FKUB Bali Tegas Melarang Branding Hari Raya Nyepi Kepada Komersialisasi di Sektor Pariwisata dan Jasa Hiburan

FKUB Bali Tegas Melarang Branding Hari Raya Nyepi untuk Komersialisasi di Sektor Pariwisata dan Jasa Hiburan
Ilustrasi(MI/ARNOLDUS DHAE)

Lembaga Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali mengeluarkan surat edaran Formal Kepada mengimbau masyarakat Bali dalam merayakan Nyepi yang Anjlok pada Lepas 29 Maret 2025. Surat imbauan itu ditandatangani oleh Ketua FKUB Bali Ida Penglinsir Akbar Putra Sukahet, Kepala Kantor Distrik Kementerian Religi Bali Komang Sri Marheni, Kapolda Bali Irjen Pol. Daniel Adityajaya, Danrem 164/Wirasatya Brigjen Ida I Dewa Akbar Hadisaputra. 

Seruan Berbarengan tersebut dikeluarkan Lepas 11 Februari 2025 sebagai Panduan Berbarengan seluruh stakeholder terkait Kepada menghormati hari Bersih Religi Hindu di Bali yakni Nyepi. 

Ketua FKUB Bali Ida Penglinsir Akbar Putra Sukahet mengatakan, secara keseluruhan Eksis 10 point seruan atau himbauan kepada seluruh stakeholder terkait di Bali. 

“Ini adalah seruan Berbarengan FKUB Bali. Ini dilakukan demi menjaga kenyamanan dan suasana kondusif di Bali Begitu umat Hindu Bali melaksanakan Catur Brata Penyepian atau hari raya Nyepi. Seruan ini Dapat menjadi Panduan bagi setiap orang yang Eksis di Bali Kepada menghormati Kaum Bali yang sedang merayakan Nyepi,” ujarnya. 

Cek Artikel:  Hari Antikorupsi, Kejari Purwokerto Serahkan Fulus Sitaan Kasus Korupsi Rp4,48 Miliar

Sebanyak 10 butir seruan Berbarengan FKUB Bali ini sifatnya himbauan yang Dapat menjadi rujukan Berbarengan bagi seluruh stakeholder terkait lainnya. 

Ia juga menggarisbawahi beberapa point Krusial dari seluruh seruan tersebut. Salah satunya adalah Embargo tentang branding Nyepi Kepada mempromosikan jasa wisata, akomodasi hotel dan restoran serta tempat hiburan malam lainnya. 

Berdasarkan pengalaman, banyak hotel di Bali yang menjual paket Nyepi. Begitu Nyepi mereka menjual murah sehingga orang berbondong-bondong pindah ke hotel Kepada sekedar menikmati fasilitas seperti lampu yang tetap menyala, paket hiburan seperti musik dan televisi, makanan yang lezat, kolam renang yang Dapat digunakan dan seterusnya. Hal yang sama juga terjadi di jasa hiburan lainnya. 

“Nyepi jangan dikomersilkan, jangan menjadi Kesempatan Kepada mencari keuntungan ekonomi. Biarkanlah berjalan apa adanya. Bahwa Eksis banyak orang yang pindah ke hotel dari rumahnya itu pilihan, tetapi kalau itu dibranding, dipromosikan, dimurahin, ini yang Enggak diharapkan,” ujarnya. 

Bahkan, Pemerintah Provinsi Bali Berbarengan Majelis Ulama dan Organisasi Hindu di Bali menegaskan kembali Embargo menjual Hari Raya Nyepi Kepada tujuan komersialisasi. Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari Bersih bagi umat Hindu di Bali, harus dijaga sebagai waktu Kepada Cerminan spiritual, meditasi, dan kesucian, bukan Kepada kepentingan ekonomi semata. 

Cek Artikel:  DPR Sudah Terima Surpres Capim KPK yang Dikirim Jokowi Sebelum Lengser

“Hari Raya Nyepi adalah waktu yang dimaksudkan Kepada introspeksi diri, penghormatan terhadap alam semesta, dan meningkatkan kedamaian batin. Oleh karena itu, menjadikan Nyepi sebagai ajang komersialisasi Enggak hanya mengabaikan nilai-nilai spiritualnya, tetapi juga mengganggu keharmonisan sosial dan budaya masyarakat Bali,” ujarnya. 

Segala bentuk kegiatan yang merusak kesucian Nyepi, seperti penjualan tiket perjalanan atau kegiatan hiburan lainnya yang mengganggu ketenangan hari tersebut, akan dikenakan Denda tegas oleh pemerintah. 

Pemerintah Provinsi Bali akan bekerjasama dengan aparat keamanan dan masyarakat Kepada memastikan Penyelenggaraan Hari Raya Nyepi berjalan dengan khidmat dan sesuai dengan ajaran Religi Hindu.

Selain itu, para pelaku usaha, terutama di sektor pariwisata, diminta Kepada menghormati hari Bersih ini dengan menyesuaikan jam operasional dan mendukung Penyelenggaraan Hari Raya Nyepi. Segala pihak diharapkan dapat menjaga keheningan dan kedamaian yang menjadi inti dari perayaan ini.

Cek Artikel:  Ridwan Kamil Sasarankan Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta: Member DPRD-nya Harus Bergerak

Pemerintah Provinsi Bali akan Lanjut mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga dan merawat tradisi serta nilai-nilai Religi yang Eksis, agar Hari Raya Nyepi tetap menjadi waktu yang sakral dan bermakna bagi umat Hindu serta bagi seluruh Kaum Bali.

Hal lain yang sangat Krusial dalam seruan Berbarengan tersebut adalah Nyepi tahun 2025 ini bertepatan dengan Bulan Bersih Ramadhan 1447 Hijriah. Pada Lepas 29 Maret nantinya, umat Islam di Bali tetap melakukan salat tarawih dengan memenuhi syarat yang harus ditaati. 

Beberapa di antaranya adalah Dapat salat tarawih di masjid terdekat dengan rumah, ditempuh dengan berjalan kaki, Enggak bergerombolan dan ngobrol di jalanan, Enggak merokok sepanjang jalan, Enggak menggunakan pengeras Bunyi, menggunakan lampu secara terbatas atau seperlunya sehingga Enggak mencolok. Dan bila Mau salat tarawih di masjid terdekat, maka waktu yang dibolehkan hanya pukul 20.00 WITA Tiba 21.30 WITA. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai