![Masa Depan Industri Tembaga](https://mediaindonesia.gumlet.io/news/2025/02/09/1739091620_ca9615ba6c0d319801b7.jpg?w=800&q=80&format=webp)
PRODUSEN emas dan tembaga yang menambang di Grasberg, Papua, PT Freeport Indonesia telah sukses membangun tambang terintegrasi mulai dari hulu (konsensi) Tamat hilir (pembangunan smelter tembaga). Di hulu, sejak tambang open-pit (tambang terbuka) Grasberg selesai berproduksi tahun 2019, Freeport mengoperasikan tambang Rendah tanah (underground) sejak tahun 2021.
Pembangunan infrastruktur tambang underground, berupa tunnel, train dan terowongan Rendah tanah, sudah dipersiapkan mulai tahun 2002 dan baru beroperasi komersial tahun 2021. Jadi, persiapan dan transisi dari open-pit menuju underground cukup lelet. Dengan demikian, ketika tambang open-pit di Grasberg berada di titik puncak (berhenti berproduksi), Freeport sudah mempersiapkan jalan memproduksi emas dan tembaga di underground.
Menurut laporan Freeport, Anggaran yang dikeluarkan membangun tambang underground berkisar di atas US$8 miliar. Anggaran besar itu Rupanya berbuah manis, karena tambang underground Pandai menghasilkan cadangan ore (biji tembaga, emas dan perak) yang besar pula.
Berdasarkan laporan Freeport (2024) cadangan ore Tamat tahun 2041 (masa berakhir kontrak) berada di kisaran 2 miliar ton. Sementara, produksi harian Freeport dari tambang underground Demi ini berada di rentang 160.000 matrik ton Tamat 200.000 matrik ton. Ini Dekat sama ketika Freeport menambang di tambang open pit Grasberg yang kisaran produksi hariannya di Bilangan 160.000 matrik ton. Ini tentu kapasitas produksi yang sangat besar dan menguntungkan korporasi ke depan.
Bangun smelter
Produksi ore Freeport yang besar tak Pandai Tengah diekspor dalam bentuk mentah. UU No.3 Tahun 2020, tentang Mineral dan Batubara, melarang perusahaan tambang mengekspor mineral mentah, termasuk Freeport. Sekalian harus dimurnikan dalam negeri atau wajib membangun smelter.
Selama pertambangan open-pit di Grasberg, 36% produksi hariannya dikirim ke PT Smelting Gresik, Jawa Timur. Sementara 60% sisanya diekspor ke smelter Freeport di Spanyol, Atlantic Copper.
Dengan aturan baru, Freeport telah membangun pabrik smelter tembaga dengan kapasitas 1.7 juta ton konsentrat per tahun dan Anggaran investasi senilai US$4 miliar. Smelter ini dibangun di Manyar, Jawa Timur dan merupakan pabrik smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia.
Dengan begitu, Freeport sebagai perusahaan tembaga terintegrasi dari pengolahan hingga permunian atau hulu-hilir terbesar di dunia. Tetapi, pertanyaan yang paling Krusial adalah, setelah Freeport membangun smelter tembaga bagaimana penyerapan Demi industri domestik ke depan?
Pertanyaan ini Krusial dijawab karena bukan hanya Freeport saja yang telah membangun pabrik smelter. Tetapi juga kompetitornya, PT Amman Mineral Tbk (Amman) telah membangun pabrik smelter tembaga berkapasitas 900.000 matrik ton per tahun di Sumbawa Barat, NTB. Dua produsen tembaga ini adalah termasuk terbesar. Mereka sudah berkomitmen membangun pabrik tembaga.
Kalau kita kilas sejarah. Dulu, PT Smelting Gresik mengolah 300.000 ton konsentrat tembaga dari tambang Grasberg dan konsentrat tembaga Newmont Nusa Tenggara di Batu Hijau (sekarang sudah dimiliki Amman Mineral) Demi menghasilkan 900.000 ton sulfuric acid per tahun, gypsum 350.000 ton per tahun dan copper Demi bahan baku semen dan beton sebesar 655.000.
Hasil olahannya, kemudian diserap perusahaan-perusahaan semen dan beton yang Terdapat di Jawa Timur dan pulau Jawa. PT Smelting juga mensuplai Dekat 1 juta ton sulfuric acid ke PT Petrokimia Gresik Demi memproduksi 5 juta ton per tahun pupuk.
Nah, dengan penambahah smelter Freeport baru di Manyar berkapasitas 1.7 juta ton dan smelter Amman di Sumbawa Barat dengan kapasitas 900.000 matrik ton, apakah industri domestik Pandai menyerap Sekalian hasil olahan konsentrat tembaga? Ataukah kondisi globallah yang membuka ruang bagi produsen tembaga Pandai bersinar?
Itu mengandaikan perusahaan-perusahaan semen Meningkatkan produksinya setiap tahun, sehingga permintaan gypsum meningkat. Dengan adanya kebijakan pemerintah membangun 3 juta rumah Demi Penduduk tentu akan membantu manaikkan kapasitas produksi produsen-produsen semen. Dengan itu penyerapan gypsum meningkat.
