Ekonomi Tiongkok Turun, Indonesia Perlu Cari Negara Alternatif Ekspor

Ekonomi Tiongkok Turun, Indonesia Perlu Cari Negara Alternatif Ekspor
Kapal tunda melintas di dekat kapal yang tengah melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (17/9/2024).(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

BADAN Pusat Tetaptik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 mengalami surplus US$2,90 miliar. Surplus tersebut didukung oleh sektor nonmigas sebesar US$4,34 miliar.

Meski masih surplus secara bulanan, angka tersebut ternyata masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama atau secara year on year (yoy). Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai hal itu dipengaruhi oleh ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok yang terus mengalahkan penurunan.

“Sangat penting kita mengubah orientasi ekspor kita dari negara Tiongkok ke negara alternatif lain. Mengandalkan para duta besar sebagai marketing produk nonmigas kita. Secara produk pun harusnya juga sudah berubah bukan lagi minyak nabati, tetapi yang bernilai tambah tinggi di bidang teknologi, industri middle-high tech,” ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (17/9).

Cek Artikel:  Absah! KEK Setangga Tanah Bumbu Kalsel Usulan PT Dua Samudera Perkasa Disetujui Ketua Dewan Nasional KEK

Baca juga : Neraca Dagang Surplus 4 Mengertin Beruntun

Menurutnya, ketergantungan ekspor Indonesia ke Tiongkok masih sangat tinggi. Secara detail, ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok secara tahunan (yoy) turun -0,75%. Secara akumulasi (Januari-Agustus) bahkan turun hingga -7,52%.

“Dengan ekonomi Tiongkok yang sedang turun, Indonesia terkena imbas cukup dalam. Kemudian industri yang kena cukup dalam adalah sektor lemak dan minyak hewani/nabati. Sedangkan dari dahulu ekspor andalan Indonesia ya komoditas tersebut,” imbuhnya.

Di sektor migas, ekspor Indonesia memang terus turun. Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$1,44 miliar dengan komoditas penyumbang defisit yang pertama ialah hasil minyak dan minyak mentah. Defisit neraca perdagangan migas Agustus 2024 tidak sedalam bulan sebelumnya, tetapi masih lebih dalam jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.

Cek Artikel:  Pengumuman Tender Pekerjaan Penggantian Jaringan Pipa Distribusi Air Rapi JI. Sumatera SBU Kawasan Cakung PT Kawasan Berikat Nusantara

Secara kumulatif hingga Agustus 2024, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai US$18,85 miliar. Apabila dilihat lebih rinci secara kumulatif neraca perdagangan barang nonmigas mengalami surplus sebesar US$32,54. Sementara defisit neraca perdagangan migas mencapai US$13,69 miliar. (Z-2)

 

Mungkin Anda Menyukai