AS Tegaskan Gencatan Senjata Gaza Akan Dimulai Sesuai Rencana

Anggota Palestina merayakan gencatan senjata Hamas-Israel. Foto: The New York Times

Doha: Gencatan senjata Jalur Gaza harus dimulai pada Minggu 19 Januari 2024 sesuai rencana. Menteri Luar Negeri Amerika Perkumpulan (AS) Antony Blinken menyebutkan kesepakatan harus berjalan meskipun para negosiator perlu menyelesaikan ‘masalah’ di menit-menit terakhir.

Dengan adanya perpecahan yang sudah berlangsung Lamban di antara para menteri, Israel menunda pertemuan Kabinet Buat meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas. Laporan media mengatakan pemungutan Bunyi dapat dilakukan pada Jumat atau bahkan Sabtu, meskipun kesepakatan tersebut diharapkan akan disetujui.

Israel menyalahkan Golongan Hamas tersebut atas penundaan tersebut, bahkan ketika pesawat tempur Israel menggempur Gaza dalam beberapa serangan paling intens selama berbulan-bulan. Otoritas Palestina mengatakan sedikitnya 86 orang tewas pada hari itu sejak gencatan senjata diumumkan.

Pejabat senior Hamas Izzat el-Reshiq mengatakan, mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata, yang dijadwalkan mulai berlaku mulai Minggu Buat menghentikan pertumpahan darah selama 15 bulan.

Cek Artikel:  Viral! RS di China Diduga Guna Lembaga Ibu Pengganti Ilegal, Kemenkes Bentuk Tim Penyelidik

“Kagak mengherankan bahwa dalam proses dan negosiasi yang penuh tantangan dan ketegangan ini, Anda mungkin mendapatkan jalan buntu,” kata Blinken dalam konferensi pers di Washington, seperti dikutip Anadolu, Jumat 17 Januari 2025.

“Kami sedang menyelesaikan jalan buntu itu Ketika kita berbicara,” imbuh Blinken.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan para pihak Membikin kemajuan yang Bagus dalam mengatasi hambatan-hambatan di menit-menit terakhir. “Saya pikir kita akan Bagus-Bagus saja,” kata pejabat itu kepada Reuters.

Sebelumnya pejabat itu mengatakan satu-satunya perselisihan yang tersisa adalah mengenai identitas beberapa tahanan yang Mau dibebaskan Hamas. Utusan Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump berada di Doha dengan Penyambung Mesir dan Qatar yang bekerja Buat menyelesaikannya, kata pejabat itu.

Cek Artikel:  Alami Turbulensi Parah, Satu Penumpang Singapore Airlines Meninggal Dunia

Di dalam Gaza, kegembiraan atas gencatan senjata berubah menjadi kesedihan dan kemarahan atas pengeboman yang semakin intensif setelah pengumuman tersebut.

Bunyi Tamer Serbuk Shaaban bergetar Ketika ia berdiri di samping tubuh mungil keponakannya yang Lagi kecil yang terbungkus kain kafan putih di Dasar keramik Ruangan mayat Kota Gaza. Ia terkena pecahan peluru dari rudal Ketika bermain di halaman sekolah tempat keluarga itu berlindung, katanya.

“Apakah ini gencatan senjata yang mereka bicarakan? Apa yang dilakukan gadis muda ini, anak ini, hingga Layak menerima ini? Apa yang dilakukannya hingga Layak menerima ini? Apakah ia memerangi Anda, Israel?” tanya Shaaban.

Kesepakatan gencatan senjata muncul pada hari Rabu setelah mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS Buat menghentikan perang yang dimulai dengan serangan mematikan Hamas terhadap Israel dan menyaksikan Laskar Israel membunuh puluhan ribu Anggota Palestina serta menghancurkan Gaza.

Cek Artikel:  Rudal Rusia Hancurkan Rumah Sakit Anak-Anak di Kyiv, 41 Anggota Sipil Tewas

Kesepakatan tersebut menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan Laskar Israel secara bertahap. Puluhan sandera yang ditawan Hamas akan dibebaskan sebagai ganti ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.

Hal ini membuka jalan bagi lonjakan Donasi kemanusiaan Buat Gaza, tempat mayoritas penduduknya mengungsi, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kedinginan. Deretan truk Donasi berjejer di kota perbatasan Mesir, El-Arish, menunggu Buat menyeberang ke Gaza, setelah perbatasan dibuka kembali.

Perdamaian juga dapat memberikan manfaat yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk mengakhiri gangguan terhadap perdagangan Dunia dari gerakan Houthi Yaman yang berpihak pada Iran yang telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Pemimpin gerakan tersebut, Abdul Malik al-Houthi, mengatakan kelompoknya akan memantau gencatan senjata dan melanjutkan serangan Apabila gencatan senjata dilanggar.

Mungkin Anda Menyukai