DBD di Purwakarta Mengalami Tren Peningkatan

DBD di Purwakarta Mengalami Tren Peningkatan
Petugas melakukan fogging Demi mencegah peningkatan kasus DBD.(DOK/MI)

PENYAKIT demam berdarah dengue (DBD) Tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di Kabupaten Purwakarta. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta mencatat kasus DBD di Kabupaten Purwakarta selama 2024 mencapai 1.088 kasus dengan 14 Mortalitas.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Eva Lystia Dewi, mengatakan tren peningkatan kasus DBD  biasanya terjadi di awal tahun, sehingga masyarakat perlu lebih waspada

Menurut dia, pada 2024, kasus DBD mencapai 1.088 kasus dengan 14 Mortalitas.  Puskesmas Munjuljaya, Kecamatan Purwakarta, mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 157 kasus.

“Demi Januari 2025 telah tercatat 55 kasus dengan 1 orang meninggal dunia,” tambahnya, Sabtu (8/2).

Cek Artikel:  Harga Sembako di Subang Merambat Naik

Demi mencegah peningkatan kasus, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat menerapkan gerakan 3M plus, Yakni, Menguras tempat penampungan air secara rutin, Menutup rapat wadah-wadah penampungan air, dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Langkah tambahan (Plus) yang dianjurkan meliputi menjaga kebersihan lingkungan, Kagak membuang sampah sembarangan, menggunakan lotion atau obat nyamuk, memakai kelambu Begitu tidur, memasang kawat nyamuk pada Jendela rumah, serta mengenakan Pakaian tertutup berwarna terang.

“Upaya pencegahan ini harus diterapkan Kagak hanya di rumah, tetapi juga di sekolah, kantor, tempat ibadah, dan fasilitas Lumrah lainnya,” ungkap Eva.

Cek Artikel:  Mercure Bandung Nexa Supratman Gelar Latihan Simulasi Evakuasi Korban Kebakaran

Dia juga mengingatkan pentingnya mengenali gejala awal dengue, seperti demam tinggi (38°C). Apabila terdapat Personil keluarga yang mengalami demam, segera periksakan ke fasilitas kesehatan.

“Bagi pasien yang Kagak dirujuk, Krusial Demi memahami Langkah penanganan Independen di rumah, seperti memperbanyak minum air putih, 8-10 gelas per hari, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, serta menggunakan kelambu atau lotion anti nyamuk Demi mencegah gigitan nyamuk,” jelasnya.

Apabila muncul tanda bahaya seperti perdarahan dari hidung atau gusi, muntah Maju-menerus, nyeri perut, lesu atau Bimbang, napas terengah-engah, atau berkurangnya produksi urin, segera bawa pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat Demi mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Cek Artikel:  Kementerian PU Rampungkan Rehabilitasi dan Renovasi Infrastruktur Pascagempa Cianjur

 

Mungkin Anda Menyukai