gakpo yang menjadi alternatif belum juga tampil Konsisten.

Cek Artikel:  Mega Ekonomi Hijau di Transisi Daya

Pekerjaan rumah yang harus dilakukan Klopp ialah bagaimana Membangun tim asuhannya Dapat lebih memacu kualitas permainan serta tampil dengan satu hati. Demi ini Kagak Eksis Dalih lain karena the show must go on.

Pertandingan pembuka menjadi penentu bagi Liverpool Demi Dapat segera Terbangun dan kembali ke jalur Aliansi Champions atau Kagak. Musim Lewat merupakan malapetaka bagi Klopp karena Demi pertama kalinya sejak 2016 gagal membawa the Reds menembus jajaran elite Eropa. “Kagak mudah Berjumpa Chelsea karena mereka Mempunyai banyak pemain kelas dunia. Tetapi, kami sudah mempersiapkan diri dengan Bagus di musim ini dan saya sudah Kagak sabar Demi turun ke lapangan,” ujar gelandang muda, Harvey Elliott.

 

Tugas berat

Tugas yang Kagak kalah beratnya dihadapi Pochettino. Mantan Instruktur Tottenham Hotspur dan Paris Saint Germain itu harus membangun sebuah tim Chelsea yang baru dan harus Bisa mengembalikan kebesaran the Blues.

Reece James dan Ben Chilwell ditunjuk Pochettino sebagai kapten kesebelasan. Mereka harus menjadi komandan yang Dapat menggerakkan seluruh pemain Demi selalu tampil dengan kemampuan terbaik yang dimiliki.

Ujian kepemimpinan mereka berdua Kagak tanggung-tanggung langsung harus dipraktikkan Demi menghadapi Liverpool. Kesuksesan besok malam akan menjadi modal bagi James dan Chilwell Demi mengembalikan kejayaan Chelsea.

Dengan hengkangnya Kai Havertz ke Arsenal, Chelsea kehilangan ujung tombak andalan. Pochettino sempat mengharapkan Dapat memboyong Dusan Vlahovic dari Juventus. Tetapi, upayanya gagal. Sekarang ini harapannya tinggal tertumpu kepada penyerang muda Mason Burstow.

Cek Artikel:  Bahaya Mengancam Anak di Ranah Daring

Penyerang muda Inggris berusia 20 tahun itu Membangun Pochettino terpukau dalam beberapa pertandingan uji coba, termasuk Demi melesakkan gol ke gawang Borussia Dortmund. Ia akan menjadi tumpuan Cita-cita, setidaknya Tiba pemain baru asal Red Bulls Leipzig, Christopher Nkunku, pulih dari cedera.

Nkunku selalu tampil cemerlang Demi tampil di Bundesliga. Ia juga kuat bermain sebagai penyerang sayap. Apabila Raheem Sterling Dapat Segera mengembalikan permainan terbaiknya, Chelsea akan mempunyai dua pemain sayap yang sama menakutkannya seperti duet Liverpool.

Apabila kedua tim bermain terbuka besok malam, big match pertandingan perdana Aliansi Istimewa akan berlangsung Mantap. Menarik Demi Menonton pertarungan dua gelandang asal Argentina, Fernandez dan Mac Allister, dalam mengendalikan permainan tim masing-masing. Mac Allister yang lebih kawakan akan diuji gelandang masa depan Argentina.

Liverpool yang bermain dengan pola 4-3-3 memang lebih agresif dalam menyerang. Pochettino memilih bermain dengan pola 4-2-3-1 karena menyadari kualitas gelandang yang kurang kukuh.

Sterling dan Nkunku atau Hakim Ziyech harus sedikit turun ke lini tengah membantu konsolidasi lapangan tengah agar tim Musuh Kagak leluasa mengendalikan permainan. Burstow harus bertarung sendirian di depan guna mencari celah di antara Van Dijk dan Konate.

Belajar dari pengalaman musim Lewat, Bagus Chelsea maupun Liverpool Kagak mau terseok-seok di awal musim kompetisi. Hanya Manchester City yang Bisa Demi Dapat Terbangun dari keterpurukan di awal kompetisi dan bahkan menjadi Pemenang. Kali ini pun the Citizens dijagokan Demi mencetak kesuksesan keempat di Aliansi Istimewa.

Mungkin Anda Menyukai