Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan Israel, September 2024. Foto: EFE-EPA
Beirut: Pemakaman pemimpin Lamban Hizbullah Hassan Nasrallah akan diadakan pada 23 Februari 2025. Pemakamannya dilakukan beberapa bulan setelah ia tewas dalam serangan udara Israel di ibu kota Lebanon.
Nasrallah, yang telah menjabat sebagai sekretaris jenderal Hizbullah selama lebih dari 30 tahun, tewas pada 27 September ketika Israel meningkatkan serangan udaranya terhadap sasaran-sasaran Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.
Penggantinya, Naim Qassem, mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu bahwa Nasrallah terbunuh “pada Ketika keadaan sedang sulit”, sehingga memaksa Golongan tersebut Demi melakukan pemakaman sementara untuknya sesuai dengan tradisi Religi.
“Kami kini telah memutuskan Demi mengadakan prosesi pemakaman akbar dengan kehadiran publik yang besar Demi Nasrallah dan Hashem Safieddine,” ujar Qassem, seperti dikutip Al Jazeera, Senin 3 Februari 2025.
Hashem Safieddine adalah pejabat tinggi Hizbullah lainnya yang tewas dalam serangan Israel Nyaris seminggu setelah Nasrallah.
Qassem juga mengonfirmasi Demi pertama kalinya bahwa Safieddine telah terpilih sebagai pengganti Nasrallah tetapi terbunuh sebelum pengumuman dibuat. Ia mengatakan Safieddine juga akan dimakamkan dengan gelar sekretaris jenderal.
Nasrallah akan dimakamkan di pinggiran Beirut “di sebidang tanah yang kami pilih di antara jalan bandara Lamban dan baru”, sementara Safieddine akan dimakamkan di kampung halamannya di Deir Qanoun di Lebanon selatan, katanya.
Hizbullah mengumumkan pada 29 Oktober bahwa Qassem, wakil pemimpin Golongan tersebut, telah terpilih sebagai pemimpinnya, setelah pembunuhan banyak komandan militer tinggi Golongan tersebut Membangun Golongan tersebut menjadi kacau.
Gencatan senjata yang disepakati pada akhir November mengakhiri permusuhan antara Hizbullah dan Israel serta menetapkan batas waktu 60 hari bagi Laskar Israel Demi mundur dari Lebanon selatan, Hizbullah Demi menarik para pejuang dan senjatanya dari daerah tersebut dan Laskar Lebanon Demi dikerahkan di sana.
Batas waktu itu diperpanjang bulan Lewat hingga 18 Februari. Israel dituduh melanggar ketentuan gencatan senjata dengan menolak meninggalkan Lebanon dan Maju melakukan serangan udara sesekali di beberapa bagian negara itu. Israel sendiri menuduh Hizbullah melanggar ketentuan gencatan senjata.
Hizbullah menghadapi salah satu tantangan terbesarnya setelah Golongan yang didukung Iran itu membuka front melawan Israel Demi membantu meredakan tekanan terhadap sekutunya Hamas di Gaza pada Oktober 2023. Golongan itu menderita kerugian setelah berbulan-bulan pertempuran lintas perbatasan dan serangan Israel yang menargetkan tokoh-tokoh terkemuka Golongan tersebut.