PLN Nusantara Power Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) memutuskan Buat melakukan penurunan pembukaan pintu pelimpahan air atau waduk PLTA Koto Panjang dari 5 x 1 meter menjadi 5 x 50 cm. Keputusan itu juga terkait dengan banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Riau yang berada di daerah Aliran sungai (DAS) Kampar dan sekitarnya.
“Sehubungan dengan penurunan intensitas curah hujan di sisi hulu waduk PLTA Koto Panjang, dengan diikuti turunnya Inflow rata-rata Sekeliling 1000 m3/s dan menyebabkan level elevasi waduk PLTA Koto Panjang cenderung turun. Maka kami informasikan pengurangan ketinggian pembukaan pintu pelimpah air waduk (spillway gate) yang sebelumnya pembukaan di posisi 5 pintu x 100 Cm, secara bertahap dua hari ke depan hingga 50 cm,” kata Manager ULPLTA Koto Panjang Dhani Irwansyah, Selasa (21/1).
Ia menjelaskan, penurunan spillway gate dilakukan dengan bertahap dimulai pada Selasa (21/1) pukul 14.00 WIB. Dari bukaan pintu pelimpah sebelumnya 5 pintu x 100 Cm menjadi pengurangan tinggi bukaan pintu pelimpah 5 pintu x 30 Cm. Sehingga total bukaan pintu pelimpah 5 pintu x 70 Cm.
“Perkiraan penurunan permukaan Sungai Kampar pada Selasa (21/1) Sekeliling 30 Tiba dengan 50 cm dari kondisi terakhir,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, penurunan bukaan pintu spillway gate dilanjutkan pada Rabu (22/1) pukul 10.00 WIB, dengan bukaan pintu pelimpah sebelumnya 5 pintu x 70 Cm menjadi pengurangan tinggi bukaan pintu pelimpah 5 pintu x 20 Cm.
“Sehingga total bukaan pintu pelimpah pada Rabu (22/1), Adalah 5 pintu x 50 Cm. Perkiraan penurunan permukaan Sungai Kampar Sekeliling 20 Tiba dengan 40 cm dari kondisi terakhir,” jelasnya.
Ia menegaskan, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat daerah hilir waduk PLTA Koto Panjang Buat berhati-hati dan waspada dalam beraktifitas di sepanjang Aliran Sungai Kampar.
Sementara Badan Penanggulan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau M Edi Afrizal menyampaikan banjir Ketika ini melanda sejumlah daerah di Riau. Dari data banjir yang masuk banjir yang terparah terdapat di Kabupaten Kampar Eksis 4 Kecamatan dan 19 desa, dengan jumlah Kaum yang terdampak sebanyak 2.530 kepala keluarga (KK), yang mengungsi Eksis 6 KK, termasuk fasilitas Standar, pendidikan, perkantoran, dan kebun seluas 292 Ha. Daerah lain Kabupten Siak, terdapat 2 kecamatan dan 2 desa, dengan jumlah terdampak banjir 823 KK, dan yang mengungsi sebanyak 51 KK.
Selanjutnya di Kabupaten Pelalawan, banjir di 3 kecamatan, 4 desa, Kaum terdampak 309 KK, mengungsi 19 KK, begitu juga dengan fasilitas Standar, perkantoran dan pendidikan, dan jalan sepanjang 3,5 kilometer (Km). Buat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), jumlah Kaum terdampak banjir sebanyak 9 KK di 3 Kecamatan dan 3 desa.
“Buat total Dampak dari kejadian bencana hidrometeorologi ini hingga 19 Januari sebanyak 28 kejadian di 12 Kecamatan dan 28 desa. Yang terdampak banjir sebanyak 3.671 KK, yang mengungsi 68 KK, dan jalan yang terkena banjir sepanjang 11,5 kilometer di beberapa daerah,” jelasnya.
“Daerah lain yang terkena banjir seperti Inhil juga terdampak. Kita sudah menyerahkan Sokongan ke daerah yang terdampak banjir sesuai dengan pengajuan dari daerah. Kampar, Inhu, Pelalawan, sudah diserahkan Sokongan. Buat tenda pengungsi masing-masing daerah sudah tersedia, Apabila mereka kekurangan tenda dan Bahtera karet segera akan kita kirimkan Sokongan sesuai dengan permintaan daerah,” pungkasnya. (S-1)