Hamas Desak Aliansi Arab dan OKI Tolak Rencana Trump Demi Usir Kaum Palestina

Hamas desak Aliansi Arab tolak proposal Donald Trump terkait Gaza. Foto: Anadolu

Gaza: Golongan pejuang Hamas pada Kamis 13 Februari 2025 menyerukan pertemuan puncak Arab yang akan datang dan pertemuan tingkat menteri pan-Islam Demi menolak rencana Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump Demi mengusir Kaum Palestina dari Gaza.

“Kami menghargai posisi Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Sekalian negara yang menentang usulan pengusiran paksa Trump,” kata Juru Bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Jumat 14 Februari 2025.

Qassem mendesak pertemuan puncak Arab yang akan datang pada 27 Februari dan pertemuan tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) “Demi mengambil sikap tegas terhadap rencana Trump dan mengembangkan strategi gabungan Arab-Islam Demi memblokir implementasinya.”

Cek Artikel:  Donald Trump Rencanakan Pertemuan dengan Putin Kepada Selesaikan Perang Ukraina

“Pernyataan Trump tentang pengusiran mencerminkan keselarasannya dengan sayap kanan di pemerintahan Israel,” tambah Qassem.

Trump telah berulang kali menyerukan Demi merebut kendali Gaza dan memindahkan Kaum Palestina ke negara-negara tetangga setelah perang genosida Israel Demi membangun apa yang disebutnya “Riviera Timur Tengah.”

Usulannya disambut dengan kecaman luas dari Kaum Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris. Pada Selasa, Mesir mengumumkan bahwa mereka akan mengusulkan rencana Demi membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduk Area tersebut.

Qassem memperingatkan adanya hambatan yang mengancam gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan di Gaza karena penolakan pemerintah Israel Demi sepenuhnya melaksanakan kesepakatan tersebut.

Cek Artikel:  Kecam Israel, Hamas Kejahatan Brutal Tentara Pendudukan Teroris di Beit Lahia

“Hamas tetap berkomitmen Demi memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian seperti yang direncanakan,” kata Qassem, menekankan bahwa Israel juga harus menegakkan komitmennya berdasarkan kesepakatan tersebut.

Hamas mengatakan pada Kamis bahwa mereka akan melanjutkan pembebasan sandera berikutnya sesuai jadwal pada hari Sabtu Apabila Israel mematuhi ketentuan perjanjian gencatan senjata. Perjanjian gencatan senjata telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari, menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.200 orang, sebagian besar Perempuan dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

Israel telah mengubah Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di dunia, mempertahankan blokade selama 18 tahun dan memaksa Dekat 2 juta dari 2,3 juta penduduknya mengungsi di tengah kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang parah karena Restriksi yang disengaja.

Cek Artikel:  Tak Terima Video Wawancara Kamala Harris Soal Gaza, Trump Gugat CBS Rp157 Triliun

Mungkin Anda Menyukai