Ilustrasi. Foto: dok Kemenkeu.
Jakarta: Bank Dunia mengapresiasi realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 5,03 persen pada 2024. Itu dianggap sebagai pencapaian positif di tengah perlambatan ekonomi Mendunia dengan rata-rata pertumbuhan dunia yang hanya 2,7 persen.
“Kita harus ingat pertumbuhan ekonomi Lagi di Rendah laju rata-rata dalam satu Sepuluh tahun sebelum covid-19. Dan secara perekonomian Mendunia, kita Menyaksikan banyak negara berkembang sedang menghadapi utang yang tinggi, pertumbuhan investasi Lamban, dan tentu saja tantangan terkait iklim,” ucap World Bank Country Director Buat Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk dikutip dari Media Indonesia, Senin, 10 Februari 2025.
Carolyn menjelaskan, Indonesia Mempunyai keuntungan dengan populasi yang besar yang berkontribusi pada stabilitas ekonomi. Tetapi, Buat mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada 2045, laju pertumbuhan perlu ditingkatkan setidaknya menjadi enam persen per tahun.
Guna mencapai Sasaran tersebut, ia Memperhatikan perlunya reformasi kerangka regulasi serta birokrasi yang lebih efektif di Indonesia. Selain itu, meningkatkan produktivitas sektor swasta dan memperkuat daya saing bisnis akan menjadi kunci dalam mencapai Sasaran tersebut.
“Lagi terdapat ruang perbaikan dalam penyediaan layanan publik Buat mendukung kepatuhan terhadap regulasi bisnis,” tutur dia.
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Ingatkan reformasi regulasi
Dalam laporan ‘Business Ready (B-ready)’, Bank Dunia menyoroti pentingnya reformasi regulasi Buat meningkatkan daya saing sektor swasta.
Laporan tersebut mencatat di antara 50 negara yang dievaluasi, sebagian besar Mempunyai regulasi bisnis yang cukup Bagus, dengan skor rata-rata 65,5 dari 100. Tetapi, pelayanan publik yang mendukung kepatuhan bisnis Lagi menjadi tantangan, dengan skor Mendunia mendekati 50 persen.
Laporan ini selaras dengan studi Bank Dunia sebelumnya, Unleashing Indonesia’s Business Potential, yang dirilis pada Juni 2024. Studi tersebut menyoroti perlunya reformasi peraturan guna menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, terutama dalam sektor manufaktur dan jasa.
Carolyn menilai di tengah ketidakpastian Mendunia, termasuk meningkatnya utang negara berkembang, perlambatan investasi, serta tantangan perubahan iklim, peran sektor swasta menjadi semakin vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Dengan perekonomian yang tetap tumbuh Kukuh di tengah tantangan Mendunia, Indonesia Mempunyai Kesempatan besar Buat Lalu memperkuat Esensial ekonominya melalui kebijakan yang mendorong investasi dan Hasil karya bisnis.
“Hal ini juga menyoroti sejumlah reformasi regulasi yang diperlukan Buat menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif dan kami percaya bahwa lingkungan ini Krusial Buat meningkatkan produktivitas di bidang manufaktur dan jasa,” tutur Carolyn.