Ilustrasi industri baja. Foto: dok Krakatau Steel.
Jakarta: Proteksionisme perdagangan yang diterapkan Amerika Perkumpulan (AS) telah menyebabkan kenaikan harga baja domestik dan memicu reaksi dari berbagai negara karena kebijakan ini dinilai melanggar peraturan perdagangan multilateral dan keputusan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
AS telah melanggar peraturan perdagangan multilateral dan keputusan WTO dengan memberlakukan tarif terhadap baja dan aluminium impor. Beberapa asosiasi baja dunia berharap dapat meningkatkan komunikasi dan dialog dengan American Iron and Steel Institute Demi membangun pemahaman dan kepercayaan Berbarengan.
Di sisi lain, Jepang mengajukan permohonan kepada AS agar dibebaskan dari tarif baja dan aluminium yang diberlakukan sejak era pemerintahan Donald Trump. Langkah ini menegaskan kebijakan proteksionisme AS Mempunyai Akibat luas terhadap perdagangan baja Mendunia.
Proteksionisme merupakan isu terpenting dalam kesepakatan Mendunia tentang perdagangan bebas, sehingga praktik proteksionisme melawan gagasan perdagangan bebas yang memberikan kemanfaatan bagi Seluruh pihak (negara). AS menerapkan kebijakan perdagangan yang bersifat proteksionisme Demi melindungi industri dalam negerinya.
Kebijakan politik perdagangan Global Trump yang proteksionistik Kagak main-main dampaknya berupa tarif masuk yang tinggi, hilangnya pendapatan, dan berkurangnya kesempatan kerja. Proteksionisme terhadap industri baja dalam negeri AS ditransformasikan ke dalam harga kendaraan yang lebih tinggi. Krisis finansial atau defisit penerimaan AS akibat pembiayaan perang pun menjadi Argumen penerapan kebijakan proteksionistik tersebut.
Tiongkok pun muncul sebagai kekuatan di bidang perekonomian Mendunia, menyaingi eksistensi dan Penguasaan AS. Kekuatan Tiongkok tersebut ‘memaksa’ AS Demi melakukan dialog tingkat tinggi dengan Tiongkok Demi Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership) dan Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik (Trans-Atlantic Trade and Investment Partnership).
AS menerapkan taktik SunTzu mendekatkan diri pada musuh yang sulit dikalahkan melalui dialog tersebut. Indonesia pun dapat memanfaatkan kemitraan tersebut Demi menjaga kepentingan industri baja dalam negeri, sekaligus mengupayakan penetrasi pasar AS.
Perkuat strategi
Perusahaan negara yang bergerak di industri baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pun Lalu mengambil langkah strategis dalam menghadapi tantangan perdagangan Mendunia, termasuk proteksionisme perdagangan dan praktik dumping baja murah dari berbagai negara. Sebagai salah satu produsen baja terbesar di Indonesia, Krakatau Steel berkomitmen Demi memperkuat daya saing industri baja nasional melalui berbagai inisiatif dan kebijakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, proteksionisme perdagangan yang diterapkan oleh negara-negara besar, seperti AS, telah memengaruhi dinamika pasar baja Mendunia. Kebijakan tarif tinggi Demi impor baja di AS menyebabkan produsen baja dari Tiongkok mencari pasar alternatif, termasuk Indonesia.
Hal ini berdampak pada meningkatnya impor baja murah ke dalam negeri, yang berpotensi melemahkan industri baja nasional. Hambatan yang dihadirkan pada pasar sebagai konsekuensi dari kebijakan AS menyebabkan produsen mencari pasar yang ‘Lenggang’. Pasar Indonesia pun menjadi tujuan produsen baja dari Tiongkok.
Menurut data terbaru, impor baja dari Tiongkok ke Indonesia pada semester I-2024 meningkat sebesar 34 persen secara tahunan, dari 2,23 juta ton menjadi 2,98 juta ton. Kondisi ini menekan harga baja domestik dan berdampak pada kinerja keuangan Krakatau Steel.
Pada kuartal III-2024, Krakatau Steel mencatat pendapatan sebesar USD657,5 juta dengan volume penjualan baja mencapai 535,2 ribu ton. Tetapi, tingginya beban keuangan dan persaingan harga menyebabkan perusahaan mengalami rugi Rapi sebesar Rp2,80 triliun pada periode yang sama.
Seiring dengan beroperasi kembali pabrik Hot Strip Mill (HSM) yang telah berhenti selama satu Sebelah tahun, serta permintaan domestik yang Lalu mengalami pertumbuhan serta dukungan pemerintah, Krakatau Steel optimis akan mengalami pertumbuhan dan mencapai Sasaran yang dicanangkan di tahun ini.