Begitupun kebijakan swasembada pangan, akan berimplikasi pada peningkatan permintaan pupuk, sehingga produksi perusahaan pupuk naik yang berimplikasi pada permintaan sulfuric acid dari pabrik smelter tembaga. Jadi, kebijakan pemerintah turut mendorong pertumbuhan industri.
Revolusi kendaraan listrik Dunia adalah juga berkah bagi produsen tembaga. Karena tembaga adalah salah satu komponen Krusial Demi pembangunan baterai kendaraan listrik, selain nikel, mangan dan cobalt. Demi pembangunan baterai kendaraan listrik, mineral Krusial yang dibutuhkan, seperti aluminium (18.9%), nikel (15,7%), tembaga (10,8%), baja (10,8%), mangan (5,4%), cobalt (4,3%) dan lithium (3,2%).
Itu menunjukkan, bahwa tembaga adalah komponen kunci pengembangan kendaraan listrik. Secara makro ini tentu dapat mengantisipasi defisit akibat impor minyak dan gas yang Lanjut melebar. Tembaga menjadi bahan dasar (raw materials) pengembangan baterai Demi eksosistem mobil listrik.
Glencore, salah satu produsen metal terbesar dunia mengatakan, kebijakan kendaraan listrik akan menambah permintaan (demand) tembaga sebesar 18% tahun 2030 dan nikel Dunia tumbuh 55%. Dalam ekosistem kendaraan listrik, tembaga digunakan Demi pembangunan jaringan listrik, jaringan storage (penyimpanan/reservoar) dan charging (Infrastrukur pengisian).
Menurut Glencore, permintaan tembaga Demi charging saja, misalnya akan tumbuh dari 23,000 ton di tahun 2020 menjadi 392,000 ton tahun 2030. Ini tentu Informasi Berkualitas bagi produsen tembaga, seperti Freeport dan Amman yang telah membangun pabrik smelter.
Dengan pengembangan ekosistem mobil listrik, hasil olahan tembaga mudah terserap seiring Perluasan produsen kendaraan listrik Dunia. China Association Of Automobile Manufactures (CAAM:2019) mengatakan, sejak tahun 2019, kendaraan listrik di Tiongkok tumbuh 1.7 juta unit dari 1.6 juta unit tahun 2018. Sementara penjualan mobil berbasis fosil di Tiongkok mulai mengalami penurunan.
Pada tahun 2019, penjualan mobil berbasis fosil Tiongkok turun 13% atau 4.82 juta unit per tahun, sementara penjualan kendaraan listrik meningkat 118% menjadi 254.000. Sementara, McKinsey (2022) memproyeksikan, produksi mobil listrik Dunia tumbuh dari 20 juta unit tahun 2017 menjadi 31 juta kendaraan listrik tahun 2025.
Dengan menyimak fakta di atas, tembaga adalah mineral Krusial Demi merealisasikan gagasan dekarbonisasi Dunia. Sebesar 65% hasil olahannya Demi pengembangan Daya terbarukan, seperti baterai kendaraan listrik, pembangkit listrik (1.5 juta ton permintaan Dunia) dan solar power (5.5 juta ton permintaan Dunia).
Langkah ke depan
Dengan mencermati permintaan Dunia dan domestik di atas, menurut kami, masa depan produsen tembaga, seperti Freeport dan Amman ke depan cerah. Apalagi kapasitas produksi mereka di hulu sangat potensial. Freeport Lagi Mempunyai cadangan 2 miliar ton biji berupa tembaga, perak, dan emas Tamat tahun 2041. Sedangkan Amman Lagi Mempunyai potensi cadangan ore di Batu Hijau Tamat tahun 2038.
Dua produsen ini harus Lanjut berbenah dan melakukan aksi korporasi yang Krusial Demi mengantisipasi permintaan domestik dan Dunia. Freeport misalnya, perlu mempercepat perbaikan satu unit pabrik smelter di Common Gas Cleaning Plant yang terbakar beberapa bulan Lewat.
Kebakaran memang hanya terjadi di satu unit pabrik (unit asam sulfat ). Tetapi, kebakaran ini berdampak pada menurunnya pendapatan dan produksi. Maka, kebakaran ini jangan dianggap sepele dan perlu diperbaiki Segera agar pemerintah memberikan fleksibilitas terhadap aturan ekspor tembaga.
Sementara, Amman perlu mempercepat peta jalan eksplorasi tambang Elang Dodo, Sumbawa Demi mengantisipasi titik puncak produksi tambang Batu Hijau yang akan selesai tahun 2030 atau paling lelet 2038.
Elang Dodo Mempunyai potensi ore besar mencapai 1.4 miliar ton. Ini berpotensi menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Sekalian ini dilakukan Demi mengantisipasi permintaan tembaga domestik dan Dunia ke depan.