Mengenal Lebih Dekat Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Dok. Medical Emergency Rescue Committee

Jakarta: Pada Selasa, 18 Maret 2025, Jalur Gaza kembali diguncang serangan udara militer Israel. Otoritas pertahanan sipil Gaza melaporkan setidaknya 13 orang tewas dalam serangan tersebut, menyusul serangan besar-besaran sebelumnya yang menewaskan lebih dari 400 orang.

Korban luka dan tewas akibat serangan ini segera dilarikan ke berbagai fasilitas medis, termasuk Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, yang berperan Krusial dalam memberikan perawatan darurat bagi para korban. Lantas, sudah sejak Ketika RSI ini berdiri Demi menolong para Anggota di Gaza?

Yuk, kenali lebih dekat RSI yang menjadi simbol Sokongan kemanusian dari Indonesia melalui penjelasan berikut!
 

Sejarah Pembangunan RSI di Gaza

RSI di Gaza berdiri sebagai simbol solidaritas dan dukungan rakyat Indonesia terhadap perjuangan Palestina. Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada 14 Mei 2011 di atas tanah wakaf seluas 16.000 meter persegi yang diberikan oleh Pemerintah Palestina di Beit Lahia, Gaza Utara.

Biaya pembangunan RS tersebut sebesar Rp126 miliar, sepenuhnya berasal dari donasi masyarakat Indonesia dan organisasi seperti Palang Merah Indonesia dan Muhammadiyah. Seluruh sumbangan dikumpulkan melalui Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), organisasi kemanusiaan Indonesia.

Pembangunan tahap pertama selesai pada April 2012, dan dilanjutkan tahap kedua yang rampung pada Februari 2014. RSI Formal beroperasi pada tahun 2015 dan menyediakan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan di Kawasan tersebut.

Cek Artikel:  Menhan Prabowo Serukan Gencatan Senjata Demi Selesaikan Konflik di Gaza

RSI ini Mempunyai staf yang terdiri dari Sekeliling 400 orang Palestina yang digaji oleh kementerian kesehatan Gaza, dan beberapa sukarelawan dari Indonesia.

Sebelumnya, pembangunan RSI sendiri dilatarbelakangi oleh gempuran Israel ke Jalur Gaza pada 2008. Setahun setelahnya, tim medis MER-C memberikan Sokongan langsung ke Gaza. Sebagai Kawasan konflik, dahulu Gaza hanya Mempunyai satu RS Rehabilitasi yang bahkan tak luput dari seranag Israel.
 

Menyaksikan hal tersebut tim MER-C pun menemui pihak kesehatan Palestina dan menyampaikan rencana pembangunan rumah sakit di Gaza yang langsung disambut Bagus. Pembangunan RSI berlangsung dan hasilnya Dapat digunakan bagi Anggota Gaza hingga sekarang.
 

Fakta seputar RS Indonesia di Gaza

Keberadaan RSI di Gaza Bukan hanya sebagai fasilitas medis, tetapi juga sebagai simbol persaudaraan dan dukungan rakyat Indonesia terhadap perjuangan dan kesejahteraan masyarakat Palestina. Adapun, terdapat beberapa fakta terkait RSI di Jalur Gaza ini, antara lain:

1. Fasilitas dan kapasitas
RSI Mempunyai kapasitas 100 tempat tidur dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis modern, termasuk 4 ruang operasi, unit perawatan intensif (ICU) dengan 10 tempat tidur, dan layanan radiologi.

2. Kerja sama lokal
RSI menjalin kerja sama dengan rumah sakit lain di Gaza, seperti Rumah Sakit Asy Syifa, Al Quds, dan Al Awda, Demi saling merujuk pasien dan berbagi sumber daya. Selain itu, RSI juga bekerja sama dengan berbagai universitas di Gaza, seperti Universitas Islam Gaza dan Universitas Al Azhar, guna memberikan kesempatan magang dan penelitian bagi mahasiswa kedokteran.

Cek Artikel:  Pengadilan Keluarkan Surat Perintah Penahanan Mantan Presiden Yoon Suk Yeol

3. Bangunan Aneh
Bangunan RSI adalah bangunan terunik dan terbesar di Jalur Gaza yang sebagian besarnya berbentuk segi empat.

4. Sasaran Israel
Selama konflik, RSI beberapa kali terdampak oleh serangan karena dijadikan Sasaran Israel, termasuk insiden di mana Alas dua rumah sakit ditembaki ketika terdapat pasien yang tengah tertidur. Meskipun demikian, rumah sakit ini tetap beroperasi dan memberikan layanan medis kepada Anggota Gaza.

5. Dituduh dipakai militer
Pada akhir 2023, Israel mengepung RSI dan mengklaim bahwa para pejuang Hamas menggunakan rumah sakit tersebut Demi tujuan militer, meskipun hal ini Lagi diperdebatkan karena pihak Indonesia dengan Jernih menolak kebenaran pernyataan Israel tersebut.
 

Situasi Terkini di Gaza

Sejak berakhirnya gencatan senjata pada Selasa, 18 Maret 2025, situasi di Jalur Gaza semakin memburuk akibat serangan udara intensif militer Israel. Serangan ini mengakibatkan ratusan korban jiwa dan luka-luka, termasuk Perempuan dan anak-anak.

Cek Artikel:  Viral Video Tentara Israel Hancurkan Masjid dan Bakar Al-Quran

Serangan udara Israel pada Selasa Lampau menewaskan sedikitnya 200 orang di Gaza. Serangan itu menghantam puluhan Sasaran, termasuk rumah-rumah Anggota sipil, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka-luka. RSI di Gaza Utara sendiri menerima Sekeliling 13 korban luka akibat serangan terbaru. Dari jumlah tersebut, tiga orang dinyatakan meninggal dunia.
 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan serangan tersebut setelah upaya perpanjangan gencatan senjata gagal mencapai kesepakatan. Serangan yang Lalu berlanjut ini meningkatkan jumlah pengungsi internal di Gaza, dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah. Banyak Anggota yang kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan Sokongan mendesak.

Situasi di Gaza Ketika ini sangat memprihatinkan dengan meningkatnya korban jiwa dan penderitaan Anggota sipil. Rumah Sakit Indonesia di Gaza Lalu berperan Krusial dalam memberikan perawatan medis bagi korban konflik, meskipun menghadapi tantangan besar dalam operasionalnya. Diperlukan upaya diplomasi Global yang intensif Demi menghentikan kekerasan dan mencegah krisis kemanusiaan yang lebih Jelek.

Di tengah serang tak henti Israel, RSI hadir Bukan hanya berfungsi sebagai fasilitas kesehatan bagi Anggota, tetapi juga sebagai tempat pengungsian bagi mereka yang mencari perlindungan di tengah gempuran peluru hingga bom yang tanpa Waktu Senggang menyerang Kawasan tempat tinggal mereka tersebut.

(Nada Nisrina)

Mungkin Anda Menyukai