Gegara pandemi, Qantas rugi tiga tahun berturut-turut

Jakarta (ANTARA) – Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas, mencatat kerugian selama tiga tahun berturut-turut, menambah total kerugian akibat pandemi COVID-19 menjadi Dekat 7 miliar dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.350) atau Sekeliling 4,83 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.827).

Terungkap dalam laporan maskapai itu Buat tahun keuangan yang dimulai pada 1 Juli 2021 dan berakhir pada 30 Juni 2022, yang dirilis pada Kamis (25/8), maskapai itu melaporkan kerugian sebesar 860 juta dolar Australia (setara Sekeliling 594 juta dolar AS), turun dari kerugian pada tahun keuangan sebelumnya sebesar 1,7 miliar dolar Australia (setara Sekeliling 1,17 miliar dolar AS).

“Periode satu tahun terakhir begitu menantang bagi Sekalian pihak. Kami harus mengurangi Dekat Sekalian penerbangan begitu (varian) Delta merebak dan tetap menerapkannya selama beberapa bulan sebelum meningkatkannya Kembali selama beberapa gelombang Omicron seiring kita Sekalian belajar Buat hidup berdampingan dengan COVID-19 di masyarakat,” demikian disampaikan CEO Qantas Alan Joyce bersamaan dengan pengumuman laporan itu.

Cek Artikel:  Hotel Tentrem Jakarta Raih Penghargaan Hotel Baru dan Restoran Indonesia Terbaik di Exquisite Awards 2024

Meskipun Lalu mengalami kerugian, maskapai penerbangan itu tetap percaya diri selama proses pemulihan, yang ditunjukkan oleh pembelian kembali saham senilai 400 juta dolar Australia (setara Sekeliling 277 juta dolar AS), pengembalian modal kepada para pemegang saham pertama sejak awal pandemi COVID-19.

“Kami bahkan lebih percaya diri di masa depan daripada enam bulan Lewat, jadi hari ini kami mengumumkan lebih banyak investasi pada karyawan dan pelanggan kami,” kata Joyce. Investasi itu meliputi peningkatan tunjangan pekerja, rute penerbangan baru, dan ruang tunggu pelanggan.

Qantas mendapat kecaman publik dalam beberapa bulan terakhir karena kurangnya staf telah menyebabkan penundaan penerbangan yang masif serta kesalahan dalam penanganan bagasi di tengah berbagai masalah operasional.

Cek Artikel:  Tiket.com tawarkan diskon tiket hari raya

Joyce mengatakan maskapai penerbangan itu diharapkan akan mendongkrak persentase kinerja Betul waktunya dari 52 persen pada Juli ke “standar tinggi normalnya” yang mencapai Sekeliling 80 persen pada Oktober tahun ini.

Maskapai penerbangan itu juga mengumumkan pembukaan sejumlah rute penerbangan baru pada Kamis, termasuk dua penerbangan per pekan dari Sydney ke New York melalui Selandia Baru mulai Juni 2023.

“Kami kembali terbang ke sebagian besar destinasi kami di era pra-COVID-19, yang merupakan pencapaian fantastis oleh tim kami dan sangat Krusial bagi Kaum Australia yang Mau kembali terhubung dengan seluruh dunia,” kata Joyce, demikian Xinhua dikutip Jumat.

Baca juga: Bursa Australia melemah, saham Qantas rontok

Cek Artikel:  Intip harga tiket promo Scoot ke Singapura hingga Jeddah

Baca juga: Bursa Australia ditutup naik, Tetapi saham Qantas merosot

Mungkin Anda Menyukai