Langkah Setitik.id lestarikan budaya Kota lelet Semarang

Jadi memang inginnya jangan Tiba Kota lelet terulang Tengah terbengkalai

Jakarta (ANTARA) – Oleh-oleh apa yang anda ingat Demi mengunjungi Kota Semarang? Niscaya sebagian besar menjawab bandeng presto, lumpia, moaci, hingga wingko babat yang memang sangat Terkenal.

Tapi, oleh-oleh Kagak melulu makanan kan? Batik tulis dari UMKM lokal Setitik.id misalnya, Pandai anda jadikan oleh-oleh lantaran kekhasannya yang menampilkan detil keindahan Kota lelet Semarang.

Berbeda dari batik-batik daerah kebanyakan yang langsung menjadikan ikon wisata sebagai bagian dari motifnya, jenama fesyen yang dibangun oleh Perempuan muda bernama Jessie Setiawati ini menggambarkan Kota lelet Semarang secara lebih detil dalam motifnya.

Inspirasi motif batik-batik Setitik.id didapatkan dari detil-detil fasad ataupun bagian bangunan yang terasa sangat out of the box.

Cek Artikel:  WIES 2023 di Sumbar dipercaya pacu pertumbuhan pariwisata dan ekonomi

“Jadi memang tujuannya Ingin mengangkat cerita Kota lelet sebagai cagar budaya bukan hanya tujuan wisata semata. Tapi juga Pandai jadi karya lain dalam bentuk kain,” kata Jessie menceritakan awal mula dirinya menciptakan batik tulis Demi ditemui baru-baru ini.

Ia menceritakan bahwa keinginannya melestarikan budaya lewat motif sudah berlangsung sejak 2012. Tetapi, karena penciptaan kreatif dari motif-motif itu tidaklah mudah maka idenya ini mulai terealisasi di 2016.

Secara total, Jessie menyiapkan sepuluh motif dari sembilan gedung-gedung ikonik di Kota lelet Semarang.

Beberapa gedung yang terkenal di antaranya Gedung Monod, Gereja Blenduk GPIB Immanuel Semarang, hingga bekas kantor perusahaan asuransi Belanda bernama Nilmij atau kini dikenal dengan nama Gedung Asuransi Jiwasraya.

Cek Artikel:  Merasakan pesona magis di Kampung Adat Osing

Pada Demi berjumpa, Perempuan berusia 32 tahun itu memamerkan dua motif yang terilhami dari Gereja Blenduk.

Motif pertama terinspirasi dari bentuk tangga spiral yang berada di dalam gereja.

Demi menambahkan kesan mendalam, Jessie juga memasukkan motif Kembang yang Eksis di podium Demi pengkhotbah menyempurnakan motif pertama ini.

Dituangkan pada kain berwarna kuning, dengan indahnya motif itu menggambarkan tangga melingkar yang menjadi penghubung antara Alas satu dan Alas dua di Gereja Blenduk yang telah berdiri sejak 1753.

Mungkin Anda Menyukai