Imam Gay Pertama Dilaporkan Terbunuh di Afrika Selatan

Cape Town: Seorang pria yang dianggap sebagai imam Muslim gay pertama yang terbuka telah ditembak Tewas Begitu duduk di dalam mobil di Afrika Selatan. Banyak orang menyebutkan ini sebagai pembunuhan karena ajarannya.

Muhsin Hendricks disergap oleh dua pria di dalam truk pikap Begitu mengunjungi kota selatan Gqeberha pada Sabtu. Polisi mengatakan bahwa pria yang terlibat dalam pembunuhan itu menutupi Persona mereka.

Sebuah video keamanan dari penembakan tersebut menunjukkan salah satu dari mereka melompat keluar dari kendaraan mereka, berlari ke mobil tempat Hendricks berada dan menembakkan pistol beberapa kali melalui jendela samping. Polisi mengatakan Hendricks Serempak seorang pengemudi, yang selamat.

Polisi belum menetapkan motif pembunuhan tersebut, tetapi partai politik dan organisasi LGBTQ+ mengatakan, Hendricks menjadi sasaran karena ia mendirikan masjid di Cape Town Kepada kaum gay Muslim dan menyerukan agar Personil komunitas LGBTQ+ diterima dalam Islam. Homoseksualitas sendiri dilarang dalam Religi Islam.

Kementerian Kehakiman Afrika Selatan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki klaim bahwa Hendricks menjadi sasaran pembunuhan.

Cek Artikel:  22 Orang Tewas oleh Serangan Junta Myanmar

Hendricks dikenal secara Global dan berbicara di konferensi Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans, dan Interseks Global di Afrika Selatan tahun Lewat.

“Keluarga The International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans, and Intersex Association (ILGA) sangat terkejut mendengar Informasi pembunuhan Muhsin Hendricks dan meminta pihak berwenang Kepada menyelidiki secara menyeluruh apa yang kami khawatirkan sebagai kejahatan kebencian,” kata Julia Ehrt, Direktur Eksekutif ILGA.

“Ia mendukung dan membimbing begitu banyak orang di Afrika Selatan dan di seluruh dunia dalam perjalanan mereka Kepada berdamai dengan iman mereka,” ucap Ehrt, seperti dikutip ABC News, Selasa 18 Februari 2025.

ILGA mengatakan, Hendricks telah berbicara tentang bagaimana beberapa orang menyerukan penutupan masjidnya dan mencapnya sebagai “kuil gay.”

Aliansi Demokratik, partai politik terbesar kedua di Afrika Selatan, mengatakan “sifat pembunuhan itu sangat menunjukkan pembunuhan profesional.”

Hendricks mengatakan dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat Info Afrika Selatan pada tahun 2022 bahwa ia merasa menjadi sasaran serangkaian fatwa -,putusan dalam hukum Islam,-yang dikeluarkan oleh Dewan Peradilan Muslim Afrika Selatan tahun itu. Mereka mengingatkan umat Muslim di negara itu bahwa Interaksi sesama jenis dilarang, meskipun dewan tersebut mengatakan Muslim gay yang menjauhkan diri dari “tindakan sesama jenis” harus disambut di masjid.

Cek Artikel:  Korea Selatan Tuntut Jepang Minta Ampun Soal Kuil Yasukuni, Kenapa?

Hendricks menjadi subjek Sinema dokumenter yang dirilis pada tahun yang sama berjudul “The Radical,” di mana ia mengatakan bahwa Terdapat ancaman terhadapnya tetapi “itu Enggak mengganggu saya. Kebutuhan Kepada menjadi otentik lebih besar daripada rasa takut Kepada Tewas.”

Sinema tersebut juga berfokus pada Muslim gay muda yang mengatakan Hendricks menyediakan tempat bagi mereka Kepada berdoa dan mempraktikkan Islam Sembari tetap menjadi diri mereka sendiri.

Dewan Peradilan Muslim Afrika Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa meskipun mereka secara konsisten menyatakan bahwa posisi Hendricks Enggak sesuai dengan ajaran Islam, “kami dengan tegas mengutuk pembunuhannya dan segala tindakan kekerasan yang menargetkan Personil komunitas LGBTQ atau komunitas lainnya.”

Cek Artikel:  Khotbah Jumat, Khamenei Asikkan Negara Muslim Bersatu Rival Israel

Hendricks tumbuh dalam keluarga Muslim konservatif dan menikahi seorang Perempuan. Dia mengakhiri pernikahannya dan secara terbuka menyatakan diri sebagai imam gay pada pertengahan tahun 1990-an dan memulai jaringan dukungan dan kemudian sebuah masjid Kepada Muslim gay. Dia mengadvokasi agar mereka diikutsertakan melalui Yayasan Al-Ghurbaab miliknya dan menyebut dirinya sebagai “imam gay pertama di dunia yang secara terbuka menyatakan diri sebagai gay.”

“Ketika saya Memperhatikan Langkah Muslim gay menegosiasikan dilema antara Islam dan orientasi seksual serta identitas mereka, saya merasa terdorong Kepada melakukan sesuatu tentang hal itu,” katanya, menjelaskan keyakinannya.

“Dan saya pikir, bagi saya Kepada membantu mungkin saya harus menjadi diri saya sendiri dan menyatakan diri saya sebagai gay. Saya pikir mungkin saja menjadi gay dan Muslim atau gay dan Kristen,” imbuhnya.

Dalam sebuah pesan di laman Facebook resminya, Yayasan Al-Ghurbaab mengatakan Hendricks adalah “seorang Bapak yang hebat dan pelindung bagi banyak orang. Tetaplah beristirahat Serempak para malaikat.”

Mungkin Anda Menyukai