Jutaan Anggota Jawa Tengah Tetap Hidup di Rendah Garis Kemiskinan

Jutaan Warga Jawa Tengah masih Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Kawasan Kota Semarang Tetap terlihat kumuh, menurut Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu Tetap Terdapat 44 hektare kawasan kumuh di daerah ini.(MI/Akhmad Safuan)

JUMLAH Anggota miskin di Jawa Tengah Tetap tinggi, yakni 439 Anggota yang tergolong miskin ekstrem, 166.346 Anggota sangat miskin dan 3.570.433 Anggota miskin, dibutuhkan penanganan Segera Demi pengentasan kemiskinan tersebut.

Pemantauan Media Indonesia, Jumat (17/1), masalah kemiskinan Tetap menjadi pekerjaan rumah bagi Jawa Tengah yang hingga kini belum terselesaikan, Tetap Terdapat jutaan Anggota tergolong miskin karena pendapatan rendah hingga terpaksa mengalami kekurangan Demi kebutuhan hidup dan menempati rumah Tak layak huni karena menganggur.

Kondisi ini menuntut intervensi pemerintah Demi bergerak Segera mengatasi masalah kemiskinan, karena berdasarkan catatan Dinas Sosial Jawa Tengah Nomor kemiskinan Tetap cukup tinggi yakni  439 Anggota yang tergolong miskin ekstrem, 166.346 Anggota sangat miskin dan 3.570.433 Anggota miskin.

“Sehari pendapatan kurang Rp50.000-Rp65.000  Demi memenuhi kebutuhan 3 jiwa yakni saya, istri dan satu anak, kami harus kerja keras,” ujar Suparmin, 45, buruh kuli angkut di Pasar Johar Semarang.

Cek Artikel:  Kapal Imigran Rohingya Terombang-ambing di Perairan Aceh Selatan, Tak Ditarik dan Hanya Diberi Donasi

Hal serupa juga diungkapkan Suradi, 50, buruh tani di Kabupaten Demak, sehingga Demi memenuhi kebutuhan keluarga dengan dua anaknya yang Tetap sekolah terpaksa menambah Pendapatan dengan bekerja serabutan ke Kota Semarang di sela-sela waktu mengharap sawah orang lain dengan upah 75.000 per hari. “Kalau Kembali musim tanam Tetap Terdapat kerjaan mencangkul setiap hari, tetapi Ketika kemarau menganggur,” imbuhnya.

Kepala Dinas Sosial Jawa Tengah Imam Maskur membenarkan kondisi kemiskinan Tetap cukup tinggi di Provinsi Jawa Tengah, bahkan Tetap ratusan ribu Anggota tergolong sangat miskin dan miskin ekstrem sehingga perlu penanganan Segera terutama di sejumlah daerah seperti Wonogiri, Kudus, Kota Tegal dan Surakarta serta daerah lainnya Nyaris merata.

“Di Jawa Tengah berdasarkan catatan kami per Januari ini Tetap Terdapat  3,7 juta Anggota miskin terbagi dalam tiga kategori yakni miskin ekstrem (prioritas 1), sangat miskin (prioritas 2) dan Miskin (prioritas 3),” kata Imam Maskur.

Cek Artikel:  Polda Jabar Beberkan Hasil Pemeriksaan Psikologis Pegi Setiawan di Sidang Praperadilan

Anggota miskin di Jawa Tengah menurut Data Terpadu (DT), menurut Imam Maskur, yang didapatkan secara rinci by name dan by address mencapai 3.737.218, sedangkan Nomor kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) ialah hasil survei data makro, meskipun Nomor kemiskinan dari keduanya Tak jauh berbeda yakni kemiskinan di Jawa Tengah Tetap cukup tinggi.

Secara rinci perhitungan Anggota tergolong dalam kategori miskin, ungkap Iman Maskur, terutama masalah kemampuan dalam memehuni kebutuhan dasar mulai dari rumah, jamban hingga pendidikan, seperti satu keluarga yang per orangnya pendapatannya kurang dari 2 dollar, sedangkan satu keluarga Terdapat tiga orang, pendapatannya Tak Tiba Rp100.000.

Cek Artikel:  Truk Terobos Perlintasan Kereta Sentolo-Rewulu Akibatkan Kecelakaan, KAI Bawa ke Jalur Hukum

Dalam upaya pengentasan kemiskinan itu, demikian Imam Maskur, Dinas Sosial Jawa Tengah melakukan berbagai upaya salah satunya pemberdayaan dengan pelatihan keterampilan kepada Member keluarga usia produktif yang belum bekerja, sehingga diharapkan dapat terserap dalam dunia kerja hingga Bisa meningkat pendapatan hingga memenuhi kebutuhan hidup.

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih mengungkapkan jumlah penduduk miskin Jawa Tengah hingga September 2024 mengalami penurunan 307,9 ribu orang dibanding periode enam bulan sebelumnya. “Jumlah penduduk miskin per September 2024 mencapai 3,4 juta orang, turun dibanding Maret 2024 yang mencapai 3,7 juta orang,” ujarnya.

Menurut Endang Tri Wahyuningsih sumbangan pengeluaran rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2024 menjadi salah satu Unsur yang memengaruhi penurunan kemiskinan, juga  penurunan kemiskinan  dipengaruhi oleh tingkat inflasi September 2024 sebesar 1,57%, lebih rendah dibanding Maret 2024 yang mencapai 3,5%. (S-1)

Mungkin Anda Menyukai