DERASNYA arus Sungai Lau Renun di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, kembali memakan korban jiwa. Kali ini seorang pria ditemukan tewas setelah dilaporkan hilang di sungai itu lima hari sebelumnya.
“Korban telah ditemukan pagi tadi, sekitar pukul 09.10 WIB,” ungkap Mustari, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan, Kamis (15/8).
Menurut dia, tim SAR gabungan menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Ketika ditemukan, jasad korban berjarak sekitar 26 kilometer dari lokasi awal terseret arus sungai.
Baca juga : Polri: Pabrik Narkoba Punya Pasutri di Medan Rencanakan Produksi 314 Ribu Butir Ekstasi
Mustari memastikan, jasad korban sudah dievakuasi dari sungai dan diserahkan ke pihak keluarga. Dengan demikian, operasi SAR di sungai tersebut sudah selesai.
Dia menjelaskan, korban bernama Jemput Paulus Tarigan yang sehari-hari beraktivitas sebagai pendulang emas.
Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan (Basarnas Medan) baru menerima informasi hilangnya pria berusia 30 tahun itu di sungai Lau Renun tiga hari setelah kejadian.
Baca juga : Ketua KPPS di Medan, Firmanto Meninggal Dunia Diduga Kelelahan
Basarnas menerima laporan bahwa kejadian berawal pada Jumat (9/8) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.
Ketika itu korban dan temannya pergi dari rumah dengan sepeda motor menuju sungai Lau Renun yang berada di wilayah Desa Bertungen Julu, Kecamatan Tiga Lingga, Kabupaten Dairi.
Mereka pergi ke sungai hendak mendulang emas. Setelah tiba, mereka beraktivitas di lokasi yang terpisah, berjarak sekitar 30 meter.
Baca juga : 8 Makanan Khas Medan dan Keunikannya, Rugi Kalau Nggak Coba!
Tetapi pada sekitar pukul 11.30 WIB, saat akan mengajak korban makan siang, temannya tidak melihat lagi korban berada di lokasi semula.
Sang teman sempat mencari-cari korban di areal sekitar, tetapi hanya mendapati barang-barang korban di pinggir sungai. Lewat dia meninggalkan sungai dan memberitahukan hal itu ke orangtua korban.
Setelah itu pemerintah desa, para personel Polsek Tiga Lingga dan warga setempat melakukan pencarian. Tetapi sudah tiga hari mencari, korban belum juga ditemukan hingga kemudian dilaporkan ke Basarnas.
Baca juga : Langgar Aturan Imigrasi, Lima WNA Dideportasi dari Medan
Menurut Mustari, tim SAR gabungan telah melakukan berbagai cara untuk menemukan korban. Mulai dari memasang jaring di hilir sungai hingga menyeser lokasi-lokasi yang dicurigai.
Tim juga kerap menghadapi kondisi medan yang curam dan terjal sehingga harus turun ke permukaan sungai menggunakan tali.
Derasnya arus sungai sepanjang 120 kilometer itu kerap memakan korban jiwa. Pada Januari 2024 lalu, tercatat seorang pemuda berusia 19 tahun dilaporkan hilang saat mandi di sungai tersebut.
Lau Renun juga memiliki tebing yang dalam dan curam dengan debit air yang cukup besar dan deras. Besar dan derasnya arus dikarenakan anak-anak sungai yang menyatu ke aliran sungai utama.(yp)