Kebijakan Bulog Serap Beras daripada Gabah Rugikan Petani

Gedung Bulog. Foto: MI/Adam Dwi

Jakarta: Kebijakan Bulog yang lebih memprioritaskan penyerapan beras daripada gabah berpotensi merugikan petani.

 

“Dengan membeli beras, bukan gabah, Bulog melewatkan kesempatan Demi membantu petani mendapatkan harga layak. Petani terpaksa menjual gabah mereka kepada tengkulak dengan harga murah, sementara nilai tambah Malah dinikmati oleh pihak lain,” kata Ketua Biasa Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor dalam keterangan tertulis yang dilansir dari Media Indonesia, Minggu, 19 Januari 2025.

 

Langkah Bulog yang menyerap beras juga dikhawatirkan memperlemah semangat petani dalam berproduksi.

 

“Apabila petani merasa kerja keras mereka Enggak dihargai, produktivitas sektor pertanian Pandai terancam. Bagaimana kita Pandai mencapai swasembada pangan Apabila petani Lalu dirugikan?,” imbuh dia.

Cek Artikel:  Hyundai Klaim 200 Pemesanan Ioniq 6 Selama GIIAS 2023

 

Yadi pun menyampaikan keuntungan strategis yang Pandai diperoleh Bulog Apabila menyerap gabah, di antaranya gabah lebih mudah disimpan dalam jangka waktu panjang, sementara kualitasnya dapat diolah menjadi beras dengan standar yang lebih Bagus. Hal ini juga memberi Bulog kendali penuh atas proses pengolahan dan distribusi beras.

 

Yadi mengingatkan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar Bulog menyerap gabah di seluruh Indonesia tanpa terkecuali, sebagai bagian dari upaya mempercepat swasembada pangan.
 


Ilustrasi petani. Foto: MI

 

Keberlanjutan ketahanan pangan nasional

 

Kebijakan yang lebih berpihak pada petani bukan hanya tentang stabilitas harga, tetapi juga tentang keberlanjutan ketahanan pangan nasional.

Cek Artikel:  Penaikan HPP Gabah dan Jagung Harus Dirasakan Petani

 

“Pertanyaannya, Bulog sebenarnya membela siapa? Kebijakan ini harus dikoreksi Demi memastikan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan tetap mendapatkan perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan,” tutur dia.

 

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso mengatakan bahwa perum Bulog telah menargetkan penyerapan beras dari petani sebanyak 1,4 juta ton pada puncak panen raya di Maret-April mendatang.

 

Adapun sesuai penugasan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Bulog diminta menyerap 2 juta ton beras petani.

 

Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi juga menargetkan Bulog Demi menyerap beras petani sebanyak 2,5 juta Tamat 3 juta ton. Sasaran ini sejalan dengan penetapan harga terbaru pembelian HPP Demi GKP di tingkat petani.

Cek Artikel:  Kabinet Gemuk Prabowo Pagilai tidak Beratkan Anggaran Negara

Mungkin Anda Menyukai