Utusan AS Bahas Gencatan Senjata Ketika Israel Usulkan Perpanjangan 60 Hari

Anggota Gaza kembali ke rumah mereka Ketika gencatan senjata fase pertama disepakati. Foto: Anadolu

Doha: Utusan Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Buat Timur Tengah, Steve Witkoff, memulai pembicaraan di Qatar pada Selasa 11 Maret 2025 Buat mendorong kemajuan dalam proses pembebasan sandera Israel. Langkah ini dilakukan di tengah usulan pemerintah Israel Buat memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza selama 60 hari.

Melansir dari Anadolu, Rabu 12 Maret 2025, Percakapan Witkoff bertujuan menciptakan kesepakatan yang memungkinkan pembebasan lebih banyak sandera Israel sebagai bagian dari perpanjangan gencatan senjata yang telah berlangsung sebelumnya.

Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan AS terdiri dari tiga tahap, masing-masing berdurasi 42 hari. Fase pertama dimulai pada 19 Januari dan berakhir pada 1 Maret. Tetapi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu enggan melanjutkan ke tahap kedua yang mencakup penarikan penuh Laskar dari Gaza dan penghentian Serangan militer.

Israel usulkan Salin sandera dengan perpanjangan gencatan senjata

Berdasarkan usulan baru Israel, 10 sandera Israel yang Tetap hidup akan dibebaskan pada hari pertama perpanjangan gencatan senjata selama Sekeliling dua bulan.

Cek Artikel:  Turki akan Maju Siarkan Serangan Israel ke Seluruh Dunia

Ketika ini, Israel memperkirakan terdapat 59 sandera di Gaza, dengan 24 orang diyakini Tetap hidup. Di sisi lain, lebih dari 9.500 Anggota Palestina mendekam di penjara-penjara Israel. Menurut laporan organisasi hak asasi Sosok Palestina dan Israel, para tahanan mengalami penyiksaan, deprivasi kebutuhan dasar, hingga kelalaian medis yang menyebabkan banyak Mortalitas di dalam penjara.

Tetapi, sumber pemerintah Israel yang Kagak disebutkan namanya meragukan apakah Hamas akan menyetujui usulan tersebut.

Sementara itu, Hamas tetap berpegang Tegar pada tuntutan fase kedua dari kesepakatan awal, Adalah penarikan penuh Laskar Israel dari Gaza dan penghentian total serangan militer.

Grup tersebut mengecam penghentian Donasi kemanusiaan Israel ke Gaza sejak 8 Maret. Hamas menyebut tindakan ini sebagai “pemerasan murahan, kejahatan perang, dan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata.”

Upaya mediasi Qatar, Mesir dan AS berlanjut

Penyiar Israel Channel 12 melaporkan bahwa Qatar, Mesir, dan AS sedang mencari langkah kompromi berupa “gestur niat Berkualitas” dari Hamas kepada Israel. Salah satu opsi yang diusulkan adalah pembebasan sebagian tahanan dalam beberapa hari mendatang.

Cek Artikel:  Kim Jong Un Berduka, Mantan Kepala Propaganda Korea Utara Meninggal Dunia

“Tujuannya adalah menciptakan kesepakatan parsial Buat memperpanjang negosiasi dan mencegah dimulainya kembali pertempuran,” lapor Channel 12.

Media tersebut juga mengutip pesan dari Penyambung kepada Hamas, yang berbunyi: “Ini adalah kesempatan terakhir Anda Buat mencegah Israel melanjutkan perang—Segala pihak membutuhkan waktu, termasuk Anda.”

Menurut laporan tersebut, Witkoff yang berada di Doha berusaha mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Buat Israel, kesepakatan ini diharapkan mempercepat pembebasan sandera. Sementara bagi Hamas, perpanjangan gencatan senjata dapat membuka Kesempatan pembebasan tahanan Palestina, kembalinya Donasi kemanusiaan, dan langkah menuju rekonstruksi Gaza.

Krisis kemanusiaan di Gaza memburuk

Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Menurut pejabat Palestina, Dekat 1,5 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza kini kehilangan tempat tinggal akibat serangan Israel. Blokade yang dilakukan juga menyebabkan kekurangan makanan, air Bersih, dan obat-obatan secara sistematis.

Pada hari yang sama, pejabat Hamas Abdel Rahman Shadid mengonfirmasi dimulainya babak baru negosiasi. Ia menyatakan bahwa Hamas Mempunyai sikap yang “bertanggung jawab dan positif” serta berharap adanya “kemajuan Konkret” menuju fase kedua yang mencakup penghentian Serangan dan penarikan Laskar Israel.

Cek Artikel:  Pengadilan Tolak Gugatan Tim Medis Soal Penambahan Kuota Mahasiswa Kedokteran

Hingga pukul 19.50 GMT pada Selasa, belum Eksis tanggapan Formal dari Hamas, Qatar, atau Mesir terkait laporan mengenai usulan baru Israel yang disampaikan oleh media Israel.

Israel hadapi tuntutan di pengadilan Dunia

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 48.500 orang, sebagian besar korban adalah Perempuan dan anak-anak. Kekerasan ini sempat dihentikan sementara oleh kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Akibat aksi militernya di Gaza, Pengadilan Kriminal Dunia (ICC) pada November 2023 mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Selain itu, Israel juga sedang menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Dunia (ICJ) atas tindakan militer mereka di Kawasan Gaza.

(Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai