Laskar Suriah yang melakukan operasi di Latakia. Foto: Anadolu
Damaskus: Kekerasan di Kawasan pesisir Suriah telah menewaskan sedikitnya 1.383 Kaum sipil, menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) pada Rabu 12 Maret 2025. Bentrokan ini dipicu oleh serangan terkoordinasi Grup bersenjata pro-Bashar al-Assad terhadap Laskar keamanan di provinsi pesisir Latakia pada 6 Maret Lewat.
Menurut Kementerian Pertahanan Suriah, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 16 Personil Laskar keamanan dan memicu eskalasi konflik yang meluas menjadi bentrokan sektarian di beberapa Kawasan.
Mengutip dari China.org, Kamis 13 Maret 2025, kekerasan yang awalnya terbatas di Latakia dengan Segera menyebar ke provinsi lain di pesisir, termasuk Tartous dan Hama, dengan sasaran Penting komunitas Alawite yang merupakan Grup minoritas yang mendominasi kekuasaan politik di Dasar kepemimpinan Bashar al-Assad.
Thameen Al-Kheetan, juru bicara Komisi Hak Asasi Orang PBB, pada Selasa 11 Maret 2025 menyatakan bahwa hasil Penyelidikan awal menunjukkan keterlibatan pejuang yang berafiliasi dengan otoritas interim Suriah serta faksi-faksi pro-Assad.
“Kami mendokumentasikan pola kekerasan yang secara Kagak proporsional menargetkan komunitas Alawite di beberapa kota dan desa,” ujar Al-Kheetan.
Syrian Observatory for Human Rights memperingatkan bahwa jumlah korban tewas berpotensi Lanjut meningkat seiring ditemukannya lebih banyak jenazah di area konflik. Lembaga berbasis di Inggris tersebut juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap Mekanisme pemakaman yang Kagak layak akibat terbatasnya kapasitas lokal dalam menangani skala krisis ini.
Sebagai respons atas meningkatnya eskalasi kekerasan, Presiden Interim Suriah Ahmed al-Sharaa membentuk Komisi Nasional Independen pada Minggu Kepada menyelidiki insiden tersebut dan mengadili pihak-pihak yang bertanggung jawab. Komisi ini diberi mandat Kepada menyelesaikan penyelidikan dalam waktu 30 hari, dengan Pusat perhatian Penting pada identifikasi pelaku kekerasan dan penyebab Penting eskalasi di Kawasan pesisir.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Suriah pada Senin mengumumkan berakhirnya operasi militer di Kawasan pesisir. Dalam pernyataan resminya, kementerian menyatakan bahwa Segala “tujuan strategis” telah tercapai.
“Operasi militer telah menyelesaikan misinya dengan memulihkan keamanan, menetralisir elemen-elemen bermusuhan, dan melindungi infrastruktur Penting di Kawasan tersebut,” demikian pernyataan Formal Kementerian Pertahanan Suriah.
Tetapi, pengamat Dunia menilai bahwa situasi di lapangan Lagi tegang, dengan kekhawatiran bahwa kekerasan dapat kembali meningkat Kalau akar permasalahan sektarian Kagak segera diselesaikan.
(Muhammad Reyhansyah)