Bahas Israel, Presiden Palestina Berkunjung ke Turki Temui Erdogan

Bahas Israel, Presiden Palestina Berkunjung ke Turki Temui Erdogan
Mahmoud Abbas dan Recep Tayyip Erdogan.(Dok Al-Jazeera)

PRESIDEN Palestina Mahmoud Abbas berkunjung ke Ankara pada Rabu (14/8) untuk bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan menyoroti serangan Israel ke Gaza (Palestina Israel).

Kedua presiden bertemu di Kompleks Kepresidenan di ibu kota Turki itu, tempat kedua pemimpin melakukan pertemuan tertutup yang tidak bisa diliput pers.

Abbas akan berpidato di hadapan parlemen Turki pada Kamis (15/8) selama sesi luar biasa yang diadakan untuk menunjukkan dukungan terhadap perjuangan Palestina. Presiden Erdogan akan menghadiri sesi tersebut dan menunjukkan dukungan kuat untuk Palestina.  

Baca juga : Turki Sebut Genosida Netanyahu akan Bernasib Sama seperti Hitler

Abbas akan menyoroti serangan Israel di wilayah Palestina, khususnya Gaza, dalam pidatonya. Pidato Abbas akan diterjemahkan secara serentak ke dalam bahasa Inggris, Turki, dan Prancis.

Cek Artikel:  Kamala Harris Formal Jadi Calon Presiden AS dari Demokrat

Sembari mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional tetapi terus melanjutkan gempurannya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Akibat serangan Israel tersebut, hampir 40 ribu warga Palestina–yang sebagian besar perempuan dan anak-anak–tewas di Gaza dan lebih dari 92 ribu lain luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat. Lebih dari 10 bulan sejak perang tersebut, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan. 

Israel di Mahkamah Global (ICJ) dituding melakukan genosida. ICJ dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah, kota di selatan tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei. (Ant/Z-2)

Cek Artikel:  Tiongkok akan Terapkan Tarif Kosong Persen untuk 33 Negara Afrika

Mungkin Anda Menyukai