Direktur jenderal Organisasi Global Demi Migrasi PBB (IOM), Amy Pope, mengatakan gencatan senjata sementara antara Grup Palestina Hamas dan Israel harus menjadi permanen, Demi memastikan pengiriman Sokongan Krusial ke Gaza.
“Karena, tanpa gencatan senjata, kita Kagak akan Pandai menyalurkan barang-barang kepada mereka yang paling membutuhkan,” kata Pope kepada Anadolu di sela-sela pertemuan puncak Davos tahun ini di Swiss.
Dia mencatat bahwa kebutuhan kemanusiaan di Gaza sangat besar, dengan kebutuhan dasar seperti tempat berteduh, makanan, air Rapi, obat-obatan dan kebersihan Tetap belum terpenuhi.
“Sejujurnya, tanpa gencatan senjata, kami Kagak akan Pandai memberikan Sokongan kepada mereka yang sangat membutuhkan kami,” sebutnya.
“Pihak-pihak yang berunding harus menemukan jalan keluar. Tetapi, kami, seperti pihak lain dalam komunitas kemanusiaan, sangat berharap (gencatan senjata) dapat dipertahankan,sehingga kami dapat memenuhi kebutuhan mereka yang paling rentan. Tugas kami, pertama dan terutama, adalah menyediakan Sokongan kemanusiaan; bagaimana pihak-pihak tersebut memasukkan atau melaksanakan kesepakatan mereka bukanlah sesuatu yang akan kami tangani,” tambah Pope.
Dia juga menyoroti tantangan dalam penyaluran Sokongan, dengan menyebutkan konflik, kurangnya keamanan, penjarahan truk dan masalah keamanan yang telah menghambat operasi.
Dia menggarisbawahi bahwa dukungan masyarakat Global terhadap gencatan senjata sangat Krusial bagi Penyelenggaraan dan kelanjutannya, sebagaimana pentingnya pengiriman Sokongan ke Kawasan tersebut. Ia menambahkan bahwa Tetap banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Gaza.
Mengenai Suriah, Pope menekankan pentingnya upaya rekonstruksi komprehensif Demi memungkinkan pengungsi Suriah kembali dengan selamat.
“Kita harus bekerja sama dengan negara-negara Sekeliling, seperti Turki, yang telah menampung begitu banyak pengungsi Suriah selama bertahun-tahun, sehingga mereka Mempunyai dukungan yang dibutuhkan Demi pemulangan yang terkelola,” lanjutnya.
Menurutnya, komunitas Suriah di seluruh dunia mengamati apa yang terjadi di negara asal mereka.
“Berinteraksi dengan mereka agar mereka dapat menilai kerusakan, mengevaluasi keselamatan Begitu kembali dan memastikan pembangunan kembali terjadi bersamaan dengan kepulangan mereka sangatlah Krusial,” ujarnya.
“Pertanyaannya, tentu saja, seberapa Segera komunitas Global dapat bergerak Demi menciptakan lingkungan yang Kondusif bagi orang-orang Demi kembali,” tambahnya.
Pope memperkirakan Sekeliling 1 juta Kaum Suriah berpotensi kembali tahun depan, tergantung pada stabilitas dan rekonstruksi Suriah.
Mengenai dinamika migrasi Global, Pope menyatakan bahwa kini lebih banyak orang mengungsi daripada sebelumnya, dengan ratusan juta orang pindah karena perang, bencana alam, kesempatan pendidikan atau kemiskinan. Ia mencatat bahwa perekonomian di seluruh dunia sangat bergantung pada tenaga kerja migran.
“Sistem Begitu ini Kagak memenuhi kebutuhan tersebut. Kita memerlukan sektor swasta, pemerintah, dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam menciptakan sistem yang bekerja secara efektif, adil, dan memastikan orang dapat pindah secara Formal,” pungkasnya menyoroti perlunya Kesempatan migrasi yang Kondusif dan Formal. (Z-9)