Hidupkan Mimpi Venus Jadi Polisi

Hidupkan Mimpi Venus Jadi Polisi
Para pelajar siswa kelas 5 Sekolah Dasar YPK Klayas, Distrik Seget, Sorong, Papua Barat Daya, berbaris di depan kelas.(MI/Ilham Ramadhan Avisena)

Venus Katumlas, siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) YPK Klayas, Distrik Seget, Sorong, Papua Barat Daya, memiliki cita-cita menjadi seorang polisi. Melindungi dan menjaga keluarga serta masyarakat sekitar merupakan salah satu alasan bocah sebelas tahun tersebut.

“Mau jaga orang-orang,” ucap Venus malu-malu sambil menutupi wajahnya saat ditemui Media Indonesia di depan kelasnya, Senin (16/9).

Sesekali Venus merapikan seragamnya yang kebesaran sembari menceritakan kesehariannya. Dia sekolah setiap Senin hingga Sabtu, mulai pukul 11.00 hingga 14.00 WIT.

Baca juga : Polisi Identifikasi Potongan Tubuh Jenazah Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Mata pelajaran kesukaannya adalah matematika, khususnya penjumlahan. Ia menggunakan jari-jarinya untuk menghitung saat diberikan beberapa pertanyaan tambah-tambahan.

Venus mengaku senang melakoni hari-harinya sebagai siswa SD YPK Klayas. Ia dan 10 orang temannya saban hari selalu bermain bola sepulang sekolah atau sore hari. Kadang, kalau tidak main bola, setelah sekolah selesai, ia pergi memancing.

“Memancing di belakang kilang, banyak di situ ikan mujair. Dibawa pulang untuk dimakan, kasih ke mama,” kata dia.

Baca juga : 2 Kantor Pertamina Digeledah Terkait Korupsi Jual Beli BBM Non Kontan

Venus merupakan satu dari 60 anak di Kampung Klayas yang bersekolah di SD YPK Klayas. Setidaknya tersapat empat kelas berjejer dengan hamparan pekarangan di depannya.

Cek Artikel:  TNI dan Polri Harus Melindungi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

Mimpi Venus jadi polisi tetap hidup meski sempat terancam redup. Itu karena SD YPK Klayas belum lama ini dipugar. Sekolah tersebut sempat berhenti aktivitasnya saat pandemi covid-19 dan kegiatan belajar mengajar tampak berjalan di tempat setelahnya.

Mulanya, sekolah itu hanya memiliki tiga kelas. Sistem belajar yang diterapkan juga kurang efektif lantaran anak kelas 1 hingga 3 digabung dalam satu kelas dan kelas 4 hingga 6 digabung di kelas lainnya.

Baca juga : Polisi Bekuk Praktik Pengoplosan Gas Elpiji 3 Kg di Cileungsi

Salah seorang guru di SD YPK Klayas, Otto Gerson Mamoribo menyatakan,sekolah kecil itu tetap hidup hingga saat ini karena kemauan pemuda sekitar dan dukungan sejumlah pihak. Salah satu yang aktif mendukung adalah Pertamina RU VII Kasim. Dukungan materi dan pendampingan diberikan perusahaan demi menghidupkan kembali SD YPK Klayas.

“Karena ruangannya terbatas, jadi mereka belajar bergantian,” tuturnya.

“Masuk sekolah jam tujuh, semua datang pagi-pagi. Nanti kelas satu, dua, dan tiga belajar dulu, kemudian pulang jam 11. Baru kemudian kelas empat, lima, enam masuk, pulang sekitar jam 2,” tambah Otto.

Cek Artikel:  Anak Sebaiknya tidak Diberi Makanan Segera Saji Agar Terhindar dari Kanker

Baca juga : Polres Karawang Bersihkan Tumpahan Minyak Pertamina

Area Manager Comm, Rel, CSR & Comp Pertamina RU VII Kasim Ferdy Saputra menuturkan, saat pandemi, siswa SD YPK Klayas tak bisa bersekolah selama tiga bulan. RU VII Kasim bersama pemuda dan pemerintah setempat berinisiatif menjadi guru sementara untuk mengisi kekosongan tersebut.

“Jadi sambil kita advokasi ke Dinas Pendidikan, kami bersama teman-teman pemuda Klayas, menginisiasikan untuk mengajar di SD,” jelasnya.

“Pada saat itu hanya dua rombel, dua kelas, kelas 1-3 digabung, 4-6 digabung. Mulai tahun kemarin sudah dapat guru dari dinas, guru PNS untuk dapat mengajar, membimbing anak-anak di SD YPK Klayas ini,” tambah Ferdy.

Selain berkontribusi pada SD YPK Klayas, Pertamina RU VII Kasim turut membantu dan memberikan dukungan pada Pendidikan Anak Usia Awal (PAUD) Tulip yang berlokasi di belakang SD YPK Klayas. Perusahaan merenovasi dan memberikan sejumlah kebutuhan operasional PAUD tersebut.

“PAUD Tulip itu kita inisiasi untuk anak-anak pendidikan usia dini, di mana belum ada sama sekali PAUD yang berada di Klayas atau Distrik Seget ini,” kata Ferdy.

Cek Artikel:  7 Bahaya Main Handphone sambil Dicas

“Jadi di sana kita menginisiasi ibu-ibu, terutama kader Posyandu bersama perusahaan untuk mengembangkan dan mendidik anak usia dini untuk nantinya bisa melanjutkan, mempunyai kompetensi untuk melanjutkan ke SD,” sambungnya.

Kepala Sekolah PAUD Yakoba Kafiar menyatakan apresiasinya kepada Pertamina RU VII Kasim yang mendukung pembangunan dan pengembangan PAUD Tulip. Donasi renovasi dan perbaikan gedung bekas Posyandu untuk PAUD telah membuat anak-anak nyaman untuk belajar dan berinteraksi.

Anak-anak PAUD Tulip dibimbing oleh empat orang guru. Di dalam kelas, 35 anak PAUD diperkenalkan dengan angka, huruf, warna, binatang, hingga mendengarkan cerita dongeng. Yakoba mengatakan, PAUD Tulip telah meluluskan 43 anak, 28 anak di 2022 dan 15 anak di 2023.

“Sudah kami serahkan langsung ke SD YPK Klayas. Sementara ini kami masih mengajar 35 anak. Segala kekurangan yang ada, kami bersyukur dan berterima kasih,” ucap Yakoba.

“Karena Pertamina dapat membantu kami seperti renovasi, yang tadinya kita belajar ada hujan (terus bocor, tampias) sekarang sudah bagus,” lanjutnya. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai