Ini Beda Baby Blues dengan Depresi Pascamelahirkan

Ini Beda Baby Blues dengan Depresi Pascamelahirkan
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyampaikan bahwa baby blues dan depresi pascamelahirkan merupakan dua kondisi yang berbeda.

“Dua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda, ini dapat dilihat tergantung dari durasinya,” kata Vera, dikutip Selasa (16/7)

Vera menjelaskan bahwa baby blues adalah masalah psikologis yang bisa menimbulkan perasaan sedih, marah, dan cemas pada perempuan yang baru melahirkan. Kondisi ini biasanya berlangsung selama satu hari sampai dua minggu.

Baca juga : Ini Gejala Gangguan Mental pada Ibu Usai Melahirkan

Sedangkan perasaan sedih yang terjadi akibat depresi sehabis melahirkan, dia melanjutkan, dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Menurut dia, ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti menjadi mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan.

Cek Artikel:  Angkat Rahim, Apa Penyebab dan Dampak Sampingnya

Pada ibu yang mengalami depresi pascamelahirkan, gejala-gejala perubahan emosinya lebih intensif.

Baca juga : Ini Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues Syndrome Menurut Psikolog

“Gejala depresi setelah melahirkan itu dapat termasuk perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, kesulitan tidur, dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari,” kata Vera.

Menurut dia, kondisi baby blues juga dapat berkembang menjadi depresi perinatal yang memerlukan penanganan profesional seperti terapi psikologis dan obat-obatan.

Vera menyampaikan bahwa kondisi baby blues maupun depresi pada perempuan pascamelahirkan bisa berdampak buruk pada kesejahteraan ibu maupun bayi.

Baca juga : Ini Bahaya Depresi Pascamelahirkan yang Perlu Diketahui Calon Ibu

Ibu yang mengalami masalah psikologis tersebut bisa kecapekan karena susah tidur sehingga kondisinya secara keseluruhan menurun. Dalam kondisi yang demikian, ibu akan kesusahan merawat bayinya.

Cek Artikel:  Kenali Penyakit Genetik Langka Epidermolisis Bulosa

Vera mengatakan pemberian ASI secara eksklusif maupun pembangunan ikatan antara ibu dan bayi pun dapat terganggu kalau ibu mengalami baby blues atau depresi sesudah melahirkan.

“Ini dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan bayi, termasuk kesulitan dalam berinteraksi dan mengembangkan keterampilan bayi. Bayi yang ibunya mengalami baby blues berkepanjangan mungkin mengalami perkembangan yang terhambat,” pungkasnya. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai