![Hanya 20 Persen Kasus Kanker Anak yang Dapat Terdeteksi tiap Tahun](https://mediaindonesia.gumlet.io/news/2025/02/06/1738833925_e55efec1b6cbeff7dade.jpg?w=800&q=80&format=webp)
DI antara 80 juta anak di Indonesia, diduga terdapat penambahan 10 ribu kasus kanker baru pada anak setiap tahun. Dari 10 ribu kasus, hanya Sekeliling dua ribu atau 20 persen di antaranya yang dapat dideteksi dan ditangani di fasilitas kesehatan yang memadai.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi-Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Eddy Supriyadi mengatakan di antara 80 juta anak di Indonesia, ditaksir terdapat 10 ribu kasus kanker baru pada anak setiap tahun. Dari jumlah itu, baru dua ribu kasus atau 20 persen di antaranya yang terdeteksi dan ditangani di fasilitas-fasilitas kesehatan yang memadai.
“Artinya di situ Terdapat sarana kesehatan, Terdapat dokter, dengan Terdapat fasilitas-fasilitas pendukung yang sering kita sebut dengan supportive care, meliputi tempatnya, gedungnya, farmasinya,” Jernih Eddy Supriyadi dalam media briefing bertema Kanker pada Anak, Selasa (4/2) secara daring.
Menurut Eddy Supriyadi, tantangan penanganan kanker anak adalah Lagi terjadinya kesenjangan keberadaan fasilitas kesehatan yang melayani kanker anak di Indonesia. Terdapat 15 pusat layanan kanker di Indonesia yang sebagian besar berada di Pulau Jawa.
“Kalau kita lihat semuanya bergerak atau menempel di Pulau Jawa yang kita Mengerti memang 60 persen dari penduduk Indonesia hidup di Jawa, tetapi kita lihat di sini di Kalimantan misalnya hanya Terdapat dua center (Pusat Layanan Kanker-red) satu di Balikpapan yang kedua di Banjarmasin, hanya Terdapat dua center satu di Sulawesi Utara di Manado yang satu di Makassar,” ungkap Eddy Supriyadi.
Hingga kini fasilitas kesehatan yang melayani kanker belum tersedia di Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Tingkatkan Asa hidup
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018 mencanangkan program Inisiatif Mendunia Buat Kanker Anak Buat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup anak-anak penderita kanker di seluruh dunia hingga setidaknya 60 persen pada tahun 2030. Di negara-negara maju tingkat survival atau kesintasan terhadap kanker Dekat 80 persen Tetapi di negara-negara berkembang hanya 20 hingga 25 persen.
Di Indonesia tingkat kesintasan kanker anak sebesar 25 persen yang diharapkan dapat naik menjadi 50 persen pada 2030.
Kesintasan adalah persentase individu yang Lagi hidup dalam suatu Golongan yang menderita penyakit tertentu.
“Jadi WHO mencanangkan Terdapat enam jenis kanker Istimewa anak yang tujuannya adalah di akhir tahun 2030 survival-nya akan mencapai 60 persen. Di Indonesia sendiri kita sudah menghitung bahwa dengan basic bahwa survival kita sekarang 25 persen, kita Enggak berani mencanangkan setinggi itu, kalau Menonton realitasnya kita rencanakan di akhir 2030 nanti kira-kira hanya 50% survival yang kita Pandai targetkan,” kata Eddy.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan salah satu kunci Krusial dari pencegahan kanker dilakukan dengan deteksi Pagi sehingga kanker dapat terdiagnosis secara Pagi dan dilakukan terapi lebih awal. Upaya pemerintah yang mencanangkan pemeriksaan kesehatan gratis setiap seseorang berulang tahun disebut Piprim dapat menjadi salah satu kesempatan Buat dilakukan deteksi Pagi kanker pada anak.
“Prognosis penyakit kanker yang Pandai dikenali Pagi dan diterapi sejak awal tentu saja jauh lebih Berkualitas daripada penyakit kanker stadium akhir atau stadium lanjut yang Enggak terdeteksi di awal-awal gejala klinis yang muncul,” kata Piprim
Piprim mendorong deteksi Pagi Enggak saja dapat dilakukan di kota-kota besar yang Mempunyai fasilitas kesehatan yang lebih Berkualitas, tetapi juga bagi anak-anak di daerah-daerah terpencil.
Komunitas juga perlu berperan Buat mendukung anak-anak yang terdeteksi terjangkit kanker Buat mendapat pengobatan.
“Anak-anak kita perlu kita kawal apabila memang sudah terjangkit kanker ini tentu saja butuh support dari lingkungannya, dari komunitasnya, karena biasanya Enggak hanya anak yang sakit satu keluarga itu juga Pandai menjadi sakit karena pengobatan kanker ini memang sangat menyita waktu Buat berobat ya juga menyita Anggaran dan sebagainya,” ujar Piprim.
Jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia adalah leukimia dan limfona, demikian menurut laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI 2024.
Sementara berdasarkan data Globocan tahun 2020, penderita kanker anak berjumlah 11.156. Leukimia menempati posisi pertama sebesar 34,8 persen, kanker getah bening dan kanker otak masing sebanyak 5,7 persen.
Di Indonesia, hanya 30 persen kasus kanker anak yang dapat disembuhkan. Panyebabnya adalah pasien anak diketahui menderita kanker dalam kondisi stadium lanjut karena gejala kanker anak lebih sulit dikenali. (H-2)