Sirilus Siko Lampaui Batas Lewat Sepak Bola Amputasi

Pesepak bola amputasi Indonesia, Sirilus Siko (dok. Kemenpora)

Jakarta: Kisah hidup Sirilus Siko (24), atau yang akrab disapa Rilus, adalah cerita tentang keberanian, ketekunan, dan semangat yang tak mengenal kata “batas”. Lahir di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rilus telah menghadapi tantangan sejak lahir dengan disabilitas pada kaki kanannya. Tetapi, segala halangan itu Kagak menghentikan langkahnya Kepada mengejar impian, terutama dalam dunia sepak bola.

Sejak usia lima tahun, Rilus sudah menunjukkan minat besar dalam sepak bola. Meski kondisi fisiknya terbatas, ia Kagak merasa hal itu menjadi penghalang. Bahkan, ia bermain bola dengan Kolega-temannya yang non-disabilitas di Ende.

“Mereka (Kolega-Kolega) mungkin melihatnya Sayang, Hanya dari diri saya nyatanya emang tak apa-apa, tak Terdapat rasa takut. Saya main bola dengan tongkat,” ujarnya Demi ditemui di Wisma Kemenpora, Selasa (4/2). 

Cek Artikel:  Komentar Amorim tentang Rasmus Holjund yang Memukau

Keterbatasan, semangat, dan rasa percaya dirinya menjadi cikal bakal perjalanan panjangnya dalam dunia si kulit bundar. Selepas lulus SMA, Rilus mulai mencari informasi lebih lanjut tentang sepak bola amputasi melalui media sosial. 

Kala itu, dia Menonton sebuah konten yang menunjukkan adanya komunitas sepak bola amputasi di Surabaya. Tanpa ragu, Rilus memutuskan Kepada berangkat ke Kota Pahlawan meskipun dia Mengerti bahwa pengurus sepak bola amputasi di daerah tersebut belum Mempunyai sekretariat yang tetap. 

Kendati demikian, niat yang kuat tak membuatnya gentar. Berhasil, pengurus sepak bola amputasi Surabaya memberikan tempat tinggal kos Kepada Rilus.

Selama disana, Rilus saban harinya Kagak hanya berlatih tanpa mengenal lelah, tetapi juga Lalu memperjuangkan Kesempatan yang Terdapat. Kesempatan yang dinantinya tiba, dia mengikuti seleksi tim nasional sepak bola amputasi. 

Cek Artikel:  Empat Rekor Panjat Tebing Pecah di PON 2024

“Saya bersyukur saya Pandai lolos seleksi dan terpilih Kepada memperkuat tim nasional Kepada kejuaraan Artalive Challenge Cup 2023 di Malaysia,” katanya. 

Kejuaraan tersebut menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Rilus. Indonesia berhasil meraih Pemenang, dan dia turut berperan dengan mencetak satu gol. Meskipun posisinya sebagai winger Kagak mudah, dia menunjukkan bahwa keterbatasan fisik Kagak membatasi kemampuan dan semangatnya dalam bertanding.

Selepas turnamen itu, Rilus balik ke Surabaya. Guna menghidupi kebutuhan sehari-hari, dia pun memutuskan Kepada mencari pekerjaan agar Pandai tetap Berdikari. Tekadnya itu membawa dia mendapatkan pekerjaan sebagai kurir pengiriman di JNE. 

Menariknya, pihak perusahaan Kagak mempersoalkan kondisi disabilitasnya. Rilus menggunakan motor modifikasinya dalam menjalankan tugas. Dia membuktikan bahwa apapun hambatan fisik yang Terdapat, bukanlah halangan Kepada berkarya dan memberikan kontribusi.

Cek Artikel:  OnePride Bina Petarung Muda dengan Luncurkan Program Future Champ

“Perusahaan mendukung saya Kepada berkarier sebagai atlet. Kini saya Pusat perhatian Serempak tim nasional amputasi yang akan berlaga di Kejuaraan Sepak Bola Amputasi Asia 2025 di Bangladesh. Harap doa dan dukungan agar kami Pandai meraih hasil maksimal disana,” pungkas Rilus. 

Mungkin Anda Menyukai