Desa Mekarwangi Lembang Budi Daya Pisang Ambon Demi Ketahanan Pangan

Desa Mekarwangi Lembang Budi Daya Pisang Ambon untuk Ketahanan Pangan
Penduduk mengangkut pisang hasil panen di Desa Mekarwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.(MI/DEPI GUNAWAN)

Penduduk Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kini tengah Konsentrasi membudidayakan tanaman pisang ambon lumut hijau yang menjadi program ketahanan pangan di desa ini.

Pohon pisang ditanam memanfaatkan lahan yang tak terpakai dan disulap menjadi lahan produktif. Penanaman pohon pisang ini tak lain sebagai upaya Penduduk dalam mengembalikan desa tersebut yang dululnya terkenal sebagai sentra penghasil pisang.

Ketua Gabungan Golongan Tani (Gapoktan) Mekarsari, Desa Mekarwangi, Karya mengatakan, gerakan menanam pohon pisang berasal dari Anggaran desa sebesar Rp90 juta dari anggaran tahun 2023. Anggaran tersebut digunakan Demi menanam sebanyak 1.200 pohon pisang di lahan seluas 9.000 meter persegi.

“Dari mulai penanaman, Sekeliling setahun kemudian atau tepatnya sejak Desember 2024, pohon-pohon pisang yang kami tanam sudah dipanen hingga sekarang,” kata Karya, Kamis (13/2).

Cek Artikel:  Banjir Bandang Landa Kota dan Kabupaten Cirebon, Ribuan Anggota Jadi Korban

Dalam dua bulan terakhir, dia mengaku, pihaknya telah memanen Sekeliling 1,4 ton pisang dan diperkirakan total produksi akan mencapai 20 ton. Pisang yang sudah dipanen dikirim ke pelanggan perorangan yang sudah menjadi langganan tetap.

“Permintaan sudah banyak tapi kami belum berani mengejar pesanan dalam jumlah besar dari pabrikan. Kami Lagi mengevaluasi hasil panen tahun pertama sebelum mempertimbangkan kerja sama dengan pasar industri,” ujarnya.

Menurut dia, dari satu pohon Bisa menghasilkan 35-40 kilogram pisang selama satu tahun. Pisang dengan kualitas terbaik dihargai Rp12.000 per kilogram Begitu matang, sedangkan pisang yang Lagi mentah dijual seharga Rp5.000 per kilogram.

“Demi menjaga kualitas, buah pisang dibungkus plastik agar kulitnya tetap mulus,” ucapnya.

Cek Artikel:  Dedi Mulyadi Dukung Pabrik Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dibangun di Purwakarta


Kualitas


Gapoktan mulai mengembangkan produk turunan dari pisang yang kurang memenuhi standar pasar karena Bukan Seluruh hasil panen Bisa dijual dalam bentuk buah segar karena perbedaan kualitas.

Agar Bisa dimanfaatkan, pihaknya menggandeng UMKM yang dikelola Golongan Perempuan tani Demi mengolah pisang menjadi keripik. Selain buahnya, batang pisang (gebog) juga Bisa dimanfaatkan menjadi camilan ringan.

“Kami juga Ingin memanfaatkan daun pisang Demi menambah nilai ekonomis. Begitu ini, gebog sudah Mempunyai pasar, tetapi Demi daun Lagi dalam tahap perencanaan,” kata salah seorang Personil Gapoktan, Undang.

Dalam setahun ke depan, Gapoktan Mekarsari akan mengevaluasi perkembangan produksi dan pasar. Dengan investasi awal sebesar Rp90 juta, diharapkan modal dapat kembali dalam tempo satu tahun.

Cek Artikel:  UPI Jaring Member MWA sebelum Pemilihan Rektor

“Kalau Penilaian menunjukkan hasil memuaskan, kita akan mulai membuka Kesempatan kerja sama dengan pabrikan agar produksi Bisa ditingkatkan dalam skala lebih besar,” tuturnya.

Undang menjelaskan, program ketahanan pangan di Desa Mekarwangi Bukan hanya menghidupkan Kesempatan ekonomi baru bagi masyarakat setempat, tapi juga mengembalikan kejayaan desa ini sebagai penghasil pisang terbaik di Area Bandung.

Sejak dahulu, ia menambahkan, buah pisang dari Desa Mekarwangi dikenal luas di Kota Bandung. Penduduk biasanya menjualnya dengan Langkah dipikul dan berkeliling ke Area kampus UPI, Jalan Cipaganti, hingga Dago. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, produksi pisang berkurang drastis. Penduduk hanya menanam pisang di pekarangan rumahnya saja.

“Karena itu, kami berinisiatif Demi menghidupkannya kembali desa ini sebagai penghasil pisang berkualitas di Bandung,” jelasnya.

 

 

Mungkin Anda Menyukai