Orangtua Anak dengan Kanker Perlu Dukungan Psikologis

Orangtua Anak dengan Kanker Perlu Dukungan Psikologis
Ilustrasi–Anak-anak penderita kanker membuat boneka tangan dari kaus kaki pada peringatan Hari Kanker Anak Sedunia 2023.(MI/DOK YILI GROUP)

DOKTER spesialis kesehatan jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja dari RSUI, Fransiska M Kaligis, mengatakan mendapati diagnosis kanker pada anak sering kali berdampak pada orangtua sehingga mereka memerlukan dukungan psikologis dalam mendampingi anak.

“Peran orangtua ketika menangani anak dengan kanker perlu dukungan medis maupun psikologis. Kita sebagai orangtua juga penting sebagai dukungan emosional bagi anak,” kata Fransiska, dikutip Senin (15/7).

Fransiska mengatakan kehadiran orangtua sangat dibutuhkan anak yang sedang menjalani pengobatan kanker. 

Baca juga : Orangtua Diingatkan Niscayakan Anak tidak Alami Obesitas

Orangtua bisa menjadi penguat anak sehingga anak tidak mudah stres dan bisa berpikiran positif terhadap apa yang sedang dialaminya. 

Orangtua juga perlu hadir untuk memberikan ketenangan, informasi dan validasi emosi anak, dengan begitu anak akan menjalani pengobatan kanker dengan lebih tenang.

Tetapi, nyatanya, orangtua yang mendapat diagnosis bahwa sang anak menderita kanker ternyata dapat mengalami rentetan psikologis yang juga berat. Orangtua sering kali mengalami shock dan tidak terima dengan berita yang didengar yang sebenarnya merupakan respons natural manusia ketika mengalami berita buruk.

Cek Artikel:  Jels Ini Bahaya Menyepelekan Mata Kering

Baca juga : Anak yang Minim Waktu Berkualitas dengan Orangtua Sulit Berkembang

Mereka pun juga harus melewati masa penolakan atau denial terhadap apa yang diterimanya dan juga rasa marah sampai putus asa. Hingga mencapai fase bisa menerima keadaan juga memerlukan waktu yang tidak sebentar dan tidak mudah.

Dampak psikologis ini juga tidak jarang berimbas pada sistem di keluarga yang juga berubah membuat orangtua bisa mengalami stres, depresi dan merasa bersalah karena tidak bisa memberikan yang terbaik pada anaknya. 

Hal ini yang juga sering disebut bahwa orangtua sebagai ‘pasien terselubung’ di balik anak yang terkena kanker.

Baca juga : Krisis Identitas pada Penyintas Kanker Anak Harus Dihadapi dan Diatasi

“Dampaknya orangtua mengalami stres dan cemas, kalau lebih berat bisa depresi, orangtua juga sering merasa bersalah dan merasa belum bisa memberikan yang terbaik, tanggung jawab masa perawatan juga bisa menyebabkan lelah fisik pada orang tua dan itu rentan mengalami gangguan psikologis karena kurang tidur, mood nggak enak, dan kerjaan juga jadi terganggu,” kata Fransiska.

Cek Artikel:  Bahaya dan Keamanan Bermain Roblox dan Minecraft Bagi Anak

Kepada menghindari stres dan depresi, Fransiska mengatakan beberapa kebutuhan psikososial penting sekali dipenuhi orangtua, salah satunya kebutuhan informasi seperti mengikuti kegiatan komunitas agar dapat informasi yang berkaitan dengan penyakit anak. Kebutuhan emosional orang tua juga perlu diatasi dengan saling berbagi dan mendukung.

Selain itu, kebutuhan finansial yang sering kali memengaruhi kondisi keuangan juga perlu disiasati dengan beberapa opsi seperti asuransi yang meringankan beban pengobatan anak. 

Baca juga : Ini Tanda Pembesaran Kelenjar Getah Bening pada Anak yang Patut Diwaspadai

Kebutuhan fisik juga perlu diatur orangtua seperti masalah mengurus rumah tangga yang bisa dilakukan bergantian dengan anggota keluarga lain agar orangtua tidak mengalami kelelahan fisik saat menjaga anak yang sedang sakit dan bisa beristirahat.

Cek Artikel:  Mengenal Batuk Psikis, Batuk karena Stres

Dan perlunya juga kebutuhan spiritual agar merasa lebih tenang dan bisa melewati fase psikologis dan bisa menerima keadaan. Dukungan untuk memenuhi kebutuhan psikososial ini bisa dilakukan antara dokter dengan pasien, sesama pasien, atau sesama orangtua.

“Psikososial berupa bantuan yang sifatnya memberikan perhatian, motivasi, informasi dan interaksi yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita, kalau kita saling mendukung memberikan rasa positif satu sama lain itu juga satu hal yang sifatnya psikososial,” katanya.

Kepada menghindari stres, Fransiska menyarankan agar orangtua tidak terlalu banyak mendengar omongan orang lain yang bersuara negatif dan mengontrol diri untuk fokus pada dukungan positif orang terdekat saja.

Konsultasikan dengan dokter terkait hal-hal yang dianggap mitos di masyarakat agar mendapatkan informasi yang benar dan bisa menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai