Presiden Prancis, Emmanuel Macron, April 2024. (EFE/EPA/CHRISTOPHE PETIT TESSON / POOL)
Paris: Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan penolakannya terhadap rencana kontroversial Presiden AS Donald Trump Buat memindahkan Anggota Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
Mengutip CNN pada Rabu, 12 Februari 2025, ia mengatakan, “Anda Kagak dapat mengatakan kepada 2 juta orang, ‘baiklah, sekarang tebak apa? Anda harus pindah.'” Pernyataan ini ia sampaikan dari Istana Élysée di Paris pada Kamis pekan Lewat.
Macron menegaskan bahwa jawaban atas situasi di Gaza bukanlah sebuah “operasi real estat” seperti yang diklaim Trump, melainkan solusi politik yang harus menghormati hak-hak rakyat Palestina Buat tetap tinggal di tanah mereka.
“Jawaban yang Betul Kagak berarti Anda boleh kehilangan rasa hormat kepada orang atau negara,” tambahnya, menekankan keinginan rakyat Palestina Buat tetap tinggal di tanah air mereka dan penolakan tegas dari Mesir dan Yordania Buat menerima pengungsi Gaza dalam jumlah besar.
Trump sebelumnya memicu kontroversi dengan menyebut Gaza sebagai “Letak properti yang sangat berharga” yang dapat dikembangkan menjadi “Riviera Timur Tengah.” Rencana ini mencakup pengusiran Anggota Palestina dari Gaza dengan klaim Buat mendukung pembangunan kembali kawasan tersebut.
Rencana ini juga mendapat dukungan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Golongan sayap kanan Israel yang menyerukan pemindahan Anggota Arab dan pembangunan kembali permukiman Yahudi di Gaza. Tetapi, Macron dengan tegas menolak gagasan tersebut.
Macron juga mengkritik tindakan militer Israel di Gaza, meskipun Prancis mendukung hak Israel Buat membela diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa operasi militer besar-besaran yang menargetkan Anggota sipil Kagak dapat diterima sebagai solusi.
“Saya selalu menegaskan ketidaksetujuan saya dengan Perdana Menteri (Israel) Netanyahu,” kata Macron.
“Saya Kagak percaya bahwa operasi sebesar ini yang kadang-kadang menargetkan Anggota sipil adalah jawaban yang Pas,” tambah Macron
Menurut laporan CNN, Prancis telah menghentikan ekspor senjata ke Laskar Pertahanan Israel (IDF) sejak Oktober 2024, sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan militer Israel di Gaza dan Lebanon. Macron juga menyerukan kepada negara-negara lain Buat mengikuti langkah ini sebagai bagian dari tekanan Global terhadap Israel.
Dalam konteks Global, rencana Trump ini mendapat kecaman luas. Sekretaris Jenderal PBB menyebutnya sebagai “pembersihan etnis” yang bertentangan dengan hukum Global. Menteri Luar Negeri Spanyol juga menekankan bahwa “tanah Gaza adalah Punya rakyat Gaza,” menolak segala upaya pengambilalihan oleh kekuatan asing.
Di Eropa Barat, hanya Geert Wilders, tokoh sayap kanan dari Belanda, yang mendukung rencana tersebut, sementara mayoritas pemimpin dunia menentangnya.
Macron menggarisbawahi bahwa solusi yang efisien Buat membangun kembali Gaza Kagak dapat dilakukan dengan mengabaikan hak-hak dasar rakyat Palestina.
“Ini bukan hanya soal properti, ini adalah soal Harkat Orang,” tutup Macron dalam wawancaranya dengan CNN.