
Pemerintah melalui Kementerian Daya dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang memastikan penjualan LPG 3 Kg Bukan Tengah dijual di pengecer sejak Sabtu (01/02) Lewat, akibatnya tak hanya berdampak kaum ibu rumah tangga tapi juga para pedagang kecil.
Kebijakan tersebut Membikin elpiji 3 Kg langka dan sulit didapatkan, bagi pedagang kecil bila tak mendapatkannya maka berpengaruh terhadap dagangan yang tentu mengurangi pendapatannya, hal tersebut yang dirasakan oleh para pedagang kecil di kawasan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
Mail misalnya, pedagang warung kopi di jalan Gandul, Cinere ini kesulitan mendapatkan dan harus keliling mencari isi tabung gas 3 Kg, belum Tengah harganya yang melonjak, biasanya membeli dengan harga 20 ribu Rupiah kini dirinya mendapatkan dengan harga 23 ribu Rupiah.
“Kita sebagai pedagang kecil jadi susah, ya susah carinya susah, ya mahal, ya semogalah Dapat di (jual) diwarung-warung Eksis Tengah”, ujar Mail, kemarin.
Senada dengan Mail, Jaja pedagang gorengan dilokasi yang sama mengaku sulit mendapatkan elpiji 3 Kg, bahkan Kalau tak mendapatkannya maka Jaja terpaksa Bukan dagang, Demi membeli dipangkalan terkendala jarak dan Standar baru Eksis siang atau sore hari, padahal dirinya mulai menggorek sejak pagi hari.
“Ya susah kadang-kadang kita mikir dulu nih mau belanja dapat gas kagak, jadi kita nyari gas dulu, kalau sudah dapat gas baru kita belanja ini buat bahan gorengan. Standar beli tabung gas, nyarinya ya keliling, nyari-nyari kadang-kadang diwarung Eksis tinggal 1 sisa 2 kita bayarin itu jadi nyarinya muter-muter”, ungkap Jaja.
Dengan kondisi langkanya elpiji 3 Kg di pasaran, Anggota maupun pedagang kecil menginginkan pemerintah dapat segera menanggulanginya, serta berharap dapat Tengah dijual secara eceran diwarung-warung, lantaran keyersediaan elpiji 3 Kg menyangkut hajat orang banyak.(P-2)

