Kejar Swasembada Pangan 2025, Eksis Penambahan 2 Juta Ha Luas Tanam dan Sawah di Daerah Irigasi

Kejar Swasembada Pangan 2025, Ada Penambahan 2 Juta Ha Luas Tanam dan Sawah di Daerah Irigasi
Petani menanam padi di Kelurahan Martubung, Medan Labuhan, Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/12/2024). Kementerian Pertanian akan menggarap lahan seluas 2,3 juta hektare sawah yang meliputi optimalisasi lahan rawah, cetak sawah baru dan normalisasi irigasi(Antara)

PEMERINTAH berupaya Bisa mencapai Sasaran swasembada pangan 2025 di antaranya dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat yang salah satunya digelar di Sulawesi Selatan.

Menteri Pekerjaan Lazim (PU) RI, Dody Hanggodo, mengungkapkan bahwa kementeriannya tentu saja mendukung program swasembada pangan tersebut dengan Langkah penambahan luas tanam dan luas sawah sedikitnya 2 juta hektare (ha) di daerah irigasi.

“Kita juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, dan Membangun nota kesepahaman Buat bekerja sama menyukseskan program swasembada pangan itu, termasuk Naskah sinkronisasi pencapaian program swasembada pangan,” ungkap Dody.

Disebutkan Eksis dua Langkah penambahan luas lahan dan sawah, Ialah dengan Langkah intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi Ialah dengan menambah luas tanam melalui optimalisasi Indek Pertanaman (IP), penambahan luas tanam dengan optimalisasi lahan pertanian (oplah) dan pompanisasi, Lampau dukungan sarana produksi seperti benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian (alsintan), serta penerapan teknologi irigasi padi Irit air.

Cek Artikel:  Wartawan Tribrata.tv dan Keluarga Tewas dalam Kebakaran di Karo, Polda Sumut Buka Posko Pengaduan

Sementara ekstensifikasi, Ialah penambahan luas sawah dengan melakukan percetakan sawah pada daerah layanan irigasi, cetak sawah baru. “Sisanya, mengelolaannya sama dengan intensifikasi,” lanjut Dody.

“Dengan demikian maka yang akan dikerjakan PU dalam hal ini, Ialah penambahan luas tanam di daerah irigasi melalui optimalisasi IP seluas 483.563 ha jadi 537.855 ha. Lampau penambahan luas tanam melalui oplah menjadi 665.485 ha, dan pompanisasi menjadi 884.261 ha. Yang Kalau ditotal seluruhnya Eksis 2.087.602 ha,” sambunya.

Tertentu Buat Sulsel, luas daerah irigasi eksisting luasnya mencapai 647.495 ha. Buat penambahan luas tanam melalui optimalisasi IP dan oplah juga pompanisasi luasnya Sekeliling 213.521 ha. Sulsel mempunyai 28 daerah irigasi.

Cek Artikel:  Wapres Harap Pasar Encik Puan Perak Pandai Bertanding di Tingkat Mendunia

Pada tahun 2025 ini, Eksis empat daerah irigasi yang akan dibangun dan direhabilitasi, Ialah pembangunan saluran sekunder daerah irigasi Baliase Luwu Utara sepanjang 10,16 kilometer (Km), pembanguan saluran Esensial dan sekunder Giliren Wajo sepanjang 12,04 km, Lampau rehabilitasi saluran sekunder Bendung Saddang di Sidenreng Rappang (Sidrap), juga rehabilitasi saluran Esensial Bendungan Kelara dan Karalloe di Jeneponto.

“Dengan demikian, keseluruhan nanti Bisa mengairi 2.556 lahan,” tambah Dody Hanngodo, pada Rakor Bidang Pangan di Sulsel, Jumat (17/1) Lampau.

Lampau kenapa penerapan teknologi irigasi padi Irit air? Ia menjelaskan, karena itu berada di daerah irigasi rentang dengan kebutuhan bibit lebih sedikit dibanding yang konvensional, serta produktivitas rata-rata (demplot), sama dengan jumlah kebutuhan bibit yang ditanam.

Cek Artikel:  Ngeri! Perempuan Surabaya Ini Curhat 10 Tahun Diteror Mantan Sahabat Sekelas dan Dikirimi Gambar Kelamin

“Misal kita tanam bibit 10 kilogram (kg)/Ha, maka produktivitas rata-ratanya juga 10 ton gabah kering panen (GKP) per hektarenya,” Dody mencontohkan.

Hanya saja, Buat Penyelenggaraan demplot atau metode dengan Membangun lahan Teladan, baru Eksis di Jawa Barat, Ialah Cirebon, Indramayu, dan Majalengka. (LN/J-3)

Mungkin Anda Menyukai