![Tragedi Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi: Rifat Sungkar Serukan Kesadaran dan Perbaikan Sistem Transportasi](https://mediaindonesia.gumlet.io/news/2025/02/09/1739068057_fe48365e6313a3458e8b.jpg?w=800&q=80&format=webp)
KECELAKAAN tragis di Gerbang Tol Ciawi pada 5 Februari, yang merenggut nyawa 8 orang dan melukai 11 lainnya, Membangun prihatin banyak pihak, termasuk pereli Rifat Sungkar. Peristiwa itu menjadi pengingat pahit akan pentingnya menjaga kesehatan kendaraan, khususnya truk.
Truk yang Bukan laik jalan, seperti yang mengalami masalah pada rem, dapat diibaratkan sebagai “bom waktu” yang Dapat meledak Bilaman saja.
“Pengguna, perusahaan, dan regulator harus menyadari bahwa truk di Indonesia mengalami beban yang sangat berat,” ujar Rifat Sungkar, pembalap nasional.
“Kondisi ini sudah melampaui batas kapasitas yang Semestinya, Semestinya truk beroperasi pada 60-70% dari kapasitas penuh agar Dapat berjalan Fasih dan mengurangi risiko. “
Rifat juga menekankan rendahnya kesadaran berbagai pihak yang terlibat. “Peraturan bagi pemilik perusahaan dan departemen perhubungan perlu diperketat Tengah. Jembatan timbang yang sebelumnya Terdapat perlu diaktifkan kembali, dan Pengawasan kendaraan sebelum berangkat harus dijadikan perhatian Istimewa,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rifat menekankan pentingnya peningkatan kemampuan dan profesionalisme pengemudi truk. Ia percaya pengemudi harus Mempunyai pemahaman yang Bagus tentang kondisi jalan yang dilalui serta kemampuan Buat menghadapi berbagai situasi darurat di jalan raya. “Pengemudi harus memahami medan yang mereka lalui dan Mengerti bagaimana Langkah mengantisipasi Kalau terjadi sesuatu,” ujarnya.
Tak hanya itu, Rifat juga mengusulkan pengelompokan pengemudi berdasarkan pengalaman dan jenis kendaraan yang digunakan. “Secara kasta, pengemudi truk besar Semestinya Mempunyai pengalaman dan sertifikasi yang lebih tinggi,” katanya. Pengelompokan ini diharapkan dapat menyesuaikan kompetensi pengemudi dengan tingkat kesulitan dan risiko yang dihadapi Demi mengemudikan berbagai jenis truk.
Rifat juga mencermati isu terkait takdir, pilihan, dan ancaman di jalan raya. “Banyak yang Mengucapkan takdir itu tergantung garis tangan, bukan? Tetapi bagi saya, kita Dapat berusaha Buat memperbaiki takdir kita,” tegasnya. Ia menyerukan kepada Sekalian pihak Buat berkolaborasi demi menciptakan Indonesia yang lebih Bagus.
Tragedi di Tol Ciawi ini Bukan sekadar mengakibatkan kerugian materi dan korban jiwa, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Sekeliling. Di samping itu, kejadian ini berpengaruh pada Gambaran transportasi di Indonesia dan menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar akan keselamatan di jalan raya. (Instagram/Z-3)