Pemerintah telah menggulirkan program efisiensi anggaran Demi mendukung berbagai program prioritas. Tetapi, dalam praktiknya berbagai kepentingan publik terancam terabaikan akibat efisiensi ini, termasuk potensi naiknya tiket transportasi publik, potensi hilangnya Sokongan pendidikan hingga ancaman kehilangan pekerjaan.
Pemerintah menggulirkan program efisiensi anggaran Demi melonggarkan ruang fiskal, guna mendukung berbagai program prioritas, termasuk penguatan ketahanan pangan serta program makan bergizi gratis. Tak tanggung-tanggung, efisiensi anggaran ini menargetkan Biaya hingga Rp300,6 triliun yang berasal dari anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp256,1 triliun dan anggaran transfer daerah sebesar Rp50,5 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan, kebijakan efisiensi anggaran digulirkan Demi memperbaiki kualitas belanja pemerintah hingga menutup celah korupsi. Penggunaan anggaran diharapkan akan lebih efisien, lebih Bersih dan fekus dalam menjaga kebutuhan dasar masyarakat.
Meski demikian, dalam praktiknya, efisiensi anggaran Rupanya Membikin kepentingan publik terancam diabaikan. Seperti yang dirasakan ribuan pekerja lembaga penyiaran publik TVRI dan RRI yang sempat diberhentikan karena berkurangnya anggaran, meskipun kemudian dibatalkan atas permintaan DPR RI.
Akibat efisiensi anggaran ini juga muncul isu pemberhentian petugas operasi dan pemeliharaan atau OP Sarana Infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Lazim yang terkena pemangkasan jumbo mencapai Rp81,38 triliun. Tetapi, isu ini kemudian dibantah dan disebut bahwa yang terjadi hanyalah menunggu proses perpanjangan kontrak.
Efisiensi anggaran juga Membikin Sekeliling 663 ribu mahasiswa terancam putus kuliah, karena berkurangnya anggaran Sokongan pendidikan setelah anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dipangkas sebesar 9 persen. Dari total 844.174 mahasiswa penerima Sokongan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah, sebanyak 663.821 mahasiswa terancam kehilangan Sokongan pendidikan pada tahun 2025.
Ekonom Senior Bright Institute, Awalil Rizky menyebut, efisiensi anggaran perlu dilakukan tetapi realisasinya harus Pas. Apabila realisasinya Tak Pas, efisiensi anggaran dikhawatirkan Malah akan memicu munculnya permasalahan baru.
“Tentu realisasinya Lagi harus dilihat, apakah yang dihemat memang Pas.” kata Ekonom Senior Bright Institute, Awalil Rizky.

