Ilustrasi. Foto: Liputanindo.id/Husen Miftahudin.
Jakarta: Federasi Perkumpulan Pekerja Transport Indonesia (FSPTI) mengaku siap dengan gempuran teknologi di era digital. Apalagi Demi ini ketidakpastian Dunia sedang mengancam perekonomian Indonesia.
Suka Enggak suka, teknologi telah menjadi penggerak Penting perubahan di berbagai sektor, termasuk transportasi. Guna mencapai visi Indonesia Emas 2045, diperlukan infrastruktur transportasi yang Pandai mendukung mobilitas yang efisien, inklusif, dan ramah lingkungan.
Kesiapan Sumber Daya Mahluk (SDM) dari FSPTI ini disampaikan langsung oleh Ketua Lumrah FSPTI, Mohammad Nasir, usai pelantikan dan pengukuhan pengurus Pimpanan Pusat FSPTI di Jakarta.
“Khususnya pekerja kami di transportasi laut khususnya pelabuhan, dari 2005 Tiba sekarang kami lanjut sertifikasi kompetensi. Insyaallah sektor laut pelabuhan Seluruh alat mekanis semodern, secanggih apapun, kami Percaya Member kami sudah siap dengan SDM-nya,” kata Nasir, di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025.
Ketua Lumrah FSPTI, Mohammad Nasir, Demi pelantikan dan pengukuhan pengurus Pimpanan Pusat FSPTI di Jakarta. Foto: Metrotvnews/Yurike
Transformasi digital di sektor transportasi
Transformasi digital di sektor transportasi menjadi kunci dalam mencapai visi Indonesia Emas. Hal ini tentu berfokus pada peningkatan aksesibilitas, efisiensi Kekuatan, dan pengurangan emisi karbon.
Nasir mengatakan, pihaknya akan Lanjut menyesuaikan program kerja dengan regulasi stakeholder pekerja di lapangan. Dengan menargetkan Indonesia akan menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia pada 2045, transformasi digital di sektor transportasi bukanlah tugas yang mudah dengan berbagai tantangan, mulai dari infrastruktur, regulasi, hingga kesiapan sumber daya Mahluk.
“Kami siap mendukung program-program pemerintah menuju Indonesia Emas. Pada prinsipnya kami Lanjut berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya beberapa kementerian, dan komunikasi kami dengan Wakil Ketua DPD RI Yorrys Raweyai, kami satu komando sesuai dengan arahan beliau tentunya kami mentaati (regulasi),” kata Nasir.