Latih 1 Juta Bakat Keamanan Siber, Kemkominfo Gandeng Indosat dan Mastercard

Latih 1 Juta Talenta Keamanan Siber, Kemkominfo Gandeng Indosat dan Mastercard
Ilustrasi(Medcom)

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Program Penguatan Kapabilitas Keamanan Siber bagi Satu Juta Bakat Digital, pada Kamis (12/9). Menggandeng Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard Indonesia, program akademi daring itu menandai langkah penting perjalanan Indonesia untuk menjadi kekuatan baru dalam ekonomi digital global.

Menkominfo Budi Arie Taatdi mengatakan kemitraan tersebut menandai tonggak penting dalam pengembangan sektor digital nasional. Dengan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kominfo, akademi daring akan berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar dan keterampilan praktis dalam keamanan siber bagi individu dan usaha kecil.

Program tersebut juga akan mendorong dan mengasah kemampuan keamanan siber Indonesia baik bagi para profesional yang sudah ada maupun talenta baru. Sehingga dapat menambah jumlah spesialis dalam bidang keamanan siber.

Baca juga : Membangun Masa Depan Keuangan Digital Indonesia yang Terjamin dan Inklusif

“Kami berkomitmen untuk mebangun ekosistem digital yang aman dan tangguh, di mana keamanan siber menjadi bagian penting dari misi ini. Dengan bergabungnya Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, kami meletakkan fondasi kuat untuk mempersiapkan talenta digital Indonesia menghadapi tantangan yang akan datang,” ujar Budi Arie dalam peluncuran Program Penguatan Kapabilitas Keamanan Siber bagi Satu Juta Bakat Digital, Kamis.

Cek Artikel:  Penemuan Perusahaan Aset Kripto Dongkrak Investor

Dia menjelaskan bahwa Indonesia masih membutuhkan banyak talenta digital, terutama dalam bidang keamanan siber. Lewat kerja sama ini diharapkan dapat mencetak 1 juta talenta digital yang mumpuni dalam 5 tahun ke depan.

“Kebutuhan akan talenta yang terampil dalam bidang keamanan siber makin signifikan. Data menunjukkan bahwa meskipun tenaga kerja keamanan siber tumbuh sebesar 12,6% antara tahun 2022 dan 2023, terdapat kekurangan hampir 4 juta profesional keamanan siber di seluruh dunia,” imbuhnya.

Baca juga : Instrukturan UMKM Dorong Pusingkatan Daya Saing Perempuan Klaten

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan bahwa pihaknya percaya talenta digital adalah kunci masa depan Indonesia. Kepada itu Indosat ikut berkolaborasi mendukung pengembangan talenta digital Indonesia yang mumpuni.

Cek Artikel:  SAMA Alliance Perkuat Kerja Sama Industri Marketing di Asia Tenggara

“Kami merasa terhormat dipercaya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendukung terobosan ini. Serempak dengan Mastercard, kami berkomitmen untuk mempercepat perjalanan Indonesia menuju negara yang maju dan aman secara digital, serta siap bersaing di kancah global. Dengan inisiatif bersejarah ini, kami yakin Indosat semakin dekat untuk memenuhi tujuan besar kami dalam memberdayakan Indonesia,” ucapnya.

Sementara itu, Country Manager and President Director of Mastercard Indonesia, Aileen Goh menjelaskan bahwa seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, frekuensi dan cakupan serangan siber juga meningkat. Kejahatan siber diproyeksikan akan merugikan dunia sekitar US$13,8 triliun pada tahun 2028.

Baca juga : Ikhtiar Melahirkan Bakat Digital Lewat Terampil di Mega

Selain meningkatnya kerentanan, survei global terbaru mengungkapkan bahwa 72% serangan siber di Asia disebabkan oleh kekurangan spesialis terampil di bidang ini. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas dan pembinaan talenta keamanan siber adalah kunci untuk memastikan ketahanan siber dan ekonomi digital yang aman.

Cek Artikel:  Permintaan Rumah Tapak di Tangerang Selatan Paling Tinggi Se-Jabodetabek

“Mastercard senang dapat berkontribusi pada inisiatif penting ini bersama Indosat dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kolaborasi ini akan membekali talenta Indonesia dengan keterampilan, pengetahuan, dan keahlian penting yang diperlukan untuk menghadapi ancaman di masa depan dan memperkuat kepercayaan dalam ekonomi digital, sehingga menjaga masa depan digital Indonesia,” kata dia.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Insan (BPSDM) Kominfo Hary Budiarto menambahkan bahwa tidak ada target audiens khusus dalam pelatihan. Segala kalangan mulai dari mahasiswa, pemula, expert, hingga masyarakat umum bisa mengikuti pelatihan ini.

“Mulai 1 Oktober kita akan buka pendaftaran di website-nya DTS. Indosat sedang men-translate modul pembelajaran ke Bahasa Indonesia, karena yang mengakses ini berbagai segmen. Ini terbuka untuk semuanya,” ucapnya. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai