
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, Jawa Barat, menghentikan status tanggap darurat bencana di tiga kecamatan. Dengan begitu, maka daerah itu Ketika ini masuk masa transisi menuju tahap pemulihan.
Bupati Sukabumi Asep Japar menuturkan, penghentian status tanggap darurat bencana didasari berbagai pertimbangan setelah dilakukan perpanjangan. Satu di antaranya kondisi penanganan para pengungsi.
“Hasil kajian dari laporan kondisi di lapangan, diputuskan status tanggap darurat dihentikan. Sekarang masuk masa transisi,” ungkapnya sep usai rapat Pengkajian penanganan bencana di Posko Bencana Pendopo Palabuhanratu, Senin (17/3).
Dia menuturkan, masa transisi merupakan fase Krusial dalam rangka proses pemulihan. Karena itu, masa transisi bencana harus dioptimalkan.
“Masa transisi akan berlangsung selama tiga bulan. Fokusnya lebih kepada rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujarnya.
Selama masa transisi bukan hanya tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tapi tugas Serempak Segala perangkat daerah di lingkup Pemkab Sukabumi.
“Seluruh perangkat daerah harus terlibat sehingga Dapat mempercepat proses pemulihan pascabencana. Perlu koordinasi yang Berkualitas antarsemua lini agar masyarakat Dapat kembali beraktivitas,” pungkas Asep.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, menyebutkan memasuki dua pekan pascabencana sejak 6 Maret 2025, jumlah pengungsi mulai berkurang secara signifikan. Di sisi lain, kondisi di lapangan Lagi dihadapkan dengan kerusakan infrastruktur Akibat bencana.
“Kondisi sejumlah jembatan rusak akibat terdampak. Misalnya jembatan di Desa Tonjong yang terancam rusak dan jembatan di Kampung Cijambe Kelurahan Palabuhanratu yang sempat hanyut. Tapi sebagian besar akses di Kawasan sudah berjalan normal,” tambahnya.
Di Kecamatan Pelabuhanratu, kondisi sudah Dekat sepenuhnya pulih, termasuk daerah yang sebelumnya terdampak banjir. Pengerukan dan pembersihan puing-puing pun sudah mendekati tahap akhir.
Tetapi di Kecamatan Simpenan, Jembatan Bojongkopo di Desa Cidadap Lagi belum Dapat dilalui. Selain itu, jalur di Desa Sangrawayang dan Desa Loji Lagi dalam proses perbaikan menggunakan alat berat Demi membuka akses ke kampung-kampung Sekeliling.
Sementara itu jalur dari Loji menuju Kiara Dua serta dari Jampang Tengah ke Lengkong sudah relatif Lancar, hanya menyisakan tahap akhir pembersihan material longsor.
Di Kecamatan Lengkong, sebanyak 61 Kepala Keluarga (KK) Lagi mengungsi karena akses jalan yang belum sepenuhnya pulih.
“Jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Langkapjaya sudah mulai Dapat dilalui. Tapi Lagi dalam tahap pemulihan. Distribusi logistik juga berjalan Berkualitas dengan segala keterbatasan,” tandas Deden.