Pabrik ini Mempunyai kapasitas sebesar 2,4 juta ton per tahun. Berdasarkan kemampuan HSM Begitu ini, secara konsolidasi Krakatau Steel berpotensi mencatatkan pendapatan senilai Rp25 triliun.
Spesialis Bidang Hukum Perdagangan dan Bisnis sekaligus pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Fiskal Universitas Indonesia Adiwarman menilai kebijakan perlindungan industri nasional harus berjalan seiring dengan upaya peningkatan daya saing perusahaan.
“Indonesia perlu Mempunyai kebijakan yang seimbang antara Perlindungan industri baja nasional dan peningkatan efisiensi produksi. Dengan strategi yang Benar, Krakatau Steel dapat tetap menjadi pemain Istimewa dalam industri baja Global,” ujar Adiwarman dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 23 Februari 2025.
Tetapi, kata dia, perlu kehati-hatian dalam memberlakukan kebijakan perlindungan yang dapat diartikan sebagai proteksionisme, karena Indonesia adalah negara pihak dalam WTO. Persyaratan penerapan kebijakan proteksionistik berdasarkan WTO seperti keadaan darurat atau safeguards akibat kerugian yang amat serius atau ancaman kerugian serius.
“Perlu dipastikan kondisi yang dimaksud Demi menerapkan kebijakan perlindungan. Selain kebijakan makro dan negara, Krakatau Steel perlu merumuskan langkah strategis Demi merespons perkembangan dalam industri baja di pasar domestik dan Global,” tegasnya.
(Ilustrasi industri baja. Foto: Unsplash)
Langkah strategis Krakatau Steel
Dalam menghadapi tantangan ini, Krakatau Steel telah menerapkan berbagai strategi Demi memperkuat daya saing dan menjaga keberlanjutan bisnisnya.
1. Advokasi kebijakan antidumping
Krakatau Steel secara aktif mendorong penerapan kebijakan antidumping melalui Komite Anti Dumping Indonesia (KADI). Langkah ini bertujuan Demi menyeimbangkan pasar baja nasional agar Kagak terdistorsi oleh produk impor dengan harga yang Kagak wajar.
Pada strategi ini dibutuhkan peran pemerintah Demi mengadakan dialog dengan Tionfkok dan AS. Negosiasi yang berfokus pada kepentingan memungkinkan Demi menemukan titik temu, kendati membutuhkan waktu dan tahapan.
2. Peningkatan efisiensi dan restrukturisasi
Perusahaan Lalu menjalankan program restrukturisasi dengan meningkatkan efisiensi produksi, optimalisasi rantai pasok, serta peningkatan produktivitas guna mempertahankan daya saing di pasar Mendunia. Identifikasi persoalan yang dihadapi Krakatau Steel membantu Demi Pusat perhatian pada pencapaian efisiensi dan keberhasilan restrukturisasi melalui pendekatan dan metode yang Benar.
3. Diversifikasi produk dan Perluasan pasar
Krakatau Steel berupaya memperluas pasar ekspor ke negara-negara yang membutuhkan baja berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan produk baja dengan nilai tambah lebih tinggi, seperti baja tahan karat dan baja Demi industri otomotif, guna mengurangi ketergantungan pada pasar domestik.
Pencermatan dan analisis pada konstelasi penguasa pasar baja dan Ciri industri serta kebijakan dapat mengarahkan penyerapan produk diversifikasi.
4. Kolaborasi dan Hasil karya teknologi
Dalam menghadapi persaingan Mendunia, Krakatau Steel memperkuat kolaborasi dengan industri terkait serta mengadopsi teknologi mutakhir dalam proses produksi. Penggunaan teknologi hijau dan efisiensi Daya menjadi prioritas Demi meningkatkan daya saing sekaligus mendukung keberlanjutan industri baja.
Hasil karya merupakan hasil kerja dari aktivitas riset dan pengembangan material dan proses produksi. Dibutuhkan investasi yang memadai Demi itu. Kerja sama atau kolaborasi dengan perguruan tinggi merupakan suatu keniscayaan yang saling menguntungkan bagi Krakatau Steel dan perguruan tinggi.
Sebagai perusahaan yang Mempunyai visi menjadi produsen baja terkemuka di Asia Tenggara, Krakatau Steel Lalu berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika pasar Mendunia. Dengan dukungan pemerintah dalam kebijakan perdagangan yang adil serta strategi internal yang solid, perusahaan optimistis dapat menjadikan tantangan Mendunia ini sebagai Kesempatan Demi tumbuh dan memperkuat posisinya sebagai tulang punggung industri baja nasional.
“Kebijakan pemerintah dibutuhkan Demi memampukan Krakatau Steel merebut kedudukan di pasar baja nasional dan pasar Mendunia,” tegas Adiwarman.