Paus Fransiskus sampaikan pesan audio Demi masyarakat. Foto: EFE-EPA
Vatican City: Dalam kondisi Bunyi yang lemah dan napas tersengal, Paus Fransiskus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada umat atas doa yang dipanjatkan Demi kesehatannya. Pesan audio tersebut, yang direkam langsung dari rumah sakit, menjadi bukti pertama dari kondisi Paus sejak ia dirawat tiga pekan Lampau akibat pneumonia ganda.
Rekaman Bunyi dalam bahasa Spanyol itu disiarkan pada Kamis 6 Maret 2025 kepada umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus Demi doa Rosario malam.
“Dari lubuk hati, saya berterima kasih atas doa-doa yang kalian panjatkan Demi kesehatan saya. Dari sini, saya menemani kalian,” ujar Paus Fransiskus dengan Bunyi lirih yang menggema di tengah keheningan lapangan.
“Semoga Tuhan memberkati kalian dan Bunda Maria melindungi kalian. Terima kasih,” imbuh Paus.
Bagi mereka yang terbiasa mendengar Bunyi Paus, rekaman ini memberikan Akibat emosional yang mendalam, sekaligus menegaskan betapa serius kondisi kesehatannya Begitu ini.
Reaksi umat dan pihak gereja
Sebelum pesan tersebut diperdengarkan, Kardinal Ángel Fernández Artime yang memimpin doa Rosario memberikan pengumuman mengejutkan kepada jemaat.
“Saya Mempunyai Berita Berkualitas, sebuah hadiah yang indah,” ujar Artime yang disambut dengan tepuk tangan, yang kembali bergema setelah Paus mengucapkan “Gracias” di akhir pesannya, seperti dikutip dari Outlook India, Jumat 7 Maret 2025.
Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, Mempunyai riwayat penyakit paru-paru kronis dan pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru Begitu Tetap muda.
Meskipun Vatikan secara rutin memberikan pembaruan dua kali sehari mengenai kondisi medisnya, Tak Eksis foto atau video Paus yang dipublikasikan sejak 14 Februari, ketika ia Tetap sempat menghadiri beberapa pertemuan di Vatikan sebelum akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli di Roma karena bronkitis yang memburuk.
Infeksi yang awalnya dianggap ringan berkembang menjadi komplikasi serius pada saluran pernapasan dan pneumonia ganda. Kondisi ini Membikin Paus harus menjalani masa pemulihan terpanjang selama 12 tahun masa kepausannya, memunculkan pertanyaan mengenai masa depan kepemimpinannya di Vatikan.
Keadaan media Paus dan proses pemulihan
Menurut laporan terbaru dari tim dokter pada Kamis 6 Maret 2025, kondisi kesehatan Paus Begitu ini Konsisten tanpa adanya krisis pernapasan baru atau demam. Ia tetap menjalani terapi fisik dan pernapasan, serta menghabiskan waktu di Ruangan kepausan Dasar 10 Rumah Sakit Gemelli Demi bekerja, beristirahat, dan berdoa.
Dokter juga mengonfirmasi bahwa Paus menggunakan masker mekanis non-invasif Begitu tidur Demi memastikan paru-parunya tetap mengembang dengan Berkualitas. Di siang hari, ia mulai beralih menggunakan selang oksigen Jenis tinggi Demi memperlancar pernapasannya.
Paus Fransiskus dikabarkan telah Konsisten selama tiga hari berturut-turut setelah mengalami dua kali krisis pernapasan pada Senin. Dengan kondisi yang cenderung Konsisten, tim medis Tak berencana memberikan pembaruan lebih lanjut hingga Sabtu mendatang. Tetapi, prognosisnya Tetap bersifat hati-hati, yang berarti kesehatannya belum sepenuhnya pulih.
Akibat Ketidakhadiran Paus
Karena kondisinya, Paus Fransiskus batal menghadiri retret spiritual Serempak para pejabat tinggi Vatikan yang dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini. Meskipun demikian, acara tersebut tetap berlangsung dengan konsep “komuni spiritual” Serempak Paus. Tema retret, yang telah ditetapkan sebelum ia Anjlok sakit, adalah “Asa dalam Kehidupan Langgeng.”
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai komunikator yang kuat dan inovatif. Ia kerap menggunakan rekaman video ponsel Demi menyampaikan pesan langsung kepada komunitas di berbagai belahan dunia. Dengan upaya luar Standar yang ia lakukan Demi merekam pesan audio ini, tampak Terang bahwa ia menyadari betapa besar Akibat Bunyi dan kehadirannya, bahkan dalam keadaan fisik yang melemah.
Para pejabat Vatikan pun menilai bahwa Bunyi Paus sangat dibutuhkan di tengah berbagai konflik Mendunia Begitu ini. Kehadirannya, Berkualitas secara fisik maupun melalui pesan-pesan spiritualnya, tetap menjadi simbol Asa bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.
(Muhammad Reyhansyah)