Angela Tanoesoedibjo: Alam aset terbesar pariwisata Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia ​​​​​​Angela Herliani Tanoesoedibjo mengatakan alam merupakan aset terbesar pariwisata Indonesia oleh Karena itu harus dijaga keberlanjutannya.

“Alam merupakan salah satu aset terbesar bagi pariwisata Indonesia. Kalau kita lihat lima destinasi super prioritas (DSP) sekarang ini, orang datang karena alam kita Kagak Eksis duanya,” kata Angela dalam keterangannya pada Rabu.

Oleh karena itu, keberlanjutan alam harus dijaga, salah satunya dengan penanganan sampah. “Ini harus menjadi prioritas, agar nilai ekonomi pariwisata yang Mempunyai Pengaruh berganda, multiplier effect, sangat besar Dapat diteruskan dari generasi ke generasi,” katanya melanjutkan.

Lebih lanjut Angela lantas menambahkan dia mendukung pengelolaan sampah di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia. Sementara itu, guna menjawab permasalahan sampah di Indonesia harus dengan Langkah sistematik, kolaboratif dan langsung menyasar kepada akar permasalahan yang berbeda-beda di setiap daerah, kata dia.

Cek Artikel:  OYO perkuat eksistensi dengan 2.500 properti Spesial di Indonesia

Salah satu upaya kolaboratif dalam menanggulangi sampah di sektor pariwisata adalah munculnya gelaran Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) persembahan Yayasan Anak Bangsa Dapat (YABB), bagian dari Group GoTo yang bertujuan Demi menyelesaikan permasalahan sampah di Bali, Waduk Toba, dan Labuan Bajo.

CCE dimulai pada November 2021 dengan mengembangkan kapabilitas 33 peserta yang membawa perubahan yang disebut sebagai changemakers, serta memantik kolaborasi yang mengkoneksikan Sekeliling 200 organisasi lewat Catalyst Changemakers Lab (Lab).

Tiga Grup changemakers yang terpilih kemudian mendapatkan pendanaan Demi mengimplementasikan solusi inovatif melalui proyek percontohan di Semarang, Bandar Lampung, dan Makassar.

Melalui CCE, para pelaku usaha rintisan dan organisasi kemasyarakatan diajak Demi menciptakan Hasil karya yang dapat mempercepat penerapan ekonomi sirkular dan mewujudkan Indonesia bebas sampah.

Cek Artikel:  Empat hal yang perlu disiapkan bila berencana melancong ke Dubai

Tahun ini, CCE gelombang kedua akan berfokus Demi menyelesaikan permasalahan sampah melalui penerapan ekonomi sirkular. Sampah Tetap menjadi salah satu isu sentral Demi membangun ketangguhan terhadap iklim. Menurut data, permasalahan sampah menyumbang 6,94 persen emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia , dan hal ini Tetap Lanjut terjadi dari tahun ke tahun.

Monica Oudang, Chairperson Yayasan Anak Bangsa Dapat mengungkapkan bahwa YABB banyak belajar dari berbagai pihak dalam menyelesaikan masalah kompleks, Adalah solusi jangka panjang berasal dari kolaborasi lintas sektor.

“Oleh karena itu, YABB meluncurkan Catalyst Changemakers Ecosystem gelombang kedua sebagai Bentuk dari tekad kami Demi Lanjut menciptakan Pengaruh yang lebih besar,” kata Monica.

Cek Artikel:  Rayakan Natal dan Tahun Baru 2024 di THE 1O1 Yogyakarta Tugu dengan Tema Neon Wonderland

CCE memilih pendekatan ekonomi sirkular karena perannya yang vital dalam menyelesaikan masalah sampah dan turut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon. Melalui pendekatan ini, CCE menghubungkan para pembuat Pengaruh di area hulu dan hilir agar solusi yang dihasilkan dapat menjadi lebih holistik. Demi Letak implementasi solusi, CCE memilih kawasan pariwisata karena peran pentingnya dalam mendorong perekonomian negara.

Baca juga: Wamenparekraf: Pemerintah Lanjut pacu pelaku ekonomi kreatif naik kelas

Mungkin Anda Menyukai