
PEMERINTAH kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) geram dengan pemberitaan media Media Indonesia dan MetroTV yang menyebutkan ditemukannya ulat pada kotak makan pada hari pertama Penyelenggaraan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kawasan itu, Senin (17/2) kemarin.
Merespons itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus Sales Sodo pada Selasa, (18/2) memanggil dan meminta Penjelasan para pihak seperti Kepala Capek POM Manggarai Barat, bendor program MBG Manggarai Barat, Badan Gizi Nasional melalui Kepala SPPG Manggarai Barat, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudan dan Olah Raga, dan Kepala Dinas Kominfo.
Kepada Sekda Fransiskus, para pihak memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi para siswa itu Kondusif, Asal Mula Segala Mekanisme telah dilewati dengan ketat. Kepala Capek POM Manggarai Barat, Imanulkhan, menjelaskan pihaknya telah melakukan pengawasan dan pengujian terhadap setiap makanan yang didistribusikan di berbagai titik, termasuk di lingkungan sekolah.
“Proses pengawasan dilakukan secara menyeluruh, meliputi pemeriksaan visual dan organoleptik terhadap rasa, Corak dan bau serta pengujian laboratorium Buat mendeteksi potensi keberadaan bahaya pada pangan,” Terang Iman.
Iman menegaskan hasil pemeriksaan sampel produk makanan yang didistribusikan Kondusif, berada dalam kondisi matang dan segar. Selain itu, buah-buahan yang tersedia juga berada dalam kondisi Bagus dan layak konsumsi.
Capek POM Manggarai Barat berjanji akan Lalu berkomitmen Buat memastikan keamanan pangan di Manggarai Barat melalui pengawasan yang ketat dan upaya edukasi kepada masyarakat. Senada, Badan Gizi Nasional melalui Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Manggarai Barat Dania Ulfi Ningrum memastikan makanan yang didistribusikan kepada para siswa sekolah di Labuan Bajo, itu sangat layak dikonsumsi.
“Kemarin, Begitu makanan didistribusikan, kami Eksis di lapangan. Saya pastikan, Segala makanan yang didistribusikan itu sudah melalui berbagai tahapan pemeriksaan yang ketat, Bagus oleh Capek POM maupun oleh dinas terkait,” tegas Ulfi.
Ulfi tegaskan Kagak Eksis belatung dalam makanan yang dikonsumsi para siswa. Makanan yang didistribusikan, juga Kagak berbau busuk, sebagaimana pemberitaan sejumlah media. Kendati demikian Ulfi akui salah satu kotak makanan yang disajikan Senin (17/2) ditemukan ulat sayur, tetapi bukan Belatung.
“Satu dari 3 ribu Bagian makanan yang didistribusikan, memang ditemukan ulat sayur. Tetapi itu bukan belatung.
Kepada siswa bersangkutan, kita juga sudah tawarkan Buat ganti makanan, tetapi yang bersangkutan menolak,” kata Ulfa.
Kontrol Media
Sekda Fransiskus mengatakan pemberitaan media merupakan bagian dari atensi dan kontrol, sehingga Apabila Eksis hal yang keliru, Pandai segera lakukan perbaikan. “Terlepas dari fakta lapangan atas pemberitaan itu, kita tetap harus berterima kasih kepada Kawan-Kawan media. Asal Mula setiap pemberitaan, itu bagian dari atensi media dan harus menjadi dorongan buat kita Buat lakukan perbaikan,” tegas Sekda Fransiskus.
Kepada para pihak, Sekda Fransiskus juga menegaskan bahwa program MBG ini menjadi perhatian serius Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat, Asal Mula ini salah satu program prioritas pemerintah pusat. Karena itu, para pihak harus betul-betul melewati setiap tahapan dengan teliti dan cermat.
Sebelumnya, Penyelenggaraan hari pertama MBG di Kabupaten Manggarai Barat ditemukan ulat pada sayuran serta buah yang sudah membusuk. Ulat dan buah yang membusuk itu ditemukan dalam makanan yang dibagikan Buat siswa SMP Negeri 1 Komodo Labuan Bajo.
Padahal sebelum makanan didistribusikan ke siswa petugas Capek POM Manggarai Barat telah melakukan pemeriksaan sampel dan merekomendasikan makanan tersebut layak dikonsumsi. Grace, seorang Siswi SMPN 1 Komodo mengakui Eksis belatung pada makanan yang disediakan. Selain belatung buah yang berikan sudah bau dan busuk.
“Setelah petuga membagikan makanan, kami menemukan Eksis ulat pada makanan. Kami minta pemasak dan Spesialis gizi Buat memperhatikan agar kami Kagak salah memakan,” pinta Grace. (MM/E-4)