Memperkuat Kedaulatan Pangan dengan Makanan Lelahl

Memperkuat Kedaulatan Pangan dengan Makanan Lokal
petani padi di kawasan Kecamatan Indrajaya dan sekitarnya menggelar tradisi kenduri bubur beras (ie bu breueh) menjelang panen raya.(Farida Hanum/MI.)

 

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Hilmar Farid menekankan bahwa kebudayaan memegang peranan penting dalam mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan. Melalui program Sekolah Lapang Kearifan Lelahl (SLKL) di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kemendikbud-Ristek menginventarisasi dan mendokumentasikan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang ada di wilayah tersebut, salah satunya makanan lokal.

“Pangan lokal bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan, tetapi juga soal identitas dan kebanggaan. Dengan memahami dan memanfaatkan bahan pangan lokal, kita sebenarnya sedang memperkuat kedaulatan pangan kita,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (14/9).

Baca juga : Mentan Amran Sulaiman Gelorakan Swasembada Pangan di HUT ke-79 RI

Cek Artikel:  Pemuda Lelahl Kunci Pemberdayaan Berkelanjutan di Masyarakat

Tercatat ada 10 OPK dan 589 data terkait OPK di Kabupaten Alor. Data tersebut mencakup berbagai aspek kebudayaan, di antaranya manuskrip tentang sejarah, tradisi lisan, pengetahuan tradisional, pangan lokal, permainan tradisional, teknologi tradisional, bahasa, dan pengetahuan tradisional yang berkaitan dengan sistem pangan lokal. Berdasarkan hasil program temukenali SLKL, disimpulkan bahwa pangan lokal adalah sebuah identitas dan sekaligus budaya masyarakat di Kabupaten Alor.

Dalam rangkaian program ini, diselenggarakan diskusi terpumpun yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk orang tua, perangkat sekolah, perangkat desa, dan para ahli pangan. Obrolan ini membahas bagaimana pemanfaatan bahan pangan lokal dapat dioptimalkan serta mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan pengolahan pangan lokal.

Cek Artikel:  9 Akibat Terlalu Sering Mandi Air Hangat

Para peserta sekolah diajak oleh Komunitas Finbargo—sebuah komunitas yang selama ini berfokus pada isu pangan sehat di NTT untuk memahami pentingnya mengonsumsi pangan lokal. Peserta diskusi juga diperkenalkan modul yang memuat informasi tentang kebutuhan konsumsi keluarga, menu sehat, serta keragaman bahan pangan lokal.

Baca juga : Kaya Antioksidan, Menu Berbasis Ubi Jadi Andalan

Selain menyasar masyarakat umum, rangkaian program SLKL ini juga menargetkan generasi muda, salah satunya siswa-siswi sekolah dasar. Siswa kelas 5 dan 6 SDN Hombol, Kabupaten Alor, mendapat pengenalan dan pembelajaran tentang makanan sehat berbasis pangan lokal melalui kegiatan makan sehat pangan lokal. Kegiatan makan sehat pangan lokal ini juga dihadiri oleh Pj Gubernur Nusa Tenggara Timur, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Terdapatt, Pj Bupati Alor, dan serta kepala dinas terkait.

Cek Artikel:  Mpox Varian Clade 1b Punyai Tingkat Penularan lebih Lekas

Para siswa mengikuti makan bersama dengan berbagai sajian makanan lokal, yang diharapkan dapat membangkitkan kebanggaan mereka terhadap kekayaan pangan lokal. Hal ini penting bagi generasi muda untuk memahami bahwa kedaulatan pangan bukan hanya tentang produksi dan konsumsi, tetapi juga tentang menjaga identitas.

“Ketika mereka bangga dengan kekayaan pangan lokal dan mampu memanfaatkannya dengan bijak, kita bukan hanya menjaga ekosistem, tetapi juga membangun kemandirian yang berkelanjutan untuk masa depan,” tutup Hilmar. (H-3)

Mungkin Anda Menyukai