HASIL survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kredit kepemilikan kendaraan nermotor (KKB) tumbuh hingga akhir 2024.
“Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) OJK triwulan III 2024 menunjukkan kredit kepemilikan kendaraan bermotor sampai dengan akhir 2024 diproyeksikan masih akan tumbuh, meski melambat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Terjamin Santosa di Jakarta, Selasa (10/9).
Ia menuturkan proyeksi tersebut didorong oleh keyakinan bahwa permintaan KKB akan meningkat di triwulan IV 2024 seiring dengan banyaknya promo dan diskon akhir tahun yang nominalnya cukup besar. Selain itu, adanya insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah juga diharapkan dapat ikut mendorong peningkatan permintaan kredit kendaraan bermotor.
Baca juga : UMKM Terkendala Pembiayaan, OJK Luncurkan Peta Jalan Industri Penjaminan
Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) triwulan III 2024 yang melibatkan 93 bank responden juga menunjukkan optimisme perbankan bahwa kinerja perbankan akan semakin baik pada triwulan III 2024. Optimisme itu didorong oleh ekspektasi akan membaiknya kondisi makroekonomi, berlanjutnya peningkatan fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.
Sebelumnya, OJK mencatat premi kendaraan bermotor hingga periode Mei 2024 mencapai Rp9,39 triliun atau naik sebesar 5,36% (yoy), meski penjualan kendaraan domestik turun 13,29% di periode yang sama.
“Secara umum, premi kendaraan bermotor tidak hanya bersumber dari asuransi atas kendaraan baru, namun juga asuransi atas kepemilikan kendaraan yang sudah berjalan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Anggaran Pensiun OJK Ogi Prastomiyono, di Jakarta, Kamis (11/7).
Ogi menyampaikan, OJK mendorong perusahaan asuransi untuk berinovasi dan mendiversifikasi penawaran produk mereka guna mengurangi ketergantungan pada asuransi kendaraan bermotor.
“Ini dapat mencakup promosi asuransi berbasis penggunaan, telematika, atau jenis produk asuransi lain yang memenuhi kebutuhan dan perilaku konsumen yang berubah,” katanya. (Ant/E-2)