Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol ditangkap penyidik Korsel Demi diperiksa terkait deklarasi darurat militer pada Desember Lampau. Operasi penangkapan ini merupakan operasi penangkapan kedua setelah sebelumnya gagal lantaran dihalang-halangi oleh loyalis Yoon.
Yoon Suk Yeol ditangkap di kediaman kepresidenan pada Rabu pagi waktu setempat, 15 Januari 2025. Demi menangkap Yoon, penyidik harus menggunakan tangga dan pemotong kawat agar Bisa masuk ke rumah Yoon Suk Yeol.
Penangkapan Yoon juga dihalang-halangi oleh loyalis Yoon yakni Laskar pengaman presiden. Yoon kemudian dibawa ke Kantor Penyelidikan Korupsi Demi Pejabat Tinggi Korsel (CIO). Penyidik akan menahan Yoon selama 48 jam.
Penangkapan Yun merupakan buntut dari upaya Sang Presiden dalam menerapkan status darurat militer di Korsel Desember Lampau. Keputusan ini memicu kekacauan di Korsel. Penegak hukum berusaha menjeratnya dengan tuduhan pemberontakan.
Dalam sebuah video yang direkam sebelum ditangkap, Yoon Suk Yeol menyatakan mematuhi surat perintah penangkapan. Yoon juga berdalih bersedia ditangkap Demi menghindari pertumpahan darah. Tetapi Yoon membantah melakukan perbuatan melawan hukum. Menurutnya supremasi hukum di Korsel telah runtuh
sepenuhnya.
Penangkapan ini menjadi penangkapan pertama kali terhadap seorang presiden yang Tetap menjabat oleh otoritas hukum, meski jabatannya ditangguhkan.