Sektor Jasa Keuangan RI Kukuh, Ini Faktornya

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Jakarta: Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga Kukuh di tengah dinamika perekonomian Mendunia. Hal ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang manageable, serta kinerja sektor jasa keuangan yang tumbuh positif.

Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2024 mencatatkan double digit growth sebesar 10,39 persen year on year (yoy menjadi Rp7.827 triliun, didorong oleh Kredit Investasi yang tumbuh tinggi sebesar 13,62 persen yoy dan diikuti oleh Kredit Konsumsi 10,61 persen yoy, sedangkan Kredit Modal Kerja tumbuh 8,35 persen yoy.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,08 persen dan NPL net sebesar 0,74 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,28 persen.

Cek Artikel:  Bulog Jamin RI Punya Stok 2 Juta Ton Beras hingga Akhir 2024

Di sisi lain, Anggaran Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 4,48 persen yoy menjadi Rp8.837 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 3,34 persen, 6,78 persen, dan 3,50 persen yoy.


Ilustrasi. Foto: Medcom

 

 

Ketahanan perbankan terjaga kuat

Ketahanan perbankan terjaga kuat dengan tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan yang berada di level tinggi sebesar 26,68 persen. Likuiditas perbankan pada Desember 2024 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 112,87 persen dan 25,59 persen, jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Melansir laman Kementerian Keuangan, Senin, 27 Januari 2025, di tengah berbagai tantangan ketidakpastian geopolitik Mendunia, sepanjang 2024 perkembangan Pasar Modal Indonesia tetap menunjukkan resiliensinya.

Cek Artikel:  InJourney Hospitality Dorong Literasi Buat Pendidikan Indonesia

Meski pasar saham domestik sepanjang 2024 ditutup melemah ke level 7.079,91 atau turun 2,65 persen, investor nonresiden Tetap membukukan net buy sebesar Rp16,53 triliun serta nilai kapitalisasi pasar naik menjadi Rp12.336 triliun atau tumbuh sebesar 5,74 persen.

Penghimpunan Anggaran oleh korporasi di pasar modal di 2024 juga dalam tren positif, tercatat nilai penawaran Lumrah mencapai Rp259,24 triliun dengan 43 emiten baru. Memasuki Januari 2025, pasar keuangan domestik Tetap bergerak fluktuatif seiring ekspektasi melambatnya laju pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) dan potensi kebijakan pemerintahan AS.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada posisi 7.232,64 per 23 Januari 2025 menguat 2,16 persen dibandingkan penutupan IHSG akhir 2024 (7.079,91). Nonresiden di pasar saham domestik per 23 Januari 2025 mencatatkan net sell sebesar Rp3,04 triliun ytd.

Cek Artikel:  SBI Tingkatkan Penjualan 2023 Menjadi 13,86 Juta Ton

Sementara di Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Anggaran Pensiun (PPDP), aset industri asuransi per Desember 2024 mencapai Rp1.133,87 triliun atau tumbuh 2,03 persen yoy.

Mungkin Anda Menyukai