Kebijakan baru Presiden Prabowo Subianto soal Devisa Hasil Ekspor (DHE) terbukti langsung menggairahkan pasar keuangan Indonesia. Dok. YouTube Sekretariat Presiden
Jakarta: Kebijakan baru Presiden Prabowo Subianto soal Devisa Hasil Ekspor (DHE) terbukti langsung menggairahkan pasar keuangan Indonesia. Pada Senin, 17 Februari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai Ubah rupiah sama-sama melesat setelah Prabowo mengumumkan bahwa seluruh DHE Sumber Daya Alam (SDA) wajib disimpan 100% di bank dalam negeri selama 12 bulan.
IHSG ditutup melonjak 192,42 poin atau 2,9% ke level 6.830,88, menandai reli kuat di Area hijau. Rupiah juga menguat 0,28% terhadap dolar AS, diperdagangkan di level Rp16.215 per dolar AS. Penguatan ini mengindikasikan kepercayaan investor terhadap kebijakan pemerintah dalam memperkuat cadangan devisa dan stabilitas ekonomi nasional.
Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.658,22 hingga level tertingginya di 6.830,88. Nilai transaksi saham mencapai Rp11,7 triliun dengan volume 19,42 miliar saham dan frekuensi perdagangan mencapai 1,39 juta kali.
Baca juga: Prabowo Wajibkan Penyimpanan Devisa Hasil Ekspor SDA, Optimis Raih USD100 M
Perbankan dan Sektor Kekuatan Jadi Motor Penguatan
Lonjakan IHSG dipimpin oleh saham-saham sektor barang baku (+3,67%), Kekuatan (+3,29%), dan keuangan (+2,38%). Sektor infrastruktur juga naik 2,03%, sementara saham perindustrian ikut menguat 1,71%.
Riset Erdhika Elit Sekuritas menilai kebijakan DHE 100% membawa Dampak positif karena dapat meningkatkan likuiditas perbankan domestik. “Bank akan Mempunyai lebih banyak Anggaran Kepada menyalurkan kredit atau menawarkan produk investasi seperti deposito valas,” tulis riset Erdhika yang dikutip, Senin, 17 Februari 2025.
Sejumlah saham perbankan yang diprediksi mendapat manfaat besar dari kebijakan ini antara lain BBCA (Bank Central Asia), BBRI (Bank Rakyat Indonesia), BBNI (Bank Negara Indonesia), BNGA (Bank CIMB Niaga), dan BNLI (Bank Permata).
Cadangan Devisa Diprediksi Melonjak US$ 100 Miliar
Kebijakan ini berlaku Kepada sektor pertambangan (di luar minyak dan gas), perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Seluruh DHE SDA dari sektor-sektor tersebut wajib ditempatkan di rekening Tertentu di bank nasional selama setahun, sementara sektor migas tetap mengikuti aturan PP No. 36 Tahun 2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sepanjang 2024 mencapai US$ 5,71 miliar, naik 29,81% dibandingkan 2023. Sementara ekspor pertambangan dan lainnya mencapai US$ 40,57 miliar, turun 10,2?ri tahun sebelumnya.
Prabowo optimistis kebijakan ini akan berdampak signifikan pada cadangan devisa negara. “Di tahun 2025, devisa hasil ekspor kita diperkirakan bertambah sebanyak US$ 80 miliar. Karena ini akan berlaku mulai 1 Maret, kalau lengkap 12 bulan hasilnya diperkirakan akan lebih dari US$ 100 miliar,” ujarnya.
Seiring sentimen positif ini, pasar tampaknya semakin percaya diri terhadap langkah-langkah pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan finansial Indonesia.