Penerima Sokongan pangan beras. Foto: Istimewa.
Jakarta: Pemerintah memutuskan akan menghentikan sementara penyaluran Sokongan pangan, khususnya beras, Buat 16 juta masyarakat kurang Pandai selama musim panen raya yang Begitu ini sedang berlangsung.
“Jadi selama panen raya, atas rakortas terakhir itu kita hold dulu, Sokongan pangan, SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) itu hold dulu. Supaya beras Bulog itu nanti dibeli murah, kemudian masuk Kembali ke Bulog,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi Begitu ditemui di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Arief menerangkan keputusan Buat menghentikan Sokongan pangan beras kepada masyarakat akan ditahan hingga musim paceklik tiba.
“Ini Bulog punya stok, mau dikeluarin, ngeluarinnya salah satunya adalah SPHP, stabilisasi. Kalau misalnya panennya udah banyak, maka harga itu kan juga sudah bagus. Kalau harga sudah bagus, SPHP-nya perlu digelontorin Tak? Tak perlu, tahan dulu. Nanti kalau misalnya paceklik, baru digelontorin Kembali,” terang dia.
(Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Foto: dok pribadi)
Bulog serap gabah sesuai harga pemerintah
Adapun Dalih pemerintah menahan penyaluran Sokongan pangan beras adalah agar Bulog Dapat menyerap harga gabah petani yang telah ditetapkan pemerintah di harga Rp6.500.
“Jangan kita gelontorin Maju, nanti harga gabahnya turun Kembali. Kalau digelontorin harga berasnya tetap, maka harga gabahnya turun. Padahal kita Kembali cita-citanya petani itu mau supaya dapet Rp6.500,” cetusnya.
Lebih lanjut, Arief menegaskan kebijakan penetapan harga pokok penjualan (HPP) gabah sebesar Rp6.500 ini telah disosialisasikan kepada daerah di seluruh Indonesia dan mendapatkan dukungan dari Komisi IV DPR RI.
“Kemudian dalam rapat komisi IV juga didukung oleh Bu Titiek. Kemarin Segala mendukung, Nyaris Segala fraksi mendukung Buat Memajukan harga Rp6.500,” tutur Arief.