Berantas Judol dari Pucuk hingga Akar

MASYARAKAT tentu mengapresiasi, menghargai, atau bahkan kagum terhadap aparat Polda Metro Jaya. Terkhusus, ketika penyidik meminta keterangan mantan Menkominfo yang kini menjabat Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi.

Apresiasi itu diberikan karena Memperhatikan keseriusan dan keberanian penyidik Demi meminta keterangan dari siapa pun yang diduga terlibat dalam judi online (judol). Tanpa pandang bulu dan anggapan pisau yang tajam ke Rendah, dalam kasus judol pemeriksaan pun merambah jajaran atas. Penyidik dianggap berani dan tegak lurus menjalankan hukum meski harus berhadapan dengan orang yang Tetap berada di kekuasaan.

Budi Arie diperiksa terkait dengan terbongkarnya ‘jaringan orang dalam’ di tubuh Kementerian Komunikasi dan Digital (dulu Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo) yang diduga melindungi judol. Mereka ini diduga bak pagar makan tanaman.

Mereka yang mestinya menjaga gawang Demi menangkal dan memblokir situs-situs judol, diduga Bahkan merawat situs tersebut. Tentunya dengan imbal balik Doku dari para bandar.

Cek Artikel:  Seperempat Abad Mengais Keadilan

Pemeriksaan terhadap Budi Arie selaku mantan Menkominfo itu berlangsung Sekeliling 6 jam. Seperti penjelasan pihak kepolisian, Budi Arie dimintai keterangan terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi yang bersangkut paut dengan pasal suap hingga gratifikasi.

Di lain pihak, Budi Arie merasa hanya dimintai keterangan selaku saksi selama Sekeliling 2 jam. Itu pun, kata dia, hanya berisi Percakapan perihal pemberantasan judi online.

Terlepas dari perbedaan penjelasan itu, publik tentu Enggak mengharapkan perang terhadap judi online hanya Demi pencitraan, apalagi sekadar gimik. Jangan Tamat sekadar panas di awal, tapi berdamai kemudian.

Apalagi, pemerintah sebenarnya sudah Mempunyai infrastruktur lengkap Demi menghabisi praktik ilegal itu. Mulai dari pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online yang disusul dengan pembentukan Desk Pemberantasan Judi Online. Di dalamnya juga sudah berkumpul Variasi kementerian dan lembaga yang mengaku bergumul langsung dengan perkara judi online. Mestinya, judol bukan perkara yang susah Demi dimusnahkan.

Tetapi, fakta berbicara sebaliknya. Kian ke mari, aktivitas judol Bahkan Maju menggurita, Berkualitas dari segi jumlah pemain maupun dari sisi Doku yang berputar. Bila pada 2019 baru Eksis 1,3 juta Penduduk terpapar judol, pada 2020 sudah menjadi 2,5 juta orang. Kini, sudah 11 juta orang mencandu judol.

Cek Artikel:  Banyak Pilihan Hidupkan Demokrasi

Adapun dari sisi Doku yang berputar, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut perputaran Doku judol pada tahun ini sudah mencapai Rp900 triliun, padahal pada 2017 Lewat baru di Bilangan Rp2,1 triliun. Para penggerak judol bahkan mulai mengiming-imingi Variasi kemudahan agar orang terpikat judol, di antaranya dengan menurunkan Doku yang Bisa dipakai judi dari jutaan rupiah menjadi hanya Rp10 ribu.

Sungguh, sebuah ironi di kala pemerintah Maju memekikkan perang terhadap judol, jumlah pemain Bahkan Maju meningkat. Bisa jadi, masyarakat yang menjadi pemain sudah Enggak Acuh atau ketakutan Tengah dengan seruan pemerintah. Karena itu, Enggak Eksis kalimat lain, pemerintah harus hadir secara Konkret dan tegas.

Jangan hanya berani menyatakan memerangi judi Tamat ke akar-akarnya, tetapi lalai Demi menyikat aktor intelektualnya. Tegas ketika menyikat pemain dan bandar kelas keset kaki, tetapi Sebelah hati Ketika berhadapan dengan para bekingnya. Karena, memangkas akar hanya akan memunculkan akar baru sepanjang otaknya Tetap beroperasi.

Cek Artikel:  Dalih Menakutkan dari Jokowi

Publik tentu tetap berharap pada langkah aparat penyidik kepolisian. Jangan ragu, apalagi Tamat masuk angin, melawan terpaan perlawanan para bandar judol. Apalagi, polisi telah mulai memilah kasus judol dari sisi pidana dan juga tindak pidana korupsi.

Dengan begitu, penyidik kepolisian tentu Bisa mengikuti pergerakan Doku dari judi tersebut, atau yang dikenal dengan prinsip follow the money, Demi menelusuri tindak pidana pencucian Doku dari judol.

Masyarakat Tentu, negara beserta seluruh instrumen dan perlengkapannya Niscaya Bisa melakukan itu. Kuncinya ialah penegak hukum jangan Sekadar mengandalkan tekad. Aparat juga mesti berani melalukan aksi dengan keteguhan hati dalam memberantas judi online dari pucuk tertinggi hingga ke akar-akar paling Rendah.

 

 

Mungkin Anda Menyukai