Ditolak di Rumah Sakit Korsel, Perempuan Vietnam Melahirkan di Ambulans

Seoul: Seorang Perempuan hamil asal Vietnam terpaksa melahirkan di dalam ambulans setelah ditolak oleh beberapa rumah sakit di Incheon, Korea Selatan. Kejadian ini terjadi pada 16 Maret 2025, dan menambah daftar panjang kasus penolakan pasien darurat di tengah krisis tenaga medis yang melanda negara tersebut.

Menurut laporan Dinas Pemadam Kebakaran Incheon, Perempuan berusia 30-an tahun tersebut Kelenger di Terminal 1 Bandara Dunia Incheon Sekeliling pukul 12.20 siang waktu setempat.

Petugas penyelamat segera merespons dan mencoba membawanya ke Rumah Sakit Universitas Inha. Tetapi, rumah sakit tersebut menolak menerima pasien, begitu juga dengan rumah sakit lain di sekitarnya.

Persalinan darurat di ambulans

Setelah ditolak oleh beberapa rumah sakit, Perempuan tersebut ditempatkan dalam keadaan siaga di depan Rumah Sakit Universitas Inha sementara petugas penyelamat mencari alternatif lain. Tetapi, sebelum sempat dibawa ke rumah sakit lain, air ketubannya pecah, dan ia terpaksa melahirkan di dalam ambulans.

Cek Artikel:  Ukraina Sudah Kagak Mendeteksi Kehadiran Laskar Korea Utara di Kursk Rusia

Perempuan tersebut berhasil melahirkan seorang bayi Pria yang sehat Sekeliling dua jam kemudian. Baru setelah persalinan, rumah sakit akhirnya menerima mereka Demi perawatan lebih lanjut.

Krisis tenaga medis

Kejadian ini terjadi di tengah krisis tenaga medis yang melanda Korea Selatan sejak awal tahun 2024. Krisis ini dipicu oleh pemogokan massal dokter yang menolak rencana pemerintah Demi Memajukan kuota pendaftaran di sekolah kedokteran sebanyak 2.000 tempat dalam satu tahun.

Meskipun pemerintah akhirnya menarik kembali rencana tersebut pada awal Maret 2025, pemogokan Tetap berlanjut, dan banyak rumah sakit mengalami kekurangan staf.

Data dari Badan Pemadam Kebakaran Nasional menunjukkan bahwa selama liburan Tahun Baru Imlek pada Februari 2025, terdapat 104 kasus penolakan pasien darurat oleh rumah sakit. Bilangan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 47 kasus pada periode yang sama di tahun 2024, dan 51 kasus di tahun 2023, sebelum pemogokan dokter terjadi.

Cek Artikel:  Trump AS hanya Akui Dua Jenis Kelamin, Perempuan dan Pria

Respons pemerintah

Pemerintah Korea Selatan telah berusaha menenangkan situasi dengan menarik kembali rencana kenaikan kuota pendaftaran sekolah kedokteran. Tetapi, mereka menetapkan syarat bahwa Sekalian mahasiswa kedokteran yang sedang cuti harus kembali ke studi mereka pada akhir Maret 2025. Meskipun demikian, banyak dokter dan tenaga medis Tetap menolak Demi kembali bekerja, mengakibatkan rumah sakit kesulitan menangani pasien darurat.

Kasus Perempuan hamil yang melahirkan di dalam ambulans ini menjadi sorotan publik dan memicu kritik terhadap sistem kesehatan Korea Selatan. Banyak yang mempertanyakan mengapa rumah sakit Enggak dapat menerima pasien darurat, terutama dalam situasi kritis seperti persalinan.

Krisis tenaga medis ini telah menimbulkan Akibat serius pada layanan kesehatan di Korea Selatan. Pasien darurat sering kesulitan mendapat perawatan Pas waktu, dan kasus seperti ini semakin memperburuk kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan negara. Kalau krisis ini Enggak segera diatasi, dikhawatirkan akan terjadi lebih banyak insiden serupa yang dapat mengancam nyawa pasien.

Cek Artikel:  Rektor Universitas Colombia Mundur Imbas Protes Perang Gaza, Sebut Jadi Periode Kekacauan

(Muhammad Adyatma Damardjati)

Mungkin Anda Menyukai