Kebijakan Tak Impor Beras, Picu Penurunan Harga Beras Dunia

Kebijakan tidak Impor Beras, Picu Penurunan Harga Beras Dunia
(ANTARA)

KEBIJAKAN yang diambil Pemerintah Indonesia Buat Tak mengimpor beras, memicu penurunan harga beras di pasar dunia. Beras dari beberapa negara mulai turun dari Sekeliling US$540-US$590 dan turun Kembali hingga US$430-US$490 per metrik ton.

Hal itu diungkapkan Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, pada Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Aula Tudang Sipulung, Rumah Dinas Gibernur Sulsel, Jalan Sungai Tangka, Makassar, Jumat (17/1).

Kendati demikian, tentu Buat mendukung kebijakan Tak mengimpor beras, dengan Metode melakukan penyerapan gabah dan beras. Sehingga dilakukan penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) oleh Perum Bulog.

“Melalui pembaruan kebijakan HPP dan HET (Harga eceran tertinggi) diharapkan kesejahteraan petani meningkat, sehingga mendorong gairah petani Buat meningkatkan produksinya,” ungkap Arief Prasetyo.

Cek Artikel:  Desainer yang Pelesetkan Logo NU Jadi 'Ulama Nambang' Dilapor ke Polisi, Dituduh Melecehkan

Bahkan dari data Badan Pangan Nasional per 16 Januari 2025 disebutkan, rata-rata harga Gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.470 per kilogram, dengan harga GKP tertinggi di Sumatera Barat Yakni Rp7.256 per kilogram.

Sementara Buat Sulsel harga GKP Lagi di Nomor Rp5.900 per kilogram. Padahal pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyebutkan, sesuai permintaan petani, agar gabahnya dibeli dengan harga bagus.

“Kami sudah Memajukan harga gabah dan jagung, Buat gabah naik dari Rp6.000 jadi Rp6.500 per kilogram, dan jagung juga naik dari Rp5.000 jadi Rp5.500 per kilogram,” sebut Zulhas.

Cek Artikel:  Viral Pemotor Terobos dan Rusak Jalan Nanjung Jabar yang Baru Dicor

Agar pangan Lalu terjaga di seluruh Daerah di Indonesia tanpa impor, maka sejak 2024 dilakukan mobilisasi komoditas pangan melalui fasilitasi distribusi pangan. Dan hingga akhir Desember 2024 suda terealisasi sebanyak 750.793 kilogram.

“Eksis pun komoditas dengan jumlah paling banyak dimobilisasi, Yakni beras sebanyak 263.800 kilogram, Lampau cabai merah besar 206.400 kilogram,” lanjut Arief Prasetyo.

Spesifik Sulsel, mendistribusikan dua komoditas, Yakni beras sebanyak 25.200 kilogram ke Tual, Maluku, dan cabai rawit merah sebanyak 2.094 kilogram ke Manado, Sulawesi Utara. (S-1)

Mungkin Anda Menyukai